Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Layang Deles (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1841) yang Tertangkap dengan Bagan Perahu di Perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Dahlan, Muh Arifin; Andy Omar, Sharifuddin Bin; Tresnati, Joeharnani; Nur, Muhammad; Umar, Moh. Tauhid
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.993 KB)

Abstract

Ikan layang merupakan salah satu komoditas ekonomis penting di Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan layang meliputi nisbah kelamin, Indeks Kematangan Gonad (IKG), Tingkat Kematangan Gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad dan fekunditas ikan layang deles yang tertangkap menggunakan bagan perahu di perairan Kabupaten Barru. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni hingga Oktober 2013 di Kelurahan Sumpang Binangae yang merupakan fishing-base nelayan penangkap ikan layang deles. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Nisbah kelamin dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat, TKG ditentukan secara morfologi, IKG dihitung menggunakan metode perhitungan (Johnson, 1971), ukuran pertama kali matang gonad diperoleh dari ukuran pertama pada TKG III dan fekunditas menggunakan metode gravimetric. Ikan layang deles yang diperoleh selama penelitian sebanyak 213 ekor, dengan nisbah kelamin jantan : betina adalah 2,33 : 1,00.  Secara statistik, nisbah kelamin ikan jantan dan betina bukan 1 : 1 atau dalam keadaan tidak seimbang (α = 0,05 ; X2 hitung = 59,6082;  X2 tabel = 9.488; db = 4).  Ikan layang deles pada perairan Barru diperoleh TKG I sampai V dengan IKG 0.0503– 4.4667 % untuk ikan jantan dan 0.2501 – 7.6677 % untuk ikan betina. Persentase ikan layang deles matang gonad tertinggi ditemukan pada bulan Juli dan September, baik untuk ikan jantan maupun ikan betina, sementara pada bulan Oktober ikan yang tertangkap didominasi ikan yang belum matang gonad. Ikan layang deles jantan matang gonad pada ukuran 142 mm dan betina pada ukuran 128 mm dengan fekunditas berkisar antara 1.512 - 34.875 butir.
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGASAPAN IKAN TERBANG DI KELURAHAN MOSSO, KABUPATEN MAJENE, PROVINSI SULAWESI BARAT Reski Fitriah; Muhammad Nur; Muhammad Nur Ihsan; Apriansyah Apriansyah; Nur Indah Sari Arbit; Ady Jufri; Tenriware Tenriware; Admi Athirah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.366 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3356

Abstract

ABSTRAKIkan terbang merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang melimpah dan memiliki nilai sosial ekonomi cukup penting karena salah satunya dijadikan sebagai usaha pengasapan ikan di Provinsi Sulawesi Barat. Program Kemitraan Masyarakat Melalui Penerapan Teknologi Pengasapan Ikan Terbang Di Kelurahan Mosso, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat tentang cara produksi ikan asap yang baik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2020 di Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Mitra kelompok yang menjadi sasaran utama pengabdian ini yaitu kelompok usaha pengasapan ikan terbang “Siamasei Lestari”. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini Penyuluhan dan praktek cara produksi ikan asap yang baik serta introduksi teknologi alat pengasapan ikan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini antara lain meningkatnya kemampuan dan keterampilan masyarakat tentang cara produksi ikan asap yang baik dan adanya alat pengasapan ikan yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha mitra program kemitraan masyarakat. Beberapa keuntungan dari penggunaan alat pengasapan ikan antara lain efisiensi penggunaan asap sehingga produk cepat matang, kualitas yang seragam dan warna yang lebih menarik, kuantitas produk lebih banyak, produk akhir yang lebih higienis, menghemat biaya produksi karena efisiensi bahan bakar yang digunakan optimal dan produk akhir yang lebih higienis karena proses produksi tidak terkontaminasi.   Kata kunci: Ikan terbang; pengasapan; program kemitraan masyarakat; sulawesi barat; teknologi ABSTRACTFlying fish is one of the abundant fisheries resources and has quite important socio-economic value because one of them is used as a fish smoking business in West Sulawesi Province. The community development program through the Application of Flying Fish Smoking Technology in Mosso Village, Majene Regency, West Sulawesi Province, the aims to improve the capacity and skills of the community on good smoked fish production methods. This activity was carried out in June 2020 in Mosso Village, Sendana District, Majene Regency, West Sulawesi Province. The group partner who is the main target of this service is the flying fish smoking business group "Siamasei Lestari". The method used in this service activity provides counseling and practice of good smoked fish production methods as well as the introduction of smoking equipment technology. The results that were achieved from this activity included the improvement of the community's abilities and skills on how to produce smoked fish properly and the existence of a fish smoker that can be used for business development of community partnership program partners. Some of the advantages of using fish smoking equipment include the efficient use of smoke so that the product ripens quickly, uniform quality and more attractive color, more product quantity, more hygienic final products, saving production costs due to optimal fuel efficiency and final product. which is more hygienic because the production process is not contaminated. Keywords: flying fish; smoked;  community development program; west sulawesi;  technology
Morphometric and meristic characteristics of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in the rivers of Maros and Walanae Cenranae Watersheds Muhammad Nur; M.Fadjar Rahardjo; Charles P.H. Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.524

