Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi penerapan pebelajaran k13 di sekolah dasar dharmawati arief Nia Hidayatul Maula; Ina Magdalena; Sekar Ayu Amelia; Amelia Ismawati
Jurnal PGSD Vol 6 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : PGSD Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jps.v6i1.922

Abstract

Evaluasi dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan analisis dan penafsiran yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seperti yang dinyatakan dalam kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksud untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan di tinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di evaluasi tidak hanya terbatas pasa efektvitas saja, namun juga relevansi, efesiensi profram. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara deskripsi sebagai teknik pengumpulan datanya. Hasil menunjukkan bahwa dalam penerapannya, guru masih mengalami kesulitan dalam proses kegiatan belajar karena kurang optimalnya pelatihan guru. pelatihan dalam penerapan kurikulum K13 dilaksanakan dalam waktu satu minggu, dan hanya beberapa guru saja yang mengikuti pelatihan sehingga tidak meratanya guru yang sudah mampu menerapkan kurikulum K13 dalam proses kegiatan mengajar di sekolah dasar.
Evaluasi Penerapan Pembelajaran K13 di Sekolah Dasar Dharmawati Arief Tangerang Ina Magdalena; Nia Hidayatul Maula; Sekar Ayu Amelia; Amelia Ismawati
MANAZHIM Vol 2 No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Manajemen Pendidikan Islam STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/manazhim.v2i1.596

Abstract

Evaluation is interpreted as a process of collecting systematic analysis and interpretation to determine the extent which students that achieve the learning objectives as stated in curriculum. Curriculum evaluation is intended to examine the overall curriculum performance in terms of various criteria. Performance indicators that are evaluated are not only limited to effectiveness, but also the relevance, efficiency of this program. This research uses qualitative research by using description interviews as a data collection technique. The results show that in this application, teachers still found experience difficulties in the process of learning activities due to lack of optimal teacher training. The implementation of the K13 curriculum was carried out within one week, and only a few teachers took part in the training so that there were no equal teachers who were able to apply the K13 curriculum in the process of teaching activities in primary schools
Peran Guru dalam Menumbuhkan Kebiasaan Membaca Siswa Kelas 1 di SDN Karawaci Baru 4 Kota Tangerang Nia Hidayatul Maula; Asih Rosnaningsih; Sumiyani Sumiyani
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.422 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.6260

Abstract

Peran sekolah dan orang tua sangat penting dalam mendukung kegiatan anak  untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Meningkatkan kebiasaan membaca, cara paling strategis untuk membentuk kebiasaan membaca Siswa di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam menumbuhkan kebiasaan membaca siswa kelas 1 di SDN Karawaci Baru 4 Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi , wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan kelima peran guru dapat disimpulkan bahwa dua peran sudah dijalankan dengan baik yaitu peran guru sebagai motivator dan peran guru sebagai fasilitator. Sementara tiga peran belum dapat dijalankan secara optimal yaitu peran guru sebagai inovator, peran guru sebagai inspirator dan peran guru sebagai mediator. Peran guru sebagai motivator dan fasilitator dinilai sudah baik karena terbukti guru memberikan dorongan verbal berupa kata – kata penyemangat bagi Siswa, mengingatkan pentingnya membaca, memberikan tambahan nilai bagi Siswa, adanya sudut baca yang disediakan bagi Siswa, kebebasan dalam meminjam buku di perpustakaan, pembiasaan kegiatan membaca 15 menit sebelum proses KBM, serta memberikan teknik membaca yang baik.  Hal tersebut berbanding terbalik dengan peran guru sebagai inovator, inspirator dan mediator yang masih kurang dalam membantu siswa menumbuhkan kebiasaan membaca Siswa.