Pramu Pramu
Laboratorium Kesehatan Hewan, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP), Magelang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK AWAR AWAR (Ficus septica) TERHADAP GEJALA KLINIS SCABIES PADA KELINCI (Effect of Awar awar Extract Against Scabies Clinical Sign in Rabbit) Susilo, Susilo, T.; Kusuma, Kusuma,Y.R.; Pramu, Pramu
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Pengembangan Penyuluhan Peternakan
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.786 KB)

Abstract

Penanganan penyakit pada kelinci dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang murah dan aman. Tanaman awar awar (Ficus septica) dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat tradisional. Ekstrak dibuat dari daun dan buah awar awar masing masing dipilih lalu dicuci, ditimbang, digerus pada cawan petri, ditambah air, kemudian disaring. Ekstrakkemudian diberikan kepada kelinci dalam kelompok perlakuan.Pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Kelompok Ed (Ekstrak Daun Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok Eb (Ekstrak Buah Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok K (Kopromec®0,01 ml/kg BB), Kontrol Aq (Aduades) 3 ml per ekor. Pengukuran terhadap luka keropeng secara manual (perubahan luas keropeng, kekeringan kulit/ bulu, identifikasi kerokan kulit. Selain progress luka keropeng dilakukan pula pemeriksaan darah rutin.Hasil pengamatan menunjukkan perubahan yakni; berkurangnya ketebalan dan keropeng pada kulit, keringnya luka, dan dimulainya perbaikan jaringan ikat membentuk struktur kulit baru. Analisis statistik menunjukkan perubahan yang nyata pada masing masing kelompok perlakuan sebelum maupun sesudah perlakuan selama limabelashari (P<0,05).Kata Kunci : Esktrak awar awar, Scabies, Kelinci
Efek Fermentasi Hijauan Potensi Antelmintik Menggunakan Trichoderma Sp. Terhadap Jumlah Epg Feses Dan Eritrosit Kambing Pramu, Pramu; Kusuma, Y. R.; Susilo, T.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 13, No 24 (2016): Desember
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.801 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v13i24.92

Abstract

Pengendalian penyakit cacing nematoda  secara efektif dibutuhkan untuk kesehatan ruminansia kecil. Penggunaan antelmintik telah dilaporkan mampu memunculkan potensi resistensi. Oleh karena itu perlu upaya penemuan bahan alami yang lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek fermentasi pada hijauan daun potensi antelmintik menggunakan Trichoderma sp. terhadap jumlah egg per gram feses cacing H. contortus dan jumlah eritosit pada kambing.  Trichoderma sp diisolasi dan diperbanyak. Empat macam hijauan potensi antelmintik dikeringkan dengan dijemur untuk kemudia difermentasikan. 15 ekor kambing digunakan dalam uji in vivo dikelopokkan menjadi 5 kelompok; tidak diobati, 5X106 Trichoderma sp, fermentasi hijauan potensi antelmintik Trichoderma sp, hijauan potensi antelmintik, Levamisol. Terdapat perbedaan nyata (P<0,05) penurunan jumlah telur cacing terutama antara kelompok yang tidak diobati dengan kelompok perlakuan. Penurunan terbesar terjadi pada pemberian levamisol, kemudian diikuti pada pemberian hijauan potensi antelmintik, kemudian pada pemberian fermentasi hijauan, dan pemberian 5X106 Trichoderma sp. Terdapat perbedaan yang nyata pada jumlah eritrosit  (P<0,05) antara kelompok perlakuan maupun lama waktu pemberian perlakuan.  Pemberian hijauan potensi antelmintik, Trichoderma sp, dan fermentasi Trichoderma sp pada kambing yang terinfeksi H contortus masing-masing secara nyata mampu menurunkan jumlah telur cacing H contortus serta meningkatkan jumlah eritrosit.
Ultrasonografi Perkembangan Folikel Ovaria Selama Siklus Estrus Dan Kebuntingan Awal Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) Supriyanto,, Supriyanto,; Pramu, Pramu; Ahadiati, N.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 13, No 23 (2016): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1460.909 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v13i23.116

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan folikel ovarium selama siklus estrus dan awal kehamilan. Sebanyak dua belas sapi Ongole-persilangan yang disinkronisasi menggunakan prostaglandin, kemudian diperiksa melalui ultrasonografi (USG)  dan diambil serum darah  berturut-turut pada hari 19 (proestrus), hari 0 (estrus) atau pada saat inseminasi, hari 5 (metestrus), hari 15 ( diestrus), hari 19, hari 30 dan 60 setelah inseminasi. Penegasan status reproduksi sapi eksperimental dilakukan dengan penentuan konsentrasi estrogen dan progesteron. Pemeriksaan ultrasonografi selama siklus estrus dan awal kehamilan menunjukkan gambar perkembangan folikel  tahap metestrus, diestrus dan awal kehamilan perubahan menjadi corpus tingkat luteum.Estrogen (pg / ml) vs progesteron (ng / ml) menunjukkan bahwa 19 hari setelah esrus (8,611 ± 0,126 dan 1,422 ± 0,097), b. Estrus (15,844 ± 0.150 dan 0,866 ± 0.100), c. Metestrus 5 hari setelah IB (3,667 ± 0,281 vs 2,788 ± 0,153); d. Diestrus 15 hari setelah IB (4,044 ± 0,235 vs 7,076 ± 0,122); e. bunting 30 hari setelah IB (4,272 ± 0,101 vs 8,186 ± 0,120).
Pemanfaatan Virgin Coconut Oil (Vco) Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Antibiotic Growth Promoters (Agp) Dalam Pakan Ternak Unggas Pramu, Pramu; Kusuma, Yudiani Rina; Susilo, Teguh
Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu Vol 1, No 1 (2019): oktober
Publisher : Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppt.v1i1.153

Abstract

Peternak di Indonesia khususnya unggas mau tidak mau harus beralih dari penggunaan pakan ternak mengandung Antibiotik Growth Promotor (AGP) menuju pakan ternak non AGP. Kebiasaan peternak menggunakan produk pakan yang mengandung AGP secara berlebihan menimbulkan dampak buruk bagi produktifitas ternak. Selain itu ternak menjadi rentan terserang penyakit. Alternatif solusi bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti Antibiotic Growth Promoters (AGP) dalam pakan ternak adalah Virgin Coconut Oil (VCO). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Virgin Coconut Oil (VCO) pada pakan ternak itik sebagai bahan pengganti Antibiotic Growth Promoters (AGP). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata bobot badan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Pada kelompok perlakuan aktifitas gerak itik dan nafsu makan tampak lebih tinggi dari kelompok kontrol. Kecepatan pertumbuhan bulu itik berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok  perlakuan.  Angka kematian pada kelompok kontrol lebih  tinggi dari kelompok perlakuan.