Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Standar Perancangan Geometri Rel Kereta Cepat (Studi Kasus : Kereta Cepat Jakarta - Bandung) Rahmi Fajriati; Suryo Hapsoro Tri Utomo; Imam Muthohar
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.016 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v4i3.7104

Abstract

Saat ini Indonesia sedang dalam tahap pembangunan transportasi masal kereta cepat untuk rute Jakarta - Bandung. Pembangunan kereta cepat dilakukan bekerjasama dengan pihak China. Hal ini membuat hampir seluruh proses perencanaan menggunakan standar perencanaan kereta cepat China. Peraturan Menteri No. 69 Tahun 2019 mengenai  Spesifikasi Perencanaan Kereta Berkecepatan Tinggi belum mengatur secara detail mengenai perencanaan geometri kereta cepat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis perencanaan geometri kereta cepat CR400AF Fuxing Train sehingga dapat dijadikan acuan untuk rekomendasi peraturan perencanaan geometri kereta cepat di Indonesia. Dengan menggunakan metode studi literatur serta pengumpulan data karakteristik kereta CR400AF Fuxing Train, didapatkan jari-jari lengkung minimum sebesar 7080 m, serta peninggian rel yang dibagi menjadi tiga yaitu, peninggian rel minimum 78,3 mm, peninggian rel normal 105,09 mm, dan peninggian rel maksimum 150 mm. Hasil analisis tersebut memenuhi standar perencanaan kereta cepat yang digunakan oleh China. Kemudian persamaan yang digunakan untuk menganalisis direkomendasikan sebagai acuan untuk perencanaan geometri kereta cepat, yaitu menggunakan persamaan dimana gaya sentrifugal yang diimbangi sepenuhnya oleh gaya berat. Selanjutnya, persamaan untuk menghitung peninggian rel menggunakan rumus yang telah umum digunakan namun dimodifikasi sesuai dengan spesifikasi perencanaan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Evaluasi Peningkatan Pelayanan Terminal Bandar Udara Kelas I Mopah Merauke Hamzah Hamzah; Dewanti Dewanti; Imam Muthohar
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.987 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v4i2.6884

Abstract

Seiring dengan perkembangan dan rencana pemekaran Kabupaten Merauke menjadi Ibukota Propinsi Papua Selatan, yang berpotensi meningkatkan jumlah pergerakan lalu lintas penerbangan di Bandar Udara Kelas I Mopah Merauke serta dalam rangka menyongsong penyelenggaraan PON 2020 di Papua, maka telah dioperasikan terminal baru seluas 7.204 m2.Permasalahan yang dihadapi pada saat pengoperasian terminal baru adalah keterbatasan luas terminal dan fasilitas serta penggunaannya yang tidak sesuai dengan fungsi awal dari terminal berdasarkan masterplan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pelayanan penumpang Di Bandar Udara Kelas I Mopah Merauke berdasarkan regulasi dan persepsi penumpang pada saat beroperasi di terminal lama dan setelah beroperasi di terminal baru. Penelitian ini dimulai melalui pengumpulan data hasil observasi peneliti, kuesioner terhadap penumpang serta wawancara penyelenggara bandar udara. Metode analisis yang digunakan adalah Penilaian berdasarkan PM 178 tahun 2015, IPA dan Metode Triangulasi. Berdasarkan PM 178 tahun 2015, hasil penelitian menunjukkan peningkatan kinerja pelayanan pada saat beroperasi di terminal lama sebesar 47,4% (kategori cukup) menjadi 68,1% (kategori baik) setelah beroperasi di terminal baru. Dari 35 Atribut pelayanan yang dinilai masih terdapat 11 atribut pelayanan yang belum sesuai dengan standar PM 178 tahun 2015 setelah beroperasi di terminal baru. Menurut persepsi penumpang, kinerja pelayanan bandar udara di terminal lama berada pada kategori rendah dengan 17 atribut pelayanan berkinerja rendah dari 30 atribut yang dinilai. Selain itu, juga terdapat 4 pelayanan tambahan yang diinginkan oleh penumpang. Hasil evaluasi menggunakan metode triangulasi menunujukkan bahwa masih terdapat 10 atribut pelayanan dan 3 rekomendasi tambahan yang belum mendapat perbaikan setelah beroperasi di terminal baru.