p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Pertanian Agros
Jhon David H
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINGKAT KEMATANGAN NENAS GALANG UNTUK KONSUMSI SEGAR Jhon David H
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1182

Abstract

Daerah penghasil utama nenas di Kalimantam Barat adalah Kabupaten Kuburaya dan Mempawah. Kedua daerah tersebut mempunyai ciri khas masing-masing akan rasa. Kegiatan kajian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat kematangan optimum nenas dalam konsumsi segar di kalangan konsumen. Nenas dipanen pada 6 tingkat kematangan, yaitu tua, breaker, breaker 25% matang, >25-50% matang, >50-75% matang, dan >75% matang. Nenas dipanen dari sentra produksi nenas dari desa Galang Kab. Mempawah dan diangkut dengan mobil ke ibukota propinsi yaitu Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nenas Galang untuk konsumsi segar dapat dipanen pada breaker >50-75% matang dengan rendemen daging buah 75,50%, PTT 14,5oBrix, kadar asam 21,4, kandungan vitamin C nya 41,10 mg/100g. Buah segar tahan simpan selama 6 hari pada suhu ruang dan 12 hari pada suhu 15oC. Untuk keperluan industri, menyimpan hancuran daging buah nenas lebih menguntungkan karena tahan simpan selama 60 hari pada suhu 160C
PENGELOLAAN CABAI UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN Jhon David H
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1183

Abstract

Cabai merupakan komoditas yang mudah mengalami kemuduran mutu (perishable) serta daya simpan yang sangat singkat (dua hingga empat hari). Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai dari pemanenan sampai pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati, Tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari lapangan sampai ke tingkat pengecer sebesar 23 persen. Kerusakan yang terjadi pada cabai dapat terjadi secara mekanis. Akibat dari kerusakan tersbut sangat merugikan. Oleh karena itu, agar cabai dapat dipertahankan kualitasnya sampai ketangan pembeli, diperlukan penanganan yang baik dari mulai panensampai pasca panen. Pengemasan merupakan kegiatan untuk melindungi kesegaran produk pertanian pada saat pengangkutan, pendistribusian dan penyimpanan. Selain itu, kemasan berfungsi melindungi produk dari kerusakan fisik, mekanis, mikrobiologis, serta menciptakan daya tarik bagi konsumen dan memperpanjang umur simpan produk Penggunaan jenis kemasan dan suhu penyimpanan yang sesuai adalah faktor yang penting untuk menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan sayuran. Pengemasan dapat mencegah produk dari pengupan dengan memodifikasi atmosfer dengan kelembaban tinggi.Pengemasan jugamerupakan salah satu cara menghambat proses respirasi dan transpirasi sehingga cabai tidak mudah busuk dan keriput.Optimasi teknologi pengemasan untukmemperlambat laju kemunduran mutu dan memperpanjang masa simpan cabai Tujuan dari tulisan ini adalahuntuk mengetahui inovasi penyimpanan cabai dengan berbagai kemasan dalam memperpanjang masa simpan
KERAGAAN HASIL FERMENTASI MUTU FISIK BIJI KAKAO DI KALIMANTAN BARAT THE PERFORMANCE OF FERMENTATED YIELD OF COCOA BEAN QUALITY IN WEST KALIMANTAN Jhon David H
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 2: Edisi Juli 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.27 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk memperbaiki penanganan pasca panen melalui fermentaasi dan meningkatkan kualitas biji kakao hasil fermentasi sehingga nilai jual produk kakao semakin tinggi. Penelitian dilakukan di desa program Nasional GERNAS KAKAO di Gapoktan Lintas Sekayam Desa Pegadang Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau dengan perlakuan Fermentasi dilakukan  selama 5 hari dengan pembalikan 1 kali setelah 48 jam dan dilanjutkan dengan pengeringan  buatan selama 8 jam dan pengeringan matahari 12 jam.  Parameter mutu yang dianalisa disesuaikan yang dipersyaratkan oleh SNI 01-2323-2002 yang meliputi persyaratan umum :  serangga hidup, kadar air, bii berbau dan atau abnormal, kadar biji pecah, kadar kotora, kadar benda asing ,kotoran mamalia, dan persyaratan khusus : ukuran biji/100 gr, kadar biji berkapang dan biji berserangga. Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa  memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI, 2002) dan juga Standar  Kakao Internasional.    Sedangkan persyaratan mutu berdasarkan jumlah biji tiap100 g  maka  biji  kakao fermentasi yaitu dari Desa Pegadang  Kec. Sekayam, Kab. Sanggau berada pada mutu I-A.Besides research aims to improve post-harvest handling through fermentaasi also to improve the quality of fermented cocoa beans so that the value the higher the cocoa product jula. The study was conducted in villages of the National program on Gapoktan GERNAS COCOA Joint Business Village District Pegadang Sekayam Sanggau Fermentation done with treatment for 5 days with a reversal of 1 time after 48 hours and followed by artificial drying for 8 hours and 12 hours of sun drying. Quality parameters are analyzed adjusted as required by SNI 01-2323-2002 which includes the general requirements: insect life, water content, bii smell and / or abnormal levels of broken seeds, kotora levels, levels of foreign objects, dirt mammals, and special requirements: size /100 gr, grade seed and seed fungi. Results The study concluded that meet the requirements of the Indonesian National Standard (SNI, 2002) and also the International Cocoa Standards. While the quality requirements based on the number of seeds g tiap100 the fermentation of cocoa beans from Pegadang Village, Sekayam, Sanggau located on I-D quality
BAWANG MERAH DAN PENYIMPANANNYA Jhon David H
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2252

Abstract

Komoditas bawang merah sangat mudah mengalami perubahan mutu dan mengalami kerusakan yang disebabkan kandungan air yang tinggi, sehingga masa simpannya sangat singkat.  Sulitnya mempertahankan bawang merah dalam keadaan segar, karena terjadinya perubahan akibat proses fisiologi, biologi, fisikokimia dan morfologi. Penyimpanan menjadi kunci untuk mempertahankan kesegaran dan kualitas, yaitu  dengan menyimpan pada suhu rendah dengan tingkat kadar air tertentu. Saat ini penyimpanan yang umum dilakukan adalah penyimpanan tradisional pada suhu 25-30 C RH 70-80% dengan tingkat kehilangannya  sekitar 25%. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan bawang merah yang terbaik pada kadar air 80% dengan suhu 5°C RH 65- 70%, menghasilkan susut bobot 7,06%, kadar air 79,48%, kerusakan 0,37%,
MENINGKATKAN INDEKS PERTANAMAN PADI DI SENTRA PRODUKSI KABUATEN SINTANG Jhon David H
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 2 (2021): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v23i2.1387

Abstract

Selama ini informasi akan peningkatan IP masih kurang bergema di tingakt petani, padahal untuk meningkatkan produktivitas salah satu adalah dengan melalui peningkatan IP. Dalam bahasa yang sederhana, pengertian Indek Pertanama adalah seberapa kali petani melakukan pertanaman dalam luasan yang sama dalam satu tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi meningkatkan IP di lima Kecamatan di Kabupaten Sintang. Metode yang dilakukan adalah dengan metode survei di lima kecamatan,data primer dan sekunder dari BPP, wawancara dengan petani, penyuluh pertanian.