p-Index From 2020 - 2025
1.323
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Pharmasipha
Yulia Dwi Andarini
Program Studi KKK, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2018 Salamatul Maimanah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4961

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang mempunyai karakteristik hiperglikemia disebabkan oleh kelainan sekresi insulin ataupun kerja insulin. Sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin pada umumnya pasien yang menderita diabetes mellitus akan mendapatkan komplikasi dengan penyakit hipertensi yang dapat mengakibatkan meningkatnya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk terapi penyakit ini dengan terapi farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Drug related problems kategori ketepatan pemilihan dosis obat dan ketidaktepatan pemilihan obat meliputi obat efektif tapi tidak aman, obat tidak efektif dan obat kombinasi tidak tepat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan mengumpulkan data rekam medis secara retrospektif pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Sampling dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 89 pasien. Hasil penelitian disimpulkan bahwa angka kejadian paling banyak terjadi pada umur 60-69 tahun. Angka kejadian ketidaktepatan dalam pemilihan obat yang meliputi obat efektif tidak aman sebanyak 18 pasien dengan persentase (18%), obat tidak efektif sebanyak 12 pasien dengan persentase (12%), obat kombinasi tidak tepat sebanyak 11 pasien dengan persentase (11%).Angka kejadian ketepatan dosis yang meliputi obat oral baik antidiabetik maupun antihipertensi yaitu untuk dosis obat diatas terapi sebanyak 1 pasien dengan persentase 1%, sedangkan untuk dosis obat di bawah terapi  sebanyak 3 pasien dengan persentase 3%.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN DEMAM TIFOID TANPA KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “X” MADIUN TAHUN 2018 Sintia Ayu Widyawati; Nadia Saptarina; Yulia Dwi Andarini
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4962

Abstract

Tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi, umumnya menyebar dipengaruhi oleh tingkat higienis yang rendah serta makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh atau tepatnya ke saluran pencernaan. Antibiotik merupakan obat utama yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien dan dapat memicu resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Madiun tahun 2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif dengan parameter tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Total populasi dalam setahun adalah 146 sampel, untuk populasi dari bulan Agustus sampai Desember menunjukkan hasil 77 sampel. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, didapatkan sampel sejumlah 36 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik Levofloxacin sebesar 41.6%, Ciprofloxacin 5.5%, Cefoperazone 8,3%, Ceftriaxone 16.6%, Cefotaxime 22%, Cefadroxil 3%, dan Chloramphenicol 3%. Parameter tepat indikasi sebesar 100%, tepat obat 97% dan tepat dosis 97%.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT JALAN DI RSUD CARUBAN PERIODE JANUARI-MARET 2018 Diah Masrifah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.4027

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan pengobatan tuberkulosis paru pada pasien tubekulosis rawat jalan di RSUD Caruban periode Januari-Maret 2018 yang mengacu pada Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016. Penelitian ini termasuk jenis non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang pengambilan datanya bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan catatan rekam medis pasien tuberkulosis diatas 18 tahun di RSUD Caruban periode Januari-Maret 2018. Hasil penelitian menjujukkan bahwa karakteristik pasien tuberkulosis terbanyak adalah pasien berjenis kelamin laki-laki (59%) dengan rentang usia 18-60 (55%), penyakit penyerta terbanyak adalah dyspepsia (42%), pengobatan sembuh (78%), pengobatan selama 6 bulan (58%). Pengobatan yang diberikan kepada pasien tuberkulosis paru rawat jalan dengan dua OAT yaitu dengan OAT kombipak dan OAT KDT, penggunaan OAT terbanyak adalah OAT Kombipak (94%) dan OAT KDT (4,5%). Penggunaan OAT berdasarkan kategori maka OAT terbanyak digunakan adalah OAT kategori 1 (97%).
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN IBU HAMIL DI INSTALASI RAWAT INAP RSIA MUSLIMAT JOMBANG TAHUN 2018 Siska Fatkhul Hidayati; Yulia Dwi Andarini; Nurul Marfu'ah
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4959

Abstract

Penyakit hipertensi dalam kehamilan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan obstetri di negara Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dalam kehamilan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muslimat Jombang. Tujuan khusus dalam penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui karakteristik pasien hipertensi dalam kehamilan, jenis dan golongan obat, jumlah obat antihipertensi yang digunakan, cara pemberian obat, tepat indikasi pasien, tepat obat pasien dan tepat dosis pasien. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif secara observasional non eksperimental. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data retrospektif dengan melakukan penelusuran data rekam medik pasien hipertensi pada ibu hamil di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat Jombang tahun 2018. Data yang diambil meliputi data pasien dan data obat yang digunakan oleh pasien. Dari hasil penelitian diperoleh kasus hipertensi dalam kehamilan sebanyak 40 pasien, pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi sebanyak 32,5 % dan pasien yang tidak mendapat terapi obat antihipertensi sebanyak 67,5% menunjukkan ketepatan indikasi berdasarkan standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy). Pada penelitian ini pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi jenis Furosemid sebanyak 23% dan yang mendapat terapi obat antihipertensi jenis Nifedipin sebanyak 77% menunjukkan ketepatan obat berdasarkan standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy). Dari data yang dianalisis di dapatkan bahwa dosis terapi obat antihipertensi jenis Furosemid sebanyak 20-80 mg dan dosis terapi obat antihipertensi jenis Nifedipin sebanyak 5-20 mg juga menunjukkan tepat dosis sesuai standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy).
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RSUP DR. SEORADJI TIRTONEGORO PERIODE 2018 Juwita Putri Arisanti; Nadia Saptarina; Yulia Dwi Andarini
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.151 KB) | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4960

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker yang banyak diderita oleh kaum wanita. Kanker atau karsinoma adalah suatu penyakit yang menyebabkan sel tubuh berubah dan membelah secara tidak terkendali. Terapi yang diberikan yaitu operasi, radiasi, kemoterapi, terapi hormon dan terapi target. Apabila kanker telah mencapai stadium lanjut, terapi yang diberikan adalah kemoterapi. Kemoterapi bersifat paliatif, yaitu bersifat meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif non-eksperimental yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien kanker payudara yang menerima kemoterapi di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian menunjukkan hasil bahwa pasien kanker payudara menerima kemoterapi dengan regimen CAF ( Cyclofosfamid – Andriamicin / Doxorubicin - Fluouracil ) dengan dosis yang telah ditetapkan yaitu 500 mg/m2 – 50 mg/m2 – 500 mg/m2, yang diberikan pada hari pertama secara intravena dengan pengulangan siklus setiap 3 minggu dan sejalan dengan Kemenkes tahun 2017 menyatakan bahwa regimen CAF termasuk regimen first line pada kanker payudara. Efek samping yang diderita pasien pasca kemoterapi yaitu nyeri sebanyak 31,55% dan obat yang diberikan untuk mengurangi efek samping yang diderita pasien pasca kemoterapi yaitu Ondansetron sebagai Antiemetik sebanyak 34,58% kasus.
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Ibu Hamil di Instalasi Rawat Inap RSIA Muslimat Jombang Tahun 2018 Siska Fatkhul Hidayati; Yulia Dwi Andarini; Nurul Marfu'ah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4959

Abstract

Penyakit hipertensi dalam kehamilan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan obstetri di negara Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dalam kehamilan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muslimat Jombang. Tujuan khusus dalam penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui karakteristik pasien hipertensi dalam kehamilan, jenis dan golongan obat, jumlah obat antihipertensi yang digunakan, cara pemberian obat, tepat indikasi pasien, tepat obat pasien dan tepat dosis pasien. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif secara observasional non eksperimental. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data retrospektif dengan melakukan penelusuran data rekam medik pasien hipertensi pada ibu hamil di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat Jombang tahun 2018. Data yang diambil meliputi data pasien dan data obat yang digunakan oleh pasien. Dari hasil penelitian diperoleh kasus hipertensi dalam kehamilan sebanyak 40 pasien, pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi sebanyak 32,5 % dan pasien yang tidak mendapat terapi obat antihipertensi sebanyak 67,5% menunjukkan ketepatan indikasi berdasarkan standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy). Pada penelitian ini pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi jenis Furosemid sebanyak 23% dan yang mendapat terapi obat antihipertensi jenis Nifedipin sebanyak 77% menunjukkan ketepatan obat berdasarkan standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy). Dari data yang dianalisis di dapatkan bahwa dosis terapi obat antihipertensi jenis Furosemid sebanyak 20-80 mg dan dosis terapi obat antihipertensi jenis Nifedipin sebanyak 5-20 mg juga menunjukkan tepat dosis sesuai standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy).
Evaluasi Penggunaan Obat Kemoterapi pada Penderita Kanker Payudara di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Periode 2018 Juwita Putri Arisanti; Nadia Saptarina; Yulia Dwi Andarini
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4960

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker yang banyak diderita oleh kaum wanita. Kanker atau karsinoma adalah suatu penyakit yang menyebabkan sel tubuh berubah dan membelah secara tidak terkendali. Terapi yang diberikan yaitu operasi, radiasi, kemoterapi, terapi hormon dan terapi target. Apabila kanker telah mencapai stadium lanjut, terapi yang diberikan adalah kemoterapi. Kemoterapi bersifat paliatif, yaitu bersifat meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif non-eksperimental yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien kanker payudara yang menerima kemoterapi di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian menunjukkan hasil bahwa pasien kanker payudara menerima kemoterapi dengan regimen CAF ( Cyclofosfamid – Andriamicin / Doxorubicin - Fluouracil ) dengan dosis yang telah ditetapkan yaitu 500 mg/m2 – 50 mg/m2 – 500 mg/m2, yang diberikan pada hari pertama secara intravena dengan pengulangan siklus setiap 3 minggu dan sejalan dengan Kemenkes tahun 2017 menyatakan bahwa regimen CAF termasuk regimen first line pada kanker payudara. Efek samping yang diderita pasien pasca kemoterapi yaitu nyeri sebanyak 31,55% dan obat yang diberikan untuk mengurangi efek samping yang diderita pasien pasca kemoterapi yaitu Ondansetron sebagai Antiemetik sebanyak 34,58% kasus.
Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Komplikasi Hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2018 Salamatul Maimanah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4961

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang mempunyai karakteristik hiperglikemia disebabkan oleh kelainan sekresi insulin ataupun kerja insulin. Sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin pada umumnya pasien yang menderita diabetes mellitus akan mendapatkan komplikasi dengan penyakit hipertensi yang dapat mengakibatkan meningkatnya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk terapi penyakit ini dengan terapi farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Drug related problems kategori ketepatan pemilihan dosis obat dan ketidaktepatan pemilihan obat meliputi obat efektif tapi tidak aman, obat tidak efektif dan obat kombinasi tidak tepat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2018. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan mengumpulkan data rekam medis secara retrospektif pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Sampling dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 89 pasien. Hasil penelitian disimpulkan bahwa angka kejadian paling banyak terjadi pada umur 60-69 tahun. Angka kejadian ketidaktepatan dalam pemilihan obat yang meliputi obat efektif tidak aman sebanyak 18 pasien dengan persentase (18%), obat tidak efektif sebanyak 12 pasien dengan persentase (12%), obat kombinasi tidak tepat sebanyak 11 pasien dengan persentase (11%).Angka kejadian ketepatan dosis yang meliputi obat oral baik antidiabetik maupun antihipertensi yaitu untuk dosis obat diatas terapi sebanyak 1 pasien dengan persentase 1%, sedangkan untuk dosis obat di bawah terapi  sebanyak 3 pasien dengan persentase 3%.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pasien Demam Tifoid tanpa Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RS “X” Madiun Tahun 2018 Sintia Ayu Widyawati; Nadia Saptarina; Yulia Dwi Andarini
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4962

Abstract

Tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi, umumnya menyebar dipengaruhi oleh tingkat higienis yang rendah serta makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh atau tepatnya ke saluran pencernaan. Antibiotik merupakan obat utama yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien dan dapat memicu resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Madiun tahun 2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif dengan parameter tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Total populasi dalam setahun adalah 146 sampel, untuk populasi dari bulan Agustus sampai Desember menunjukkan hasil 77 sampel. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, didapatkan sampel sejumlah 36 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik Levofloxacin sebesar 41.6%, Ciprofloxacin 5.5%, Cefoperazone 8,3%, Ceftriaxone 16.6%, Cefotaxime 22%, Cefadroxil 3%, dan Chloramphenicol 3%. Parameter tepat indikasi sebesar 100%, tepat obat 97% dan tepat dosis 97%.