p-Index From 2020 - 2025
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Pharmasipha
Nadia Mira Kusumaningtyas
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2018 Salamatul Maimanah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4961

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang mempunyai karakteristik hiperglikemia disebabkan oleh kelainan sekresi insulin ataupun kerja insulin. Sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin pada umumnya pasien yang menderita diabetes mellitus akan mendapatkan komplikasi dengan penyakit hipertensi yang dapat mengakibatkan meningkatnya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk terapi penyakit ini dengan terapi farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Drug related problems kategori ketepatan pemilihan dosis obat dan ketidaktepatan pemilihan obat meliputi obat efektif tapi tidak aman, obat tidak efektif dan obat kombinasi tidak tepat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan mengumpulkan data rekam medis secara retrospektif pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Sampling dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 89 pasien. Hasil penelitian disimpulkan bahwa angka kejadian paling banyak terjadi pada umur 60-69 tahun. Angka kejadian ketidaktepatan dalam pemilihan obat yang meliputi obat efektif tidak aman sebanyak 18 pasien dengan persentase (18%), obat tidak efektif sebanyak 12 pasien dengan persentase (12%), obat kombinasi tidak tepat sebanyak 11 pasien dengan persentase (11%).Angka kejadian ketepatan dosis yang meliputi obat oral baik antidiabetik maupun antihipertensi yaitu untuk dosis obat diatas terapi sebanyak 1 pasien dengan persentase 1%, sedangkan untuk dosis obat di bawah terapi  sebanyak 3 pasien dengan persentase 3%.
STUDI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PELARUT MASERASI TERHADAP KADAR SENYAWA FLAVONOID TEH HIJAU (Camelia Sinensis) Mahmud Carica Dewi; Nadia Mira Kusumaningtyas; Kurniawan Kurniawan
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.4219

Abstract

Teh Hijau merupakan tanaman yang dikenal luas di kalangan masyarakat dan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun dunia. Hal ini dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas, juga dipercaya mempunyai khasiat bagi kesehatan. Teh hijau merupakan tanaman obat yang mempunyai efek farmokologis, antara lain sebagai antioksidan. Teh Hijau sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenol, termasuk didalamnya flavonoid. Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. flavonoid merupakan senyawa polar, maka flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida, dimetilformamida, air.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pelarut maserasi terhadap kadar senyawa flavonoid Teh Hijau (Camelia Sinensis), sehingga digunakan 4 variasi pelarut yaitu etanol 96% (polar), metanol 96% (polar), etil asetat (semi polar), n-heksan (non polar). Pelarut dengan rendemen pemurnian tertinggi yaitu metanol, divariasikan menjadi 5 variasi konsentrasi pelarut. Dilakukan uji kalitatif dan kuantitatif untuk menentukan ada atau tidaknya senyawa flavonoid didalamnya. Ekstrak teh hijau dengan pelarut metanol 60% memiliki kadar flavonoid paling tinggi yaitu sebesar 6,235 ppm.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT JALAN DI RSUD CARUBAN PERIODE JANUARI-MARET 2018 Diah Masrifah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.4027

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan pengobatan tuberkulosis paru pada pasien tubekulosis rawat jalan di RSUD Caruban periode Januari-Maret 2018 yang mengacu pada Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016. Penelitian ini termasuk jenis non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang pengambilan datanya bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan catatan rekam medis pasien tuberkulosis diatas 18 tahun di RSUD Caruban periode Januari-Maret 2018. Hasil penelitian menjujukkan bahwa karakteristik pasien tuberkulosis terbanyak adalah pasien berjenis kelamin laki-laki (59%) dengan rentang usia 18-60 (55%), penyakit penyerta terbanyak adalah dyspepsia (42%), pengobatan sembuh (78%), pengobatan selama 6 bulan (58%). Pengobatan yang diberikan kepada pasien tuberkulosis paru rawat jalan dengan dua OAT yaitu dengan OAT kombipak dan OAT KDT, penggunaan OAT terbanyak adalah OAT Kombipak (94%) dan OAT KDT (4,5%). Penggunaan OAT berdasarkan kategori maka OAT terbanyak digunakan adalah OAT kategori 1 (97%).
Uji Efektivitas Perasan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) untuk Mendeteksi Formalin pada Ikan Bandeng (Chanos chanos) Nadia Mira Kusumaningtyas; Baiq Ema Chaeratul Mar’ah; Choirul Umi Haniyah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 3, No 1 (2019): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.7 KB) | DOI: 10.21111/pharmasipha.v3i1.3295

Abstract

Milkfish is one of the foods that are rich in protein, making it easy to rot and often preserved. One of the food preservatives used is formalin. Preservation using formalin is not recommended because it can cause damage to the liver and heart. So that in this study an attempt was made to determine the levels of formalin in milkfish so that people do not consume formalin milkfish which is detrimental to their health. Red dragon fruit skin has anthocyanin content which can be used to detect formaldehyde, because anthocyanin will easily react if it is mixed with strong acid so that when it binds with acid, the color of the juice of the dragon fruit skin will become thicker. In this study, the addition of Lime was added because Lime was used as a supporting work for the skin of red dragon fruit. This study was an experiment with 6 treatments and 2 replications. The treatments were (1) dragon fruit skin juice, left for 1 minute (2) dragon fruit skin juice, left for 3 minutes (3) dragon fruit skin juice, left for 5 minutes (4) squeezing dragon fruit skin and lime juice , left for 1 minute (5) squeezing dragon fruit skin and lime juice, left for 3 minutes (6) squeezing dragon fruit skin and lime juice, left for 5 minutes. Color separation in the solution is then recorded as data. The results showed that formalin examination on milkfish using only dragon fruit skin juice gave the results of the formation of complete color separation in the solution at minute 1 (treatment 1). While formalin examination on milkfish uses a combination of squeezing dragon fruit skin and lime giving the results of the formation of color separations and deposits in the solution completely in the 3rd minute (treatment 5). This can illustrate that the juice of dragon fruit skin and a combination of squeezed dragon fruit and lemon juice can be used to detect formalin content in milkfish. The use of dragon fruit skin juice is more effective than a combination of squeezing dragon fruit and lime skin.
Formulasi Transetosome Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L. Kuntze) Menggunakan Variasi Konsentrasi Soya Lesitin dan Etanol Sofiani Lathifah; Kurniawan Kurniawan; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v6i1.8706

Abstract

Green tea is a herbal plant that can be used to maintain health because of its high antioxidant compounds. Along with the development of pharmaceutical technology, drug delivery systems are also increasingly developing, one of which is transetosomes. The purposes of this study are to determine the effect of variations in the concentration of soy lecithin and ethanol on the characterization of transetosomes. Transetosomes are made using the heat method and formulated in 3 formulations with variations in the concentration of lecithin and ethanol, respectively (F1 0.5: 20, F2 0.6: 25, F3 0.7: 30). Based on the results of the study, obtained the best green tea extract transetosomes is in F3 where the resulting form is Unilamellar Vesicle with a size of 105.96 ± 18.94 nm and polydispersity index 0.36 ± 0.01.
Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Komplikasi Hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2018 Salamatul Maimanah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4961

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang mempunyai karakteristik hiperglikemia disebabkan oleh kelainan sekresi insulin ataupun kerja insulin. Sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin pada umumnya pasien yang menderita diabetes mellitus akan mendapatkan komplikasi dengan penyakit hipertensi yang dapat mengakibatkan meningkatnya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk terapi penyakit ini dengan terapi farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Drug related problems kategori ketepatan pemilihan dosis obat dan ketidaktepatan pemilihan obat meliputi obat efektif tapi tidak aman, obat tidak efektif dan obat kombinasi tidak tepat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan mengumpulkan data rekam medis secara retrospektif pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Sampling dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 89 pasien. Hasil penelitian disimpulkan bahwa angka kejadian paling banyak terjadi pada umur 60-69 tahun. Angka kejadian ketidaktepatan dalam pemilihan obat yang meliputi obat efektif tidak aman sebanyak 18 pasien dengan persentase (18%), obat tidak efektif sebanyak 12 pasien dengan persentase (12%), obat kombinasi tidak tepat sebanyak 11 pasien dengan persentase (11%).Angka kejadian ketepatan dosis yang meliputi obat oral baik antidiabetik maupun antihipertensi yaitu untuk dosis obat diatas terapi sebanyak 1 pasien dengan persentase 1%, sedangkan untuk dosis obat di bawah terapi  sebanyak 3 pasien dengan persentase 3%.
Studi Pengaruh Variasi Konsentrasi Pelarut Maserasi terhadap Kadar Senyawa Flavonoid Teh Hijau (Camelia Sinensis) Mahmud Carica Dewi; Nadia Mira Kusumaningtyas; Kurniawan Kurniawan
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.4219

Abstract

Teh Hijau merupakan tanaman yang dikenal luas di kalangan masyarakat dan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun dunia. Hal ini dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas, juga dipercaya mempunyai khasiat bagi kesehatan. Teh hijau merupakan tanaman obat yang mempunyai efek farmokologis, antara lain sebagai antioksidan. Teh Hijau sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenol, termasuk didalamnya flavonoid. Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. flavonoid merupakan senyawa polar, maka flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida, dimetilformamida, air.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pelarut maserasi terhadap kadar senyawa flavonoid Teh Hijau (Camelia Sinensis), sehingga digunakan 4 variasi pelarut yaitu etanol 96% (polar), metanol 96% (polar), etil asetat (semi polar), n-heksan (non polar). Pelarut dengan rendemen pemurnian tertinggi yaitu metanol, divariasikan menjadi 5 variasi konsentrasi pelarut. Dilakukan uji kalitatif dan kuantitatif untuk menentukan ada atau tidaknya senyawa flavonoid didalamnya. Ekstrak teh hijau dengan pelarut metanol 60% memiliki kadar flavonoid paling tinggi yaitu sebesar 6,235 ppm.