Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Relationship of Nicotine Levels With Prolactant Hormones In Passive Smoking Postpartum Mom Amrina Amran; Delmi Sulastri; Susilasastri Susilasastri
Journal of Midwifery Vol 4, No 1 (2019): Published on June 2019
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jom.4.1.7-14.2019

Abstract

Absorption of nicotine from the lungs into the blood takes place so quickly that 8 seconds have reached the brain and inhibits the central nervous system. Approximately 85% of housewives in Indonesia exposed to smoke, smokers die 8 for active smokers and passive smokers die because of the exposure to other people's smoke. Cigarette consumption can reduce thevolumeof milk for a right to disrupt thehormone prolactin. The purpose of this study was to determine the relationship between the levels of nicotine in the levels of the hormone prolactin in postpartum mothers smokers pasive . Desain this study was cross-sectional. Thepopulation was postpartum mothers with a total sample of 49 people,by consecutivesampling. Examination of nicotine levels andprolactinhormone levels using the ELISA method. Data were analyzed by univariate and bivariate with correlation test. The results showed that the average nicotine level was 23.18 ± 3.18 ng / ml and the average hormone prolactin level was 7.61 ± 1.72 ng / ml. There is a correlation between nicotine level and prolactin hormone level (r = -0.526), (r 2 = 0.276), (p <0.05). The conclusion of the study is a strong negative correlation between nicotine levels and prolactin hormone levels in passive postpartum mothers.
Edukasi dan Pendampingan Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 1-3 Bulan Fanny Ayudia; Arfianingsih Dwi Putri; Ika Putri Ramadhani; Amrina Amran
Jurnal Abdidas Vol. 3 No. 4 (2022): August Pages 612-784
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v3i4.667

Abstract

Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang yaitu usia 0-12 bulan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengemukakan bahwa proporsi status gizi sangat kurus dan kurus pada balita sebesar 10,2%. Propinsi Sumatera Barat, prevalensi status gizi pada anak 0-59 bulan sebesar 3,51 % gizi buruk dan 15,42 % dengan gizi kurang (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019) .Prevalensi status gizi buruk di kota padang sebesar 3,07 %dan gizi kurang sebesar 18,47%. Jumlah gizi buruk terbanyak di kota padang terdapat di wilayah kerja puskesmas lubuk begalung sebanyak 11 orang dan dilanjutkan dengan wilayah kerja puskesmas andalas 7 orang (Dinkes Kota Padang, 2019). Salahsatu rangsangan dan stimulasi yang dianjurkan adalah pijat bayi. pijat bayi adalah bagian terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi sehingga dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan, mempertahankan rasa aman pada bayi dan mempererat tali kasih sayang orang tua dan bayi (Roesli, 2015). Pengabdian masyarakat dengan judul “Edukasi Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Berat Badan Bayi Umur 1-3 Bulan Di PMB”, bertujuan untuk mengatasi permasalahan gizi dan stunting pada anak.
PENGARUH HYPNO-BREASTFEEDING TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU POST PARTUM (NIFAS) DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN (PMB) RIKA HARDI, S.ST Ika Putri Ramadhani; Amrina Amran
HUMAN CARE JOURNAL Vol 8, No 2 (2023): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v8i2.2458

Abstract

Capaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0–6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%. Produksi ASI yang kurang merupakan keluhan yang sering diutarakan oleh ibu terutama minggu pertama nifas dan menjadi penyebab kegagalan ASI eksklusif. Penelitian di Australia menyebutkan dari 556 ibu melahirkan, 29% berhenti menyusui bayinya pada minggu kedua dengan alasan ASI kurang.  Hypnobreastfeeding membantu ibu untuk memastikan agar ibu yang menyusui bisa terus memberikan ASI, minimal secara eksklusif selama enam bulan pertama. Hypnobreastfeeding adalah upaya alami menggunakan energi bawah sadar agar proses menyusui berjalan dengan nyaman lancar, serta ibu dapat menghasilkan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi. Prinsip hypnobreastfeeding dengan memasukkan kalimat-kalimat afirmasi positif untuk proses menyusui disaat ibu dalam keadaan sangat rileks atau sangat berkonsentrasi. Hypnobreastfeeding telah terbukti dapat menurunkan kecemasan ibu dan waktu pengeluaran ASI serta meningkatkan sikap ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh hypnobreastfeeding terhadap peningkatan pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh. Desain penelitian ini adalah analisis kuantitatif deskriptif, dengan pendekatan quasy experimental, desain pretest-posttest control group. Populasi penelitian ini adalah ibu postpartum yang berkunjung ke Puskesmas pada bulan Oktober s/d Januari 2022. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, jumlah sampel 15 responden kelompok intervensi dan 15 responden kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji paired simple t-test dan independent t-testHasil penelitian terdapat pengaruh hypnobreastfeeding terhadap pengeluaran ASI dengan p-value 0,000. Pemberian hypnobreastfeeding dapat meningkatkan pengeluaran ASI karena merangsang pengeluaran hormon prolaktin dan oksitoksin. Hendaknya diukur tingkat kecemasan sebelum melakukan pengeluaran ASI pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah publikasi artikel Penelitian Nasional Terakreditasi Sinta 5 dengan target TKT 2 Kata Kunci: Hypnobreastfeeding, postpartum, ASI