Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Dampak Perkembangan Pariwisata Pulau Lombok terhadap Pengembangan Bandar Udara Internasional Lombok Putu Agus Valguna; Dewanti Dewanti; Latif Budi Suparma
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.363 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v4i3.7100

Abstract

Pulau Lombok dan Bali telah ditetapkan menjadi pintu gerbang pariwisata nasional dalam MP3EI Koridor V, sehingga membuat pariwisata yang tumbuh begitu pesat menyebabkan berkembangnya industri penerbangan yang berdampak pada bertambahnya jumlah penumpang pesawat udara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pariwisata dalam hal ini jumlah wisatawan terhadap pengembangan Bandar Udara Internasional Lombok. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data primer, berupa data occupancy time kedatangan maupun keberangkatan, dan data tipe pesawat. Data sekunder terkait wisatawan dan bandar udara. Peramalan jumlah penumpang dengan menggunakan metode tren dan ekonometri kemudian untuk pengembangan bandar udara dilakukan pada fasilitas sisi udara dan darat, untuk sisi udara berupa kapasitas runway dan sisi darat berupa kapasitas terminal penumpang, metode yang digunakan untuk kapasitas runway adalah formula perhitungan ultimate capacity, sedangkan untuk kapasitas terminal menggunakan SNI-03-7046-2004. Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan pariwisata di Lombok berpengaruh terhadap pengembangan bandar udara baik pada sisi udara maupun sisi darat. Pada sisi udara, kebutuhan kapasitas runway mengalami peningkatan sebesar 70% untuk tahun 2028, dengan rincian kapasitas runway yang dibutuhkan dahulu tanpa pengaruh kunjungan wisatawan adalah 6 pesawat per jam dengan pengaruh kunjungan wisatawan adalah 20 pesawat per jam. Untuk sisi darat, terminal penumpang mengalami kekurangan dalam luas sebesar 39% antara kebutuhan di tahun 2028 dan luasan terminal penumpang saat ini, dengan rincian kekurangan luasan pada hall keberangkatan sebesar 2.142 m2 , ruang tunggu keberangkatan sebanyak 735 m2 , hall kedatangan sebanyak 1.255 m2 , fasilitas toilet keberangkatan sebanyak 135 m2, dan fasilitas toilet kedatangan sebanyak 88 m2.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Angkutan Udara Rute Sumenep – Surabaya pp. Lestari Lestari; Dewanti Dewanti; Sigit Priyanto
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.361 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v4i2.6888

Abstract

Angkutan udara rute Sumenep – Surabaya pp. mulai beroperasi pada tahun 2015. Pada awalnya rute ini adalah rute angkutan udara perintis yang kemudian berkembang menjadi rute komersial pada tahun 2017. Proses perkembangan dari angkutan udara perintis ke komersial untuk rute Sumenep – Surabaya pp. membutuhkan waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan rute perintis lain yang pada wilayah kerja Koordinator Wilayah Sumenep. Keberhasilan rute perintis menjadi rute komersial merupakan salah satu indikator keberhasilan fungsi keperintisan. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan angkutan udara rute Sumenep – Surabaya pp. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap regulator, operator penerbangan, pengelola bandara dan penumpang serta observasi lapangan. Metode analisis menggunakan kategorisasi fakta – fakta sejenis dari data primer dan sekunder, yang kemudian dikelompokkan menjadi sub tema dan tema terkait perkembangan angkutan udara rute Sumenep – Surabaya pp. Berdasarkan hasil pengelompokan tersebut dapat diidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan angkutan udara perintis menjadi angkutan udara komersial. Faktor-faktor tersebut adalah fasilitas bandar udara, dukungan pemerintah, operator penerbangan yang beroperasi, jumlah penumpang, jadwal dan frekuensi penerbangan, harga tiket dan keterhubungan dengan rute lain.
Evaluasi Peningkatan Pelayanan Terminal Bandar Udara Kelas I Mopah Merauke Hamzah Hamzah; Dewanti Dewanti; Imam Muthohar
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.987 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v4i2.6884

Abstract

Seiring dengan perkembangan dan rencana pemekaran Kabupaten Merauke menjadi Ibukota Propinsi Papua Selatan, yang berpotensi meningkatkan jumlah pergerakan lalu lintas penerbangan di Bandar Udara Kelas I Mopah Merauke serta dalam rangka menyongsong penyelenggaraan PON 2020 di Papua, maka telah dioperasikan terminal baru seluas 7.204 m2.Permasalahan yang dihadapi pada saat pengoperasian terminal baru adalah keterbatasan luas terminal dan fasilitas serta penggunaannya yang tidak sesuai dengan fungsi awal dari terminal berdasarkan masterplan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pelayanan penumpang Di Bandar Udara Kelas I Mopah Merauke berdasarkan regulasi dan persepsi penumpang pada saat beroperasi di terminal lama dan setelah beroperasi di terminal baru. Penelitian ini dimulai melalui pengumpulan data hasil observasi peneliti, kuesioner terhadap penumpang serta wawancara penyelenggara bandar udara. Metode analisis yang digunakan adalah Penilaian berdasarkan PM 178 tahun 2015, IPA dan Metode Triangulasi. Berdasarkan PM 178 tahun 2015, hasil penelitian menunjukkan peningkatan kinerja pelayanan pada saat beroperasi di terminal lama sebesar 47,4% (kategori cukup) menjadi 68,1% (kategori baik) setelah beroperasi di terminal baru. Dari 35 Atribut pelayanan yang dinilai masih terdapat 11 atribut pelayanan yang belum sesuai dengan standar PM 178 tahun 2015 setelah beroperasi di terminal baru. Menurut persepsi penumpang, kinerja pelayanan bandar udara di terminal lama berada pada kategori rendah dengan 17 atribut pelayanan berkinerja rendah dari 30 atribut yang dinilai. Selain itu, juga terdapat 4 pelayanan tambahan yang diinginkan oleh penumpang. Hasil evaluasi menggunakan metode triangulasi menunujukkan bahwa masih terdapat 10 atribut pelayanan dan 3 rekomendasi tambahan yang belum mendapat perbaikan setelah beroperasi di terminal baru.
Preferensi Pemilihan Moda Transportasi Siswa Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Kebijakan Zonasi Layanan Pendidikan Sri Lestari; Dewanti Dewanti
Jurnal Penataan Ruang Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Penataan Ruang 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v16i2.7399

Abstract

Kebijakan zonasi layanan pendidikan dapat memperpendek jarak perjalanan ke sekolah dan biaya perjalanan. Pengurangan jarak perjalanan dan biaya perjalanan akan memengaruhi pemilihan moda transportasi. Dengan adanya pilihan moda transportasi yang beragam, diharapkan penggunaan moda transportasi nonmotor menjadi lebih dominan sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan dapat mendukung terwujudnya kota yang layak huni. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan preferensi pemilihan moda transportasi siswa sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan zonasi layanan pendidikan. Responden penelitian ini adalah siswa kelas 7 dan kelas 9 SMP. Siswa kelas 7 sebagai sampel siswa yang diberlakukan kebijakan zonasi pada saat proses penerimaannya, dan siswa kelas 9 sebagai sampel siswa yang tidak diberlakukan kebijakan zonasi pada saat proses penerimaannya. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 377 siswa. Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dari kuesioner dan data kualitatif dari wawancara sebagai data pendukung. Penelitian ini menggunakan analisis spasial untuk menjelaskan preferensi pemilihan moda transportasi dengan menggunakan peta. Analisis crosstab dan analisis deskriptif dari wawancara digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan moda transportasi. Kebijakan zonasi layanan pendidikan tidak berpengaruh terhadap preferensi pemilihan moda transportasi siswa. Sepeda motor mendominasi preferensi pemilihan moda transportasi siswa sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan zonasi. Preferensi pemilihan moda transportasi siswa di sekolah tengah kota dan di pinggiran kota juga didominasi diantar dengan sepeda motor. Preferensi pemilihan moda transportasi di Kota Surakarta dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor eksternal individu.