Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif

VERIFIKASI QUR'ANI TENTANG STATUS ANAK ANGKAT Nuraini Nuraini
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah
Publisher : South East Asia Regional Intellectual Forum of Qoran Hadith (SEARFIQH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.443 KB) | DOI: 10.22373/jim.v14i2.3040

Abstract

The phenomenon of adoption or adoption in society has become commonplace. This is in addition to the religiously justified, the state of Indonesia also protect it. The adoption of children is not forbidden in Islam and even includes noble deeds if based on sincerity and rules in accordance with the teachings of Islam, but in practice there are many treatments that are contrary to the teachings of Islam. Not a few of the people who treat adopted children exactly the same as their children so that in terms of mahram, guardianship and inheritance get the right as a natural child. From the results of verification of verses of the Qur'an about adopted children it is known that the adopted child if there is no relationship mahram then the status is the same as others. In other words, the law that applies to others then so does the adopted child. Therefore, matters relating to the mahram must be preserved, trust is not applicable and inheritance is not obtained except on the permissible limits on behalf of the gift.
METODE ANALISIS HADITS DALAM BUKU ANTARA SETIA DAN DURHAKA KARYA AL YASA ABUBAKAR Nuraini Nuraini
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah
Publisher : South East Asia Regional Intellectual Forum of Qoran Hadith (SEARFIQH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.633 KB) | DOI: 10.22373/jim.v13i1.2355

Abstract

Terasa janggal, tidak logis atau paling kurang akan dikatakan tidak ilmiah jika didapati ada tulisan-tulisan yang mengangkat hadits-hadits yang dha'if, apalagi yang tidak jelas status kehaditsannya. Hal inilah yang terjadi pertama kali ketika penulis membaca karya Al- yasa Abubakar yang berjudul antara Setia dan Durhaka: Ulasan tentang Hak dan Kewajiban. Rasa penasaran ini menimbulkan keinginan penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi buku tersebut. Menurut Al Yasa' Abubakar, walaupun hadits-hadits tersebut tidak jelas sumber dan kualitasnya. Namun, hadits-hadits tersebut sengaja diangkat untuk menjadi perbandingan terhadap karya-karya atau buku-buku populer yang dalam analisisnya cenderung merendahkan perempuan. Tujuan hadits-hadits tersebut diangkat menurut Al yasa' Abubakar untuk memberikan analisis-analisis baru yang akan membuka wawasan pembaca sehingga mampu berfikir kritis, logis dan sesuai dengan ajaran Islam terutama al- Qur'an dan Hadits yang maqbul baik sanad maupun matannya.
Halalan Thayyiban Alternatif Qurani Untuk Hidup Sehat Nuraini Nuraini
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Forum Intelektual Qur'an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH) Kota Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.324 KB) | DOI: 10.22373/jim.v15i1.5460

Abstract

Menyangkut kebutuhan manusia al-Qur’an memberikan perhatian yang serius karena hal ini berhubungan dengan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi ini. Kemaslahatan manusia merupakan misi utama al-Qur’an baik di dunia maupun diakhirat kelak. Dalam bentuk apapun ajaran Islam tujuannya adalah agar manusia maslahat di dunia  dan di akhirat. Salah satu aspek kemaslahatan tersebut adalah menyangkut kesehatan manusia. Konsep halalan thayyiban merupakan sebuah konsep tentang makanan dan minuman yang harus diamalkan manusia pada umumnya dan ummat Islam pada khususnya. Ruang lingkup makanan dan minuman yang halal sebagai dasar dan asal hukum yang wajib diikuti ummat Islam. Sedangkan makanan dan minuman yang haram adaalah pengecualian. Dengan demikian, pengecualian terhadap makanan dan minuman yang diharamkan dapat dijadikan standar dalam menilai kehalalan sebuah benda. Sedangkan thayyiban (baik) pendekatannya dapat dilakukan secara medis atau uji standar kesehatan. Penegasan al-Quran yang menggunakan kalimat halalan thayyiban, menunjukkan bahwa kedua kata tersebut walaupun didekati dengan pendekatan yang berbeda, namun dalam implementasinya haruslah sekaligus. Dengan kata lain, dalam pemilihan makanan dan minuman harus memperhatikan yang halal dan thayyib. Jika yang halal merupakan kewajiban yang harus diperhatikan maka thayyib juga demikian. Dalam kaedah ushul dikenal dengan kaedah hadits al halal bayyin, ushul ma la yatim al-wajib fa huwa wajib (sesuatu yang menjadi media dalam melaksanakan yang wajib, maka media itu wajib pula). Konsep halalan thayyiban adalah sebuah konsep tentang kesehatan dari aspek makanan dan minuman yang menawarkan konsep kesejahteraan atau kemaslahatan  manusia di dunia dan akhirat kelak.