Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Family Harmony in Implementation of Pohutu Moponika Tradition in Gorontalo City in the Perspective of At-thufi’s Maslahah Nency Dela Oktora; Muhammad Yusuf Putra; Nurul Mahmudah
JURNAL ILMIAH MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi, dan Keagamaan Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Syariah UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mzn.v8i1.2418

Abstract

This study is aimed at discussing the system and procession of indigenous Mohammed Moponika marriage in creating the value of family harmony in Gorontalo City based on At-Thufi’s perspective on maslahah.This study used in this research is the type of field research with descriptive method of phenomenological approach. The results of this study conclude that in the traditional procession of the Pohutu Moponika Marriage accommodates many aspects of benefit in an effort to give birth to a harmonious family. The value of benefit intended for the Pohutu Moponika tradition is to gain or gain benefits and reject harm in order to maintain goals syara‘. Although it is not regulated in the texts and does not seem to be in accordance with the provisions of the texts, the customary process of the Pohutu Moponika Marriage in Gorontalo does not aim to destroy religion. On the contrary, it is actually intended for the benefit of the bride and groom so that they can navigate a harmonious domestic life. Therefore, it is included in the maslahah category in accordance with the concept of al-Thufi. Basically, Allah Swt establishes the rules of command and prohibition that are essentially only intended for the good and benefit of humans.
SOSIALISASI POTRET RELASI GENDER PADA MASYARAKAT ULUN LAPPUNG Nency Dela Oktora; Hud Leo Perkasa; Doni Prasetyo; Nadya Alya Putri; Rega Mahdani
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Juli-Desember 2021
Publisher : Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.24 KB) | DOI: 10.32332/d.v3i2.3385

Abstract

Sosialisasi ini membahas mengenai akar dari perbedaan pandangan mengenai manifestasi perbedaan gender dalam potret relasi keluarga ulun lappung yang patriarkhis yang mendikotomikan peran antara laki-laki (suami) dan perempuan (isteri) dalam sebuah naungan rumahtangga, dimana suami adalah kepala keluarga (public) dan isteri adalah ibu rumah tangga (domestic). Manifestasi pola relasi keluarga yang dikotomis, mengakibatkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. Selain patriarkhis, hal lain yang mempengaruhi ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender adalah lingkungan kehidupan masyarakat dengan interaksi sosial yang lebih kuat oleh ikatan-ikatan suku, agama, kekerabatan satu dengan yang lainnya memiliki sistem budaya yang masih sangat dominan. Struktur sosial yang ada masih sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dan tradisi budaya yang diwariskan turun-temurun dan tentu saja mempengaruhi pikiran dan perilaku masyarakat. Berdasarkan akar permasalahan tersebut, maka penulis melakukan kegiatan Sosialisasi Potret Relasi Gender Pada Masyarakat Ulun Lappung di Dusun Menur 1 Desa Banjar Rejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai Potret Relasi Gender dalam Keluarga Ulun Lappung dan memberikan Pengetahuan dan pemahaman bagaimana hubungan relasi gender dengan pola hubungan dalam keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah. Hasil dari sosialisasi ini adalah sosialisasi dan penyuluhan tentang potret atau gambaran dalam pola hubungan relasi gender, agar tercapainya rasa kesetaraan dan keadilan didalam keluarga, tersampaikannya penjelasan bagaimana suatu pola hubungan relasi gender diterapkan dalam keluarga dengan prinsip mubadalah yaitu bahagia dan membahagiakan, dan tersosialisasikannya pemberian pemahaman yang signifikan tentang potret relasi gender dalam bingkai ajaran Islam. Kata Kunci: KKG, Potret Relasi, Adat Ulun Lappung
POTRET RELASI GENDER PADA KELUARGA ULUN LAPPUNG (TINJAUAN ETNOLOGI) Nency Dela Oktora
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Center of Gender Studies and Child of State Islamic Institute of Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.736 KB) | DOI: 10.32332/jsga.v1i02.2172

Abstract

This study discusses the roots of different views on the manifestations of gender differences in the patriarchal Ulun Lappung family relationship portrait which dichotomizes the roles of men (husband) and women (wife) in a household shelter, where the husband is the head of the family (public) and the wife is a housewife (domestic). Manifestations of dichotomous family relations patterns, resulting in gender inequality and inequality. Besides patriarchalism, another thing that affects injustice and gender inequality is the environment of people's lives with stronger social interactions by ethnic, religious, and kinship ties with each other having a very dominant cultural system. The existing social structure is still very much influenced by the customs and cultural traditions that are passed down from generation to generation and certainly affect the minds and behavior of the people. This research is a qualitative descriptive study using a phenomenological and ethnological approach. Data collection techniques used in this study are observation, interviews, and documentation. Source of data used are primary data sources and secondary data sources, namely by using the method of territorial sampling and stratification sampling.
PENERAPAN KAJIAN FEMINIS ) Lailatul Muthoharoh; Nency Dela Oktora; Muhammad Yusuf Putra
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 2 No 2 (2020): SETARA: Jurnal Studi Gender dan Anak
Publisher : Center of Gender Studies and Child of State Islamic Institute of Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.999 KB) | DOI: 10.32332/jsga.v2i2.2321

Abstract

Application of Feminist Studies (Study of Sachiko Muratas Opus, The Tao of Islam, A Sourcebook on Gender Relationship in Islamic Thought). Allah creates human being in two genders that is man and woman, Allah has explained each rights and responsibilities in the holy book of Quran. Yet, other thoughts from several groups are emerged and said that the regulation of rights and responsibilities between men is not balanced, and put the woman as the lowest creature. Sachiko Murata has a different thought of man and woman position that argue the position of man and woman is not balance. He poured his thought on his book entitled The Tao of Islam. This book explains about his thought of gender relations in Islamic theology and cosmology.
URGENSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DI DESA SUKADANA PASAR Nency Dela Oktora; Rizka Diana
MODERATIO: Jurnal Moderasi Beragama Vol 2 No 2 (2022): MODERASI BERAGAMA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat of Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moderasi beragama ditengah pandemi merupakan suatu tindakan yang sangat dibutuhkan dalam situasi pandemi covid-19 supaya tidak terjebak dalam suatu perilaku beragama yang berlebihan dan ekstrim. Meluasnya virus corona mewajibkan kita untuk menjaga jarak serta melaksanakan segala kegiatan beribadah tidak seperti kebiasaan sebelumnya seperti melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Artikel ini dibuat dengan bertujuan supaya kita dapat memahami moderasi beragama di tengah pandemi covid-19.
Peranan Pemerintah Terkait Kerusakan Lingkungan Hidup Di Tinjau Dari Aspek Administrasi Nency Dela Oktora
Siyasah Jurnal Hukum Tatanegara Vol. 3 No. 2 (2023): Siyasah Jurnal Hukum Tata Negara
Publisher : IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/siyasah.v3i2.8182

Abstract

: Peran penting hukum lingkungan dalam mengendalikan tindakan manusia terhadap lingkungan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh perilaku manusia, terutama terkait dengan pengelolaan sampah dan aktivitas pasar, menjadi perhatian utama. Pemerintah memiliki peran sentral dalam menjaga dan melestarikan lingkungan melalui instrumen hukum administrasi, seperti perizinan. Penegakan hukum administrasi lingkungan berfokus pada pencegahan pencemaran dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pengelolaan sampah. Penegakan hukum administrasi lingkungan memiliki manfaat strategis, seperti efisiensi keuangan dan partisipasi masyarakat. Secara keseluruhan, penegakan hukum administrasi adalah langkah penting dalam membatasi kerusakan lingkungan dan memelihara keindahan lingkungan hidup.
Perlindungan Hukum Terhadap Konservasi Lingkungan dalam Kearifan Lokal Isna Rahmadian; Nency Dela Oktora; Moelki Fahmi Ardliansyah
Siyasah Jurnal Hukum Tatanegara Vol. 4 No. 1 (2024): Siyasah Jurnal Hukum Tata Negara
Publisher : IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/siyasah.v4i1.9228

Abstract

Kearifan lokal ini dijadikan suatu asas atau dasar ketika melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengaturan kearifan lokal dalam UU PPLH ini mengandung dua prinsip dasar, yaitu, pertama, negara berkewajiban mengakui keberadaan masyarakat adat dan kearifan lokal dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Kedua, kearifan lokal merupakan asas dan unsur penting pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mengkaji ketentuan hukum positif tertulis secara sitematis terkait dengan isu hukum yang dikaji. Pendekatan perundang-undangan (Statute approach) adalah pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi. pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan cara menganilis berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan isu yang dikaji. pendekatan konseptual (conceptual approach) adalah pendekatan dengan berusaha membangun suatu konsep yang akan dijadikan acuanPemberdayaan masyarakat dalam pelestarian Hutan Mangrove merupakan bentuk dari pelestarian lingkungan pesisir pantai. dengan tujuan menjaga lingkungan hidup dengan melestarikan kearifan lokal dan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang terlibat dalam pemberdayaan yang dilakukan. Harmonisasi yang selama ini berkembang di Pulau Pahawang merupakan satu bentuk kearifan lokal, dimana telah tercipta keselarasan antara alam dengan masyarakat setempat. kearifan lokal yang terjadi di Pulau Pahawang menjadi salah satu contoh keberhasilan penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa dan pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes dijadikan warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye lingkungan LSM, tetapi karena kearifan lokal yang muncul kembali.