Yusro Nuri Fawzya
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Optimasi Produksi Hidrolisat Protein Ikan Kuniran (Upeneus sulphureus) Secara Enzimatis Dewi Seswita Zilda; Gintung Patantis; Yusro Nuri Fawzya; Pujoyuwono Martosuyono
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 16, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v16i2.782

Abstract

Karakteristik hidrolisat protein ikan (HPI) dipengaruhi oleh kondisi proses hidrolisisnya. Optimasi produksi HPI kuniran (Upeneus sulphureus) telah dilakukan secara enzimatis dengan perlakuan perbandingan ikan dan air (1:1 dan 1:2) dan penambahan enzim protease 500 U, 1.000 U, dan 1.500 U per 25 g ikan. Nilai derajat hidrolisis (DH) HPI digunakan untuk menentukan kondisi optimum produksi HPI. Berdasarkan kondisi optimum tersebut, produksi HPI skala diperbesar dilakukan dengan 500 g ikan kuniran sebagai bahan baku. Karakteristik HPI skala diperbesar yang diamati adalah karakteristik kimia (air, abu, protein, lemak, asam amino, daya cerna protein, peptida, dan berat molekul) dan fisik (warna, aktivitas, dan stabilitas emulsi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan ikan, air, dan jumlah enzim berpengaruh terhadap nilai DH HPI. Pada skala produksi HPI diperbesar, karakteristik kimia dari HPI kuniran secara umum dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan hidrolisis, tetapi tidak sifat fisiknya. Perbedaan kandungan protein, abu, dan peptida dari HPI lebih dominan dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan perbandingan ikan dan air, sedangkan kombinasi perlakuan jumlah enzim dan perbandingan ikan dan air berpengaruh terhadap kandungan asam amino dan daya cerna protein HPI. Secara umum, perlakuan hidrolisis menggunakan enzim 1.000 U/25 g dan perbandingan ikan dan air 1:1 (kode E1000A11) memberikan perlakuan terbaik yang terlihat dari kandungan protein, asam amino, peptida, dan daya cerna tertinggi dibandingkan perlakuan lain. Kandungan kimia dan daya cerna yang tinggi tersebut memberikan peluang aplikasi HPI sebagai penambah nutrisi bagi balita. Title: Optimizaton of Enzymatically Production of Fish Protein Hydrolysate from Kuniran (Upeneus sulphureus)The characteristics of fish protein hydrolyzate (FPH) are affected by their hydrolysis process conditions. Production optimization of FPH kuniran (Upeneus sulphureus) has been carried out enzymatically with treatments of fish and water ratio (1: 1 and 1: 2) and protease enzymes 500 U; 1,000 U, and 1,500 U per 25 g fish. The degree of hydrolysis (DH) value of FPH was used to determine the optimum conditions of FPH production. Based on this optimum condition, the enlarged production of FPH (500 g of fish) was carried out. Chemical characteristics (moisture, ash, protein, fat, amino acids, protein digestibility, peptide, and molecular weight) and physical (color, the emulsion activity, and stability) of FPH from enlarged production were analyzed. The results showed that the ratio of fish and water and the amount of enzyme affect the DH value of FPH. At the enlarged scale, the chemical characteristics of FPH kuniran were generally influenced by different hydrolysis treatments but not their physical properties. The differences in protein, ash, and peptide content of FPH were more dominantly affected by differences in the fish and water ratio, while the combination treatments of the enzymes and the ratio of fish-water affected the amino acid content and protein digestibility of FPH. In general, the hydrolysis treatment using a 1,000 U enzyme/25 g fish and the ratio of fish and water 1:1 (code E1000A11) was the optimum treatment as seen from the highest protein, amino acid, peptide, and protein digestibility compared to other treatments. The high chemical content and digestibility of FPH provide an opportunity application of FPH as a nutritional enhancer for toddlers.
Penapisan Bakteri Penghasil Enzim Kitosanase Yang Berasosiasi Dengan Spons Laut Ekowati Chasanah; Yusro Nuri Fawzya; Asri Pratitis; Tati Nurhayati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i2.460

Abstract

Informasi pasar dunia menunjukkan bahwa 50% keperluan dunia akan produk turunan kitin, digunakan untuk produk suplemen kesehatan. Untuk menunjang proses produksi kitosan yang bersifat ramah lingkungan dan aman untuk konsumsi manusia, maka enzim pendegradasi kitin/ kitosan sangat berperan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bakteri penghasil enzim pendegradasi kitosan dari spons. Spons dipilih karena biota laut tersebut dikenal kaya akan senyawa bioaktif dan sebagian besar masa tubuhnya didominasi oleh bakteri. Dari 24 spons, telah berhasil diisolasi 86 isolat bakteri dan 22 di antaranya menghasilkan enzim pendegradasi kitin, termasuk di antaranya enzim kitosanase. Berdasarkan pada nilai indeks kitinolitik (IK) dan waktu produksi enzim, isolat KBJ 12 SB telah dipilih sebagai isolat penghasil kitosanase. lsolat tersebut menghasilkan enzim kitosanase maksimal pada hari ke‑5, dengan aktivitas enzim sebesar 0,797 U/mg. Enzim kitosanase yang dihasilkan bekerja optimal pada suhu 