Siti Zunariyah
Prodi Sosiologi FISIP Universitas Sebelas Maret

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Development and Social Change

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Pengelolaan Sampah di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta) Dani Nur Hadiyanto; Siti Zunariyah
Journal of Development and Social Change Vol 1, No 1 (2018): Edisi April 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v1i1.20740

Abstract

Abstract : This research was taken place in Taru Jurug Wildlife Park Surakarta. This research aims to determine the pattern of waste management in TSTJ before and after environmentally sound waste management also determine the supporting and inhibiting factors, as well as the benefits of environmentally sound waste management in Taru Jurug Wildlife Park Surakarta. The theory in this research is structural functionalism theory by Talcott Parsons and social action theory by Max Weber. The type of this research is descriptive qualitative with case study approach. Data were taken with structured interview techniques, observation, and documentation. Samples were taken using purposive sampling technique. To validate the data, source triangulation was used, while the data analysis was done using an interactive model. From the result of the research, it is concluded that the beginning of waste management in Taru Jurug Wildlife Park with three stages, storage, shelter, and transportation. Then it is done with four stages, sorting, management with 3R implementation (Reuse, Reduce, Recycle), distribution, and controlling. The supporting factors are physical and non-physical completeness of hygiene facilities and infrastructure, the existence of cooperation with Environment Department of Surakarta City, type or nature of waste that is easy to process, and adequate Human Resources. While the inhibiting factor is sorting waste activities, Taru Jurug Wildlife Park manager is considered not to give an appreciation, lack of monitoring and evaluation mechanisms, problematics in the management, minimal operational costs, inability to maintain goods, weather, lack of skills and knowledge of waste recycling, and a fleet of carriers. The benefits of environmentally sound waste management are the first non-material form of recognition (having a good name or image), the second the material benefits which means the higher the number of tourists, the higher the amount of Taru Jurug Wildlife Park income, and the last is the general benefit in the form of the realization of the goals and objectives of environmentally sound waste management. Keywords: Tourism, environmentally friendly, trashAbstrak : Penelitian ini mengambil lokasi di TSTJ Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengelolaan sampah di TSTJ sebelum dan sesudah pengelolaan sampah berwawasan lingkungan serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat, serta manfaat dari pengelolaan sampah berwawasan lingkungan di TSTJ Surakarta. Teori dalam penelitian ini adalah teori fungsionalisme struktural oleh Talcott Parsons dan teori tindakan sosial oleh Max Weber. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diambil dengan teknik wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis data yang digunakan adalah model interaktif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa awal mula pengelolaan sampah di TSTJ dengan tiga tahapan, pewadahan, penampungan, dan pengangkutan. Kemudian dilakukan dengan empat tahapan, pemilahan, pengelolaan dengan penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), pendistribusian, dan kontroling. Faktor pendukungnya yaitu adanya kelengkapan fisik dan non-fisik dari sarana dan prasarana kebersihan, adanya kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, jenis atau sifat sampah yang mudah untuk diolah, dan sumber daya manusia yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kegiatan pemilahan sampah, pengelola TSTJ dianggap belum memberikan apresiasi, kurang terlaksananya mekanisme pemantauan dan pengevaluasian, problematika dalam kepengurusan (kaderisasi), minimnya biaya operasional, ketidakmampuan memelihara barang, cuaca, kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengenai pendaurulangan sampah, dan armada pengangkut. Manfaat dari pengelolaan sampah berwawasan lingkungan yaitu yang pertama non-material berupa dikenalnya (memiliki nama atau citra baik), yang kedua manfaat material yang berarti semakin tinggi jumlah wisatawan, akan semakin tinggi jumlah pendapatan TSTJ, dan yang terakhir yaitu manfaat secara umum berupa terwujudnya cita-cita dan tujuan dari pengelolaan sampah berwawasan lingkungan.Kata kunci: Pariwisata, ramah lingkungan, sampah
PERUBAHAN POLA PENGELOLAAN HUTAN OLEH MASYARAKAT DI DESA KALIGUNTING (Studi Kasus PHBM di Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur) Winanda Rizky Annisa; Siti Zunariyah
Journal of Development and Social Change Vol 1, No 1 (2018): Edisi April 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v1i1.20744

Abstract

Abstract : The existence of forest in Indonesia nowadays could be identified as under critical condition. It was not only caused by illegal logging phenomenon, but also the habit of forest village community which implicitly gives contribution towards the decay of forest ecosystem. This research used qualitative-descriptive method with approach case studies. The change that occurred in Kaligunting Village could be identified as two aspect, including physical aspect and non-physical aspect. Related to physical aspect, cultivating pattern that turned to 3m x 3m impacted on forest sustainability and level of society participation in tumpangsari. Whereas, non-physical aspect change, including social change, economics change, and cultural change. Social change could be seen by the emergence of LMDH Sumber Tani which made level of participation, interaction and social distance, and social network increased. Economic change is visible through the emergence of business opportunity such as cassava flour which became main product of the village, up to the existence of production sharing form Perum Perhutani. Then, in the cultural aspect, the change is occurred in cultivation and harvesting ritual.Keyword : Social change, forest management, Forestry Departmen, PHBM, civil institutions Abstrak : Keberadaan hutan di Indonesia saat ini dapat diidentifikasi karena berada dalam kondisi kritis. Bukan hanya disebabkan oleh fenomena illegal logging, tetapi juga kebiasaan masyarakat desa hutan yang secara implisit memberikan kontribusi terhadap kerusakan ekosistem hutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Perubahan yang terjadi di Desa Kaligunting dapat diidentifikasi sebagai dua aspek, termasuk aspek fisik dan non-fisik. Terkait dengan aspek fisik, pola budidaya yang berubah menjadi 3m x 3m berdampak pada kelestarian hutan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam tumpangsari. Sedangkan, aspek non fisik berubah, termasuk perubahan sosial, perubahan ekonomi, dan perubahan budaya. Perubahan sosial dapat dilihat dengan munculnya LMDH Sumber Tani yang membuat tingkat partisipasi, interaksi dan jarak sosial, dan jejaring sosial meningkat. Perubahan ekonomi terlihat melalui munculnya peluang bisnis seperti tepung ubi kayu yang menjadi produk utama desa, hingga adanya bentuk bagi hasil Perum Perhutani. Kemudian, dalam aspek budaya, perubahan itu terjadi dalam ritual kultivasi dan panen. Kata Kunci: Perubahan sosial, pengelolaan hutan, Departemen Kehutanan, PHBM, lembaga sipil