Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN DOKTER GIGI KECIL DALAM PENINGKATAN PERILAKU HIDUP SEHAT Erlina Sih Mahanani; Likky Tiara Alphianti; Widyapramana Dwi Atmaja; Hastoro Pintadi
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 9. Manajemen Rumah Sakit Era Pandemi Covid-19
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.796 KB) | DOI: 10.18196/ppm.39.114

Abstract

Kegiatan promosi dan preventif kesehatan sangat diperlukan untuk mengubah perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya memaksimalkan dan memanfatkan peran dokter kecil yang dibentuk di Dusun Pendul sebagai motor penggerak untuk memengaruhi dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Program pengabdian kemitraan masyaraklat dilakukan di Dusun Pendul, Argorejo, Sedayu, Bantul dilakukan dengan memanfaatkan dokter gigi kecil sebagai motor penggerak perilaku hidup bersih dan sehat dengan mengajari teman-temannya dan memengaruhi keluarganya. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan melalui dokter gigi kecil dengan bahasanya sendiri, bimbingan belajar yang disertai membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, bersih diri, membuang sampah, serta memasang poster-poster promosi kesehatan dan permainan lagu yang bertema kesehatan. Dalam kegiatan ini anak-anak akan didampingi oleh pendamping anak atau orang tua yang sekaligus menjadi sasaran penyuluhan kesehatan gigi serta perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil kegiatan ini ternyata dapat memengaruhi kebiasaan hidup bersih dan sehat pada abak-anak dan pendamping anak-anak.
SEKOLAH TK DAN PAUD PEDULI KESEHATAN GIGI Laelia Dwi Anggraini; Pipiet Okti K; Likky Tiara Alphianti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 2. Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.479 KB) | DOI: 10.18196/ppm.32.177

Abstract

Menurut WHO, lebih dari 50 juta jam sekolah per tahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Surkesnas melaporkan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata per tahun 3,86%). Anggraini melaporkan anak free karies pada salah satu SD favorit di Yogyakarta adalah 10%. Konsep program ini bertujuan untuk memberi materi kesehatan gigi pada guru TK dan PAUD serta mengajak mereka peduli akan kesehatan gigi murid-muridnya. Metode yang digunakan adalah pemberian materi dengan penyuluhan dan setelahnya mengisi kuesioner. Kuesioner meliputi pengertian kesehatan gigi, asal mereka mendapatkan informasi kesehatan gigi, pengetahuan menggosok gigi, konsep gosok gigi, dan konsep pertolongan pertama saat murid sakit gigi. Implikasi program ini adalah masyarakat sekolah TK/PAUD diajak berpikir, bersikap, dan bertindak untuk membangun dan mengembangkan diri melalui kepedulian terhadap kesehatan gigi Data kuesioner menunjukkan 100% guru TK/PAUD setuju bahwa pengetahuan kesehatan gigi adalah hal penting. Menggosok gigi penting untuk anak TK/PAUD (97,7%). Menggosok gigi sebaiknya dilakukan tiga kali sehari (84,10%). Guru tahu cara menggosok gigi yang baik dan benar (84,10%). Besaran jumlah pasta gigi yang diletakkan pada sikat gigi anak adalah sebesar biji kacang polong (54,50%). Waktu menyikat gigi anak 1-2 menit (65,9%). Sebanyak 50,00% menyatakan anak perlu minum obat jika sakit gigi. Jika anak bengkak giginya, anak segera minum obat, kumur garam, dan periksa ke dokter gigi (68,20%). Kesimpulannya adalah pengetahuan tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan pada kalangan pendidik guru TK dan PAUD (belum 100% jawaban benar dari data kuesioner) dan perlu ada kesadaran pentingnya kepedulian sekolah dalam masalah kesehatan gigi dan mulut (97,60% - 100% responden setuju terkait pelatihan virtual dan penambahan pengetahuan tentang kesehatan gigi anak).