Abstract

Pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) is one of endemic fishes in Sulawesi. Morphometric and meristic infor-mation of Pirik population in various habitats are unknown. The present study aimed to determine the morphometric and meristic variations of Pirik in Maros and Walanae Cenranae Watersheds. Sampling collection was carried out monthly from May 2018 to April 2019 in the Maros watershed, namely Pattunuang River (M1), Bantimurung River (M2), Pucak River (M3); and in Walanae Cenranae watershed particularly in Camba River (W1), Sanrego River (W2), and Ompo River (W3). Morphometric measurements consisted of 31 characters and meristic measurements consisted of 10 characters. Morphometric data was standardized by dividing all morphometric characters by standard length (SL). Analysis of vari­ance (ANOVA) and discriminant analysis (Discriminant Function Analysis) were applied for data analysis. The results showed that the Pirik taken from rivers in the Maros and Walanae Cenranae watershed are two different population groups. There are 12 distinguishing morphometric features for Pirik of the Maros and Walanae Cenranae watershed, i.e. TL (total length), SL (standard length), BDdSA (body depth-dorsal fin origin), HL (head length), Jlup (upper-jaw length), PAfL (pre-anal fin length), ABL (Anal fin base length), PelRL (pelvic ray length), AFRL (anal fin ray length), CPL (caudal peduncle length), CLLup (upper caudal lobe length) and CLLmid (mid-caudal length). There is no significant difference of meristic characters of Pirik obtained from the Maros and Walanae. Abstrak Ikan pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) merupakan ikan endemik Sulawesi. Informasi morfometrik dan meristik untuk mengungkap perbedaan antar populasi L. micracanthus pada berbagai habitat belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan morfometrik dan meristik ikan pirik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros dan DAS Wallanae Cenrana. Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar dalam penentuan strategi konservasi dan pengelolaan ikan pirik secara berkelanjutan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2018 hingga April 2019, di DAS Maros yang meliputi Sungai Pattunuang (M1), S.Bantimurung (M2), S.Pucak (M3) dan DAS Wallanae Cenrana, yang meliputi S.Camba (W1), S.Sanrego (W2) dan S.Ompo (W3). Pengukuran morfometrik terdiri atas 31 karakter dan penghitungan meristik terdiri atas 10 karakterData morfometrik dibakukan dengan membagi semua karakter morfometrik dengan panjang standar (SL). Analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dan analisis diskriminan (Discriminant Function Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan pirik yang berasal dari sungai-sungai di DAS Maros dan DAS Wallanae Cenrana merupakan dua kelompok populasi yang berbeda. Terdapat 12 karakter morfometrik yang menjadi penciri ikan pirik sungai-sungai di DAS Maros dan di DAS Wallanae Cenrana yaitu TL (panjang total), SL (panjang baku), BDdSA (tinggi badan dari sirip punggung), HL (panjang kepala), Jlup (panjang rahang atas), PAfL (panjang sebelum sirip anal), ABL (panjang dasar sirip anal), PelRL (panjang sirip perut), AFRL (panjang jari-jari lemah sirip anal), CPL (panjang batang ekor), CLLup (panjang lobus ekor bagian atas), CLLmid (panjang tengah ekor). Karakter meristik antara ikan pirik DAS Maros dan Wallanae Cenrana tidak memiliki perbedaan yang nyata.
Length-weight relationship and condition factor of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in Rivers of the Maros Watershed Muhammad Nur; M. Fadjar Rahardjo; Charles P.H Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 3 (2020): October 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i3.532

Abstract

Lagusia micracanthus is one of endemic freshwater fish in Sulawesi. It also has been locally consumed. The purpose of this research was to analyze length-weight relationship and condition factors of L. micracanthus in rivers of the Maros Watershed, South Sulawesi Province . The study was conducted in three rivers, namely Pattunuang River, Bantimurung River and Pucak River. The sampling was conducted monthly from May 2018 to April 2019. Fish samples were collected by an electric shocker (12 V and 9 A). A total of 1850 individual fishes with samples ranging from 31.58-127.79 mm in total length and 0.76-31.07 g in weight. The length-weight relationship was W = 0.00009L2.6241 (r = 0.95) in Pattunuang River, W = 0.0001L2.5237 (r = 0.94) in Bantimurung River, and W = 0.0001L2.4953 (r = 0.92) in Pucak River. The slope (b) values of L. micracanthus obtained a negative allometric growth pattern (b <3). The relative condition factors of L. micracanthus was fluctuated from 0.86 to 1.43 in Pattunuang River, 0.65 to 1.45 in Bantimurung River, and 0.55 to 1.26 in Pucak River. The condition factor increased towards the peak of the spawning season and decreased after the spawning period. The condition factor increased with the increasing of gonad maturity stage up to stage IV and decreased after spawned or stage V. Abstrak Lagusia micracanthus merupakan salah satu ikan endemik air tawar Sulawesi.Ikan ini telah lama dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai ikan konsumsi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi L. micracanthus di sungai-sungai pada Daerah Aliran Sungai Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan di tiga Sungai yaitu Sungai Pattunuang, Sungai Bantimurung dan Sungai Pucak. Pengambilan ikan contoh dilakukan setiap bulan dari Mei 2018 hingga April 2019. Penangkapan ikan contoh menggunakan alat tangkap electric shocker (12 V & 9 A). Total ikan yang tertangkap sebanyak 1850 ekor dengan panjang berkisar 31,58-127,79 mm dan bobot 0,76-31,07 g. Hasil penelitian menunjukkan, hubungan panjang bobot L. micracanthus di Sungai Pattunuang adalah W = 0,00009L2,6241 (r = 0,95), Sungai Bantimurung W= 0,0001L2,5237 (r = 0,94) dan Sungai Pucak W = 0,0001L2,4953 (r = 0,92). Berdasarkan nilai b yang diperoleh L. micracanthus tergolong ke dalam tipe pertumbuhan allometrik negatif (b < 3). Nilai faktor kondisi ikan pirik berfluktuasi. Di Sungai Pattunuang nilai faktor kondisi berkisar antara 0,55-1,26, di Sungai Bantimurung berkisar 0,65-1,45 dan di Sungai Pucak berkisar 0,55-1,26. Faktor kondisi meningkat menjelang puncak musim pemijahan dan menurun setelah masa pemijahan. Faktor kondisi meningkat seiring peningkatan tingkat kematangan gonad sampai pada TKG IV dan menurun setelah ikan berpijah atau pada TKG V.
Musim Pemijahan Ikan Tongkol Lisong (Auxis rochei Risso,1810) di Perairan Majene Sulawesi Barat Muh. Arifin Dahlan; Budiman Yunus; Moh. Tauhid Umar; Muhammad Nur
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.979 KB)

Abstract

Tongkol lisong dengan nama latin Auxis rochei merupakan salah satu ikan pelagis dari familiscombridae yang banyak ditangkap oleh nelayan di Perairan Selat Makassar terkhusus di PerairanMajene, Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis musim pemijahan ikan tongkol diperairan Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Pengambilan sampel dilaksanakan selama enam bulansejak Mei hingga Oktober 2018 di Kel. Pangali-Ali Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring lingkar dan pancing. Ikan diukur panjang,ditimbang beratnya, dibedah, diidentifikasi jenis kelamin dan tingkat kematangannya gonadnya.Untuk menentukan musim pemijahan ikan tongkol dilakukan analisis Indeks Kematangan Gonad(IKG). Indeks kematangan gonad adalah suatu nilai dalam persen yang merupakan hasil dariperbandingan antara bobot gonad dan bobot tubuh. Berdasarkan hasil penelitian jumlah ikantongkol diperoleh selama penelitian sebanyak 372 ekor ikan (216 jantan dan 156 betina). Hasilanalisis IKG ikan tongkol lisong di pada setiap waktu pengambilan sampel k di perairan Majenemenunjukkan nilai IKG tertinggi diperoleh pada Bulan Agustus. Tingginya Nilai IKG tertinggipada bulan tersebut diduga merupakan puncak pemijahan.Kata kunci: ikan tongkol, musim pemijahan, Majene.
Hubungan Panjang-Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Sicyopus zosterophorum (Bleeker, 1856) di Sungai Bohi, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah Abdul Gani; Achmad Afif Bakri; Devita Tetra Adriany; Novalina Serdiati; Nurjirana Nurjirana; Muh. Herjayanto; Muhammad Nur; Dawam Heksa Satria; Christian Julianto Opi; Jusmanto Jusmanto; Muh. Iqbal Adam
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sicyopus zosterophorum merupakan salah satu spesies dari famili Gobiidae yang diketahui bermigrasi secara amphidromous, sehingga disebut sebagai amphidromous goby. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang bobot dan faktor kondisi pada ikan S. zosterophorum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 hingga Januari 2020, sampel ikan dikoleksi dari Sungai Bohi, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Hasil analisis hubungan panjang bobot ikan S. zosterophorum pada ikan jantan mempunyai model hubungan panjang bobot adalah W = 0.00005L2.607 sedangkan untuk ikan betina adalah W = 0.003L1.546. Hubungan panjang bobot menunjukkan nilai korelasi yang sangat kuat untuk ikan jantan (r = 0.91) dan ikan betina yaitu sedang (r = 0.49). Berdasarkan hasil uji t terhadap nilai koefisien pertumbuhan (b) untuk ikan jantan maupun ikan betina menunjukkan tipe pertumbuhan allometrik negatif dimana thitung >ttabel yang berarti pertambahan panjang lebih cepat dari pada pertambahan bobot tubuh ikan. Nilai b yang rendah (b = 1.55) pada ikan betina menunjukkan ikan betina memiliki tubuh yang agak kurus dibandingkan dengan ikan jantan (b = 2.61). Kisaran faktor kondisi S. zosterophorum betina adalah 0.64 – 1.43 dan jantan yaitu 0.76 – 1.41. Variasi nilai faktor kondisi dipengaruhi oleh makanan, umur dan waktu matang gonad.Kata kunci: Sicyopus zosterophorum, hubungan panjang bobot, faktor kondisi, Sulawesi Tengah.
Hubungan Panjang Bobot dan Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Tongkol Lisong (Auxis rochei Risso, 1810) di Perairan Teluk Bone Syainullah Wahana; Yusnan Suyuti DM; Muhammad Nur; Adiara Firdhita Alam Nasyrah
Jurnal Airaha Vol 10 No 02: December 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.516 KB) | DOI: 10.15578/ja.v10i02.271

Abstract

This research direct analyzes the length-weight relationship and reproduction aspect of bullet tuna (Auxis richei Risso, 1810) that can be valuable data for policymaking in the waters of Bone Bay. Sampling was held from September to November 2021 in Lonrae Village, Tanete Riattang Timur District, Bone Regency. The growth pattern was determined by analyzing the length-weight relationship, TKG was determined by morphological characteristics, and gonad somatic index was calculated based on the Johnson method. The result of the length-weight relationship was obtained b value = 3.3345 in September, b value = 2.837 in October, and b value = 3.3690 in November. The analyze of the t-test obtained t count > t table that means in September and November was classified into a positive allometric growth pattern, conversely, the growth pattern in October was negative allometric. The condition factor of bullet tuna in Bone Bay waters was obtained in the range of 0.95-1.03 with an average of 0.97, in males 1.23-1.44 with an average of 0.95-1.33 and the range was 0.72-0.83 with an average of 0.77 in fimales. The gonad somatic index value in male and female ranged from 0.053 to 0.242 and from 0.052 to 0.068, respectively. The bullet tuna that have been found categorized as immature gonads.
Hubungan Panjang Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Terbang Sayap Kuning (Cheilopogon abei Parin, 1996) Di Perairan Majene, Sulawesi Barat Muhammad Nur; Muhammad Nur Ihsan; Reski Fitriah; Adiara Firdhita Alam Nasyrah; Tenriware
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.238 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.344

Abstract

Flying fish yellow wing (Cheilopogon abei Parin, 1996) is one of the flying fish species that have important economic value in West Sulawesi. This study aims to examine the lengthweight relationship and condition factors of flying fish yellow wing to provide basic data for sustainable management efforts. This research was carried out from October 2021 to March 2022. A Sampling of fish was carried out in Mosso Village, Majene Regency, West Sulawesi Province. Sample analysis was carried out at the Integrated Laboratory of the Department of Fisheries, University of West Sulawesi. The total length was measured using a digital caliper with an accuracy of 0.01 mm and the bodyweight of the sample fish was measured using a digital scale with an accuracy of 0.01 g. The results of data collection obtained as many as 104 fish samples, consisting of 59 male fish and 45 female fish. The results of the analysis of the length-weight relationship of the flying fish yellow wing obtained the equation W=0,056L2,556 in the male fish, W=0.0492L2,589 in the female fish, and the combined equation W=0.0003L2.8846. Furthermore, the results of the t-test on fish with a value of b obtained a t count > t table, so that the flying fish’s yellow wing belongs to the negative allometric (minor) growth type where the increase in body length is faster than the increase in body weight. Differences in gonadal maturity, and the availability of different food every month are the main factors causing the negative allometric growth pattern of flying fish in Majene waters. Condition factor male flying fish yellow wing ranged from 0.8712 to 1.2006 with an average of 1.0015 and the female yellow wing flying fish ranged from 0.8528 to 1.1657 with an average of 1.0046. The condition factor of female fish is higher than that of male fish
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT MANAJEMEN USAHA, INOVASI TEKNOLOGI ALAT PENGERINGAN DAN PEMASARAN DIGITAL BAGI KELOMPOK USAHA PENGERINGAN IKAN TERBANG DI KELURAHAN MOSSO, KABUPATEN MAJENE, SULAWESI BARAT Muhammad Nur; Muhammad Nur Ihsan; Tenriware Tenriware; Tikawati Tikawati; Rasti Sapri
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11537

Abstract

ABSTRAKIkan terbang termasuk jenis sumberdaya ikan yang melimpah dan potensial dikembangkan menjadi produk unggulan daerah di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. PKM manajemen usaha dan pemasaran digital bagi kelompok usaha pengeringan ikan terbang ini bertujuan untuk menciptakan produk yang lebih berkualitas dan berdaya saing, meningkatkan manajemen usaha yang lebih baik dan memperluas jaringan pemasaran produk ikan terbang dari skala lokal ke skala nasional. Kegiatan ini dilaksanakan pada 2 Oktober 2022 di Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Mitra kelompok yang menjadi sasaran pengabdian ini yang itu kelompok usaha mikro kecil menengah “Mosso Indah”. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah melaksanakan pendampingan kemitraan dengan melalui penyuluhan dan praktek langsung di lokasi unit usaha pengeringan ikan terbang. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah penambahan keterampilan dan pengetahuan mitra, perbaikan kemasan dan label, penyuluhan pemasaran digital dan pelatihan pemasaran digital serta pengenalan inovasi alat pengering ikan, sehingga masyarakat mitra dapat menghasilkan produk yang berkualitas, higienis serta dapat memesarkan produk yang lebih luas. Dengan adanya pemasaran digital semua masyarakat dapat lebih mudah membeli produk tersebut dengan mudah dan cepat dimanapun dan kapanpun. Kata kunci: ikan terbang; pengeringan; pengemasan; pemasaran digital; sulawesi barat ABSTRACTFlying fish is a type of abundant fish resources and has the potential to be developed into regional superior products in Majene Regency, West Sulawesi Province. Community Develompment Program business management and digital marketing for the flying fish drying business group aims to create more quality and competitive products, improve business management and expand the marketing network of flying fish products from a local to a national scale. This activity was held on October 2, 2022 in Mosso Village, Sendana District, Majene Regency, West Sulawesi Province. The partner group that is the target of this service is the micro, small and medium business group "Mosso Indah". The method used in this service activity is to carry out partnership assistance through counseling and direct practice at the location of the flying fish drying business unit. The results achieved from this activity are the addition of partner skills and knowledge, improvement of packaging and labels, digital marketing counseling and digital marketing training as well as the introduction of fish dryer innovations, so that partner communities can produce quality, hygienic products and can market their products more widely. With digital marketing, all people can more easily buy these products easily and quickly wherever and whenever. Keywords: flying fish; drying; product packaging; digital marketing; west sulawesi
PELATIHAN KONSERVASI PENYU SEBAGAI BIOTA PERAIRAN YANG DILINDUNGI DI PANTAI BARANE, KABUPATEN MAJENE, PROVINSI SULAWESI BARAT Muhammad Nur; Tenriware Tenriware; Dian Lestari; Chairul Ruysd Mahfud; Tikawati Tikawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11561

Abstract

ABSTRAKPopulasi penyu di Sulawesi Barat saat ini semakin terancam populasinya. Mitra pada kegiatan pengabdian ini adalah Kobar Lestari yang merupakan kelompok pemuda pelestari penyu yang didirikan secara swadaya di Pantai Barane. Permasalahan utama kelompok mitra tersebut adalah masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan serta rendahnya kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya penyu bagi ekosistem laut. Pelatihan konservasi penyu ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam melakukan konservasi penyu.  Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari sabtu, 17 September 2022 di Pantai Barane, Kel. Baurung, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Untuk menentukan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat maka dilakukan evaluasi  dengan bentuk pemberian kuisioner di akhir kegiatan. Kegiatan pelatihan ini menggunakan metode penyuluhan. Beberapa materi yang diberikan diantaranya pengenalan penyu, tata cara konservasi penyu, penyediaan sarana penetasan telur penyu serta berbagi pengalaman konservasi penyu oleh Kobar Lestari. Hasil evaluasi program pengabdian diakhir kegiatan menunjukkan hasil yang sangat baik. Sebagian besar (80%) anggota mitra Kobar Lestari mampu memahami dengan baik materi yang disampaikan yang meliputi pengetahuan tentang jenis-jenis penyu dan  siklus hidupnya, serta keterampilan berupa tata cara relokasi telur penyu, monitoring penyu dan penanganan induk penyu yang tertangkap. Secara umum dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan  kelompok konservasi penyu “Kobar Lestari” dalam melestarikan penyu pada habitat tersebut. Kata kunci: konservasi; pantai barane; penyu; sulawesi barat ABSTRACTThe turtle population in West Sulawesi is currently increasingly threatened. The partner in this service activity is Kobar Lestari, which is a youth group for turtle conservationists that was founded independently on Barane Beach. The main problems of the partner group are the limited knowledge and skills and the low public awareness of the importance of sea turtles for marine ecosystems. This turtle conservation training aims to improve the knowledge and skills of partners in turtle conservation. This service activity was carried out on Saturday, September 17, 2022 at Barane Beach, Kel. Baurung, Majene Regency, West Sulawesi Province. To determine the increase in community knowledge and skills, an evaluation is carried out in the form of giving a questionnaire at the end of the activity. This training activity uses the extension method. Some of the materials provided included an introduction to turtles, procedures for turtle conservation, provision of hatchery facilities for turtle eggs and sharing experiences of turtle conservation by Kobar Lestari. The results of the evaluation of the service program at the end of the activity showed very good results. Most (80%) of the Kobar Lestari partner members were able to understand well the material presented which included knowledge about turtle species and their life cycles, as well as skills in the procedures for relocating turtle eggs, monitoring turtles and handling captured turtles. In general, this training can improve the knowledge and skills of the “Kobar Lestari” turtle conservation group in conserving turtles in that habitat. Keywords: conservation; barane beach; turtle; west sulawesi