Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENDAMPINGAN PRODUKSI FILM SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN KESENIAN TRADISI DI DESA SUMBER MUNTILAN Budi Dwi Arifianto; Citra Dewi Utami; Zein Muffarih Muktaf
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 1. Kebijakan Publik Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Industri Kreatif
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.139 KB) | DOI: 10.18196/ppm.31.146

Abstract

Seni tradisional adalah bagian dari kekayaan bangsa Indonesia yang wajib untuk dilestarikan. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya berfungsi mendinamisasi masyarakat daerahnya. Generasi muda adalah pewaris yang diharapkan memahami dan berperan aktif menjaganya. Teknologi pembuatan film yang berkembang secara masif menggerakkan semangat anak muda membuat film, bukan hanya sebagai penonton. Pengalihwahanaan seni tradisional menjadi bentuk film merupakan strategi untuk mendekatkan dan menumbuhkan kecintaan anak muda terhadap seni tradisi. Mitra PPM ini adalah Komunitas Film Desa Ant Black dan Sanggar Ketoprak Santhi Aji yang berada di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Program ini merupakan keberlanjutan dari program pelatihan pengelolaan Ndeso Film Festival (NFF) 2019 yang mampu memantik semangat produksi film para pemudanya. Proses produksi yang kurang terencana mengakibatkan kelelahan kru dan pemainnya, sehingga waktu produksi menjadi molor dan belum dihasilkannya karya film dengan baik. Oleh sebab itulah program pendampingan ini dibutuhkan oleh masyarakat. Metode yang dipilih dalam program PPM ini adalah 1) Dengar pendapat dan diskusi; 2) Pelatihan dan workshop produksi; 3) Pendampingan proses pascaproduksi; dan 4) Pemberian hibah peralatan penyuntingan digital. Hasil yang dicapai dari program ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mitra dalam memproduksi film serta penambahan jumlah karya yang dihasilkan berupa film pendek berjudul Ledhek Bariyem.