Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS GAYA HIDUP MAHASISWA TPB ITB TAHUN AJARAN 2018/2019 Nia Sri Ramania; Sugih Gunawan; Didi Sunadi; Kusnaedi Kusnaedi
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2019.4.1.3

Abstract

Latar Belakang : Gaya hidup adalah perilaku yang berhubungan dengan aktivitas fisik aktif, pola asupan nutrisi makan sehari-hari, kebiasaan merokok dan cukupnya waktu istirahat. Gaya hidup yang dihubungkan dengan tingkat kebugaran belum ada dalam literatur. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aktivitas fisik aktif maupun tidak aktif, pola asupan nutrisi baik maupun kurang, kebiasaan merokok, waktu istirahat, dan tingkat kebugaran serta Odds Ratio yang merupakan ukuran paparan dari gaya hidup. Metode: Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa TPB ITB semester 1 tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 1399 orang terdiri dari 798 kelompok putra dan 601 kelompok putri. Instrument penelitian menggunakan kuesioner gaya hidup yang terdiri dari komponen-komponen gaya hidup. Hasil: Penyakit sebulan terakhir penyakit menular sebesar 32.7% putra dan 38.9% putri dan PTM sebesar 42.23% putra dan 49.25% putri. Waktu tidur rerata 5.76 putra dan 5.88 putri. Kategori gaya hidup putra terdiri dari aktivitas fisik rerata 2150.08 MET menit/minggu putra dan 1906.03 MET menit/minggu putri. Pelaku perokok putra dan putri. Asupan nutrisi total rerata 2.82 kategori 3putra dan 2.74 kategori 3. Tingkat kebugaran rerata 38.91 putra 33.49  putri kategori cukup. Nilai korelasi antara gaya hidup total dengan kebugaran kelompok putra sebesar +0.089 dengan p-value 0.012 dan putri +0.105 dengan p-value 0.010 maka gaya hidup mempunyai hubungan signifikan dengan kebugaran. Nilai odds ratio putra gaya hidup buruk memiliki risiko 0.92 putra dan 0.79 putri kali lebih besar terserang penyakit dibandingkan orang memiliki gaya hidup baik. Simpulan: Tingkat kebugaran masuk dalam kategori lemah, namun nilai signifikan menunjukan semakin baik gaya hidup maka semakin baik pula tingkat kebugaran. Paparan penyakit dilihat dari odds ratio menunjukan bahwa semakin buruk gaya hidup maka semakin besar terserang penyakit dibandingkan orang yang memiliki gaya hidup sehat.
TINGKAT AKTIVITAS FISIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Fahmi Hasan; Samsul Bahri; Nia Sri Ramania; Kusnaedi Kusnaedi; Doddy Abdul Karim; Agung Dwi Juniarsyah
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2019.4.2.6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik siswa di tingkat sekolah menengah pertama yang ada di kota bandung. Tingkat aktivitas fisik menjadi hal dasar untuk menjaga kebugaran dan kesehatan, oleh karena itu penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat tingkat aktivitas fisik siswa SMP di Kota Bandung untuk menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi pemangku kebijakan terkait. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan melibatkan 103 responden yang berstatus sebagai siswa SMP, dengan rata-rata usia 14 tahun. Tingkat aktivitas fisik didapatkan dari hasil pengolahan kuesioner IPAQ (International Physical Activity Quessionare). Sebelum mengisi kuesioner yang ada, para responden diberikan pengarahan dari tim peneliti terkait manfaat dan tata cara pengisian kuesioner tersebut. Hasil dari kuesioner IPAQ berupa data Metabolic Equivalent (METs), METs merupakan satuan tingkat aktivitas fisik, hasil konversi dari waktu tingkat aktivitas fisik dan jenis yang responden isi dalam kuesioner tersebut. Hasilnya rata-rata responden dalam penelitian ini berusia 14.7 (± 1.03) tahun, tinggi badan 160.2cm (± 2.1), berat badan 49.2kg (± 4.6). Dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data berupa rata-rata siswa masuk dalam kategori sedang, atau dengan angka 1202.2(±21.1) METs. Tingkat aktivitas fisik sedang dialami oleh siswa, maka perlu ada evaluasi dan perbaikan demi meningkatkan aktivitas fisik dan kebugaran siswa.