Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kebijakan Pendidikan Pemerintah Kolonial Belanda pada Masa Politik Etis di Lampung Karsiwan Karsiwan; Lisa Retno Sari; Lisa Retno Sari
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 6, No 1 (2021): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ttjksi.v6i1.4375

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan pemerintah kolonial Belanda dalam bidang pendidikan pada masa politik etis di Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan teknik pengumpulan data melalui teknik studi kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa Penyelenggaraan pendidikan pada masa politik etis semakin masif sejak Gubernur Jenderal Van Heutz mengizinkan pendirian sekolah-sekolah desa, dengan sumber pembiayaan oleh masyarakat desa. Pembangunan sekolah, pengadaan tenaga pengajar dan anggaran gaji guru bersumber dari keuangan desa. Subsidi biaya penyelenggaraan pendidikan di Lampung baru diberikan pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1922 hingga 1942. Jumlah keseluruhan sekolah yang tercatat di Karesidenan Lampung terdiri dari 42 sekolah desa, 4 sekolah rakyat dan 6 sekolah lanjutan yang tersebar di Onder Afdeling Teluk Betung dan Kota Agung.
SAGATA SEBAGAI IDENTITAS TRADISI LISAN MASYARAKAT LAMPUNG Karsiwan Karsiwan; Lisa Retno Sari; Adelia Azzahra
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/pjhpish.v8i2.250

Abstract

Sagata merupakan warisan budaya masyarakat Lampung berbentuk tradisi lisan. Sagata secara umum memiliki bentuk seperti pantun atau puisi dan dilantunkan dalam komunikasi dan interaksi baik antarindividu maupun antarkelompok, dan tak jarang sebagai pelengkap prosesi adat-istiadat masyarakat Lampung Pesisir. Penelitian ini mendeskripsikan sagata sebagai identitas budaya berbentuk tradisi lisan pada masyarakat Lampung Pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan 1) tradisi lisan sagata sebagai bagian integral hasil budaya masyarakat Lampung Pesisir, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ajaran agama, nilai, dan norma yang berkembang dalam masyarakat yang hidup danberkembang pada masyarakat khususnya Lampung Pesisir; 2) sagata memiliki beberapa bentuk, yakni Sagata Sanak Ngebabang (pantun anak-anak), sagata buhaga (pantun percintaan), c) sagata nangguh (pantun membuka atau menutup kegiatan), d) sagata lalagaan (pantun berolok-olok atau kocak), e) sagata nyindekh (pantun sindiran), dan f) sagata hahiwang (pantun duka cita), dan 3) sagata masih dijumpai sebagai pelengkap pada upacara sakral seperti upacara pernikahan, acara muli mekhanai, khitanan sebagai media memberi nasihat, amanat, dan pesan kehidupan.
JEJAK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LADA MASA KESULTANAN BANTEN DI LAMPUNG Karsiwan Karsiwan; Lisa Retno Sari; Tusriyanto Tusriyanto
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v8i2.14986

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jejak pertumbuhan dan perkembangan lada di Lampung di bawah pengaruh Kesultanan Banten sejak abad ke XVII hingga XVIII. Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena menggunakan sumber dari data hasil tinjauan pustaka dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh hasil penelitian bahwa pertumbuhan lada hitam tersebar diberbagai wilayah di Lampung seperti di kawasan Timur, Barat, Selatan dan Utara Lampung. Perkembangan penanaman lada di Lampung tidak terlepas dari perjanjianantara Kesultanan Banten dengan para pemimpin kebuayaan di Lampung melalui prasasti atau piagam perjanjian. Adapun piagam perjanjian itu antara lainpiagam dalung Bojong untuk daerah Lampung Timur, piagam Rajabasa untuk daerah Lampung Selatan, piagam Sukau untuk daerah Pesisir Lampung Barat.