Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS MAKNA DAN PENGGUNAAN KATA WASHI DAN ORA PADA 37 JUDUL MUKASHIBANASHI MERRY ZAHROTUL MUFIDAH; ENDANG POERBOWATI
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 18 No 2 (2018)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.999 KB) | DOI: 10.30996/parafrase.v18i2.1721

Abstract

In Mukashibanashi, the words Washi and Ora are often used. The word Washi is often used by the elderly people, namely grandfather and grandmother. The word Ora is also often used by young people. Washi and Ora have the same meaning as Watashi. The words Washi and Ora were used in the Edo period. The objectives of this study are to describe the meaning of the words Washi and Ora and to describe the use of the words Washi and Ora. Descriptive method is applied in tnis study. The data analysis procedure is looking for the words Washi and Ora in Mukashibanashi, translating, and analyzing them. After the analysis, it can be concluded that the words Washi and Ora have the same meaning, namely "me" and they can be used by anyone: the elderly people, young people, children, women, and men in informal use. Keywords: imiron, hinshi, washi dan ora, mukashibanashi
STRATEGI REYOG ONGGO PATI DI ERA KAPITALISME Dheny Jatmiko; Endang Poerbowati
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 21 No 1 (2021)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/parafrase.v21i1.5324

Abstract

Kondisi terkini yang semakin dikuasai oleh kapitalisme dan komersialisasi menuntut segala bidang untuk beradaptasi agar dapat bertahan dan berkembang. Dalam seni tradisional, serangkaian inovasi dilakukan bukan sekadar untuk mendapatkan keuntungan secara komersial, namun untuk tetap menjaga penerimaan generasi terbaru pada seni tradisi tersebut sehingga proses pewarisan akan lebih mudah dilakukan. Sebaliknya, bagi yang berpegang pada orisinalitas berpandangan pewarisan harus tetap dilkukan namun tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan-perubahan pada pakem yang telah ditentukan oleh leluhur. Seni reyog yang berasal dan berkembang di Kabupaten Ponorogo juga mengalami hal serupa. Ketika banyak kelompok reyog lain melakukan inovasi dengan mengubah pakem, kelompok Reyog Ongopati yang berada di Desa Plunturan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo mendeklarasikan diri bahwa seni reyog yang dihasilkannya adalah seni reyog asli sesuai dengan pakem yang diturunkan leluhur. Dengan narasi orisinalitas ini, Reyog Onggopati berhasil untuk terus bertahan dalam duani seni reyog, bahkan menginisiasi Desa Plunturan sebagai desa budaya dengan daya tarik wisata berupa seni reyog pakem Onggopati. Strategi lain yang diterapkan oleh Reyog Onggopati adalah menjalin kolaborasi dengan pemerintah desa, sinergi dengan masyarakat (sosial dan budaya), sinergi dengan agama, dan dukungan dari keluarga untuk proses regenerasi.
ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM DORAMA DORAEMON THE MOVIE “STANDBY ME” (KAJIAN PRAGMATIK) Dewi Nur Rofi'ah; Endang Poerbowati
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3225

Abstract

Abstrak: Dalam penelitian ini akan ditelaah tentang implikatur percakapan berdasarkan pada drama komik.  Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan dalam komik adalah bahasa yang dipakai sehari-hari. Oleh karena itu, penulis ingin menelaah implikatur percakapan berdasarkan pada dorSama Doraemon The Movie “Standby me”. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada dua rumusan  masalah. Pertama, apa saja jenis-jenis implikatur percakapan yang terdapat dalam dorama Doraemon  The Movie ”Standby me”? kedua, bagaimanakah  pelanggaran maksim yang terdapat di dalam implikatur percakapan dorama Doraemon  The Movie ”Standby me”? Penelitian ini  menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan 3 jenis implikatur percakapan diantaranya adalah implikatur percakapan umum, berskala dan khusus. Dan ada 4 pelanggaran maksim yaitu maksim cara, maksim kualitas, maksim relevansi dan  maksim kuantitas.Kata kunci: Implikatur, Percakapan, Doraemon, Pragmatik Abstract: In this research, we will examine the conversational implicature based on comic drama. This is because the language used in comics is the language used daily. Therefore, the author would like to examine the implications of conversations based on dorSama Doraemon The Movie "Standby me". In this study the authors focus on two problem formulations. First, what are the types of conversational implicature in Doraemon The Movie's drama "Standby me"? second, how is the maxim violation contained in Doraemon The Movie's speech implications "Standby me"? This study used descriptive qualitative method. The results of this study the authors found 3 types of conversational implicature include general, scale and special conversational implicature. And there are 4 violations of the maxim that is the maxim of the way, the quality of the maxim, the maxim of relevance and the maxim of the quantity.Keywords: Implicature, Conversation, Doraemon, Pragmatics
MODALITAS PADA UJARAN TOKOH JEANNE D’ARC DALAM LIGHT NOVEL FATE/APOCRYPHA VOLUME 5 Dedy Aristyanto; Endang Poerbowati
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3237

Abstract

Abstrak: Modalitas merupakan salah satu bentuk pengungkap karakter, sikap, atau sifat dari suatu tokoh. Pengkajian modalitas bahasa Jepang melalui karya sastra memungkinkan untuk menggali lebih dalam jenis dan pembagian modalitas bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis modalitas yang bersifat dominan dalam kalimat ujaran tokoh Jeanne D’Arc dalam light novel Fate/Apocrypha volume 5. Dalam pelaksaan penelitian, digunakan pendekatan secara kuantitatif-kualitatif. Selain itu, metode deskriptif digunakan sebagai desain penelitian. Penelitian ini menelaah kalimat ujaran tokoh Jeanne D’Arc dalam light novel Fate/Apocrypha volume 5. Sedangkan dalam analisis, digunakan metode agih dan padan referensial dengan teknik PUP. Dalam penelitian ini, ditemukan 84 klausa yang mengandung modalitas yang kemudian terbagi atas 29 klausa kategori modalisasi dan 55 klausa kategori modulasi dan 48,81% dari keseluruhan modalitas yang ditemukan merupakan modalitas yang menyatakan kesopanan. Sehingga dapat diketahui bahwa modalitas dominan dalam ujaran tokoh Jeanne D’Arc adalah modalitas yang menunjukkan kesopanan dan kesantunan.Kata kunci: modalitas, light novel, indeks dominansi Abstract: Modality is one form of revealing the character, attitude, or nature of a character. study of Japanese modalities through literary makes it possible to delve deeper into the types and distribution of Japanese modalities. The purpose of this study is to describe the types of modalities that are dominant in speech sentences by Jeanne D’Arc in light novel Fate / Apocrypha volume 5. In conducting research, a quantitative-qualitative approach is used. In addition, descriptive methods are used as research designs. This study examines the speech sentence of the character Jeanne D'Arc in light novel Fate / Apocrypha volume 5. Whereas in the analysis, the method of religion is used and is referentially matched with PUP techniques. In this study, there were 84 clauses containing modalities which were then divided into 29 modalization category clauses and 55 modulation category clauses and 48.81% of the total modalities found were modalities that stated modesty. So it can be seen that the dominant modality in the utterances of Jeanne D’Arc is a modality that shows politeness and modestyKeywords: modalities, light novels, dominance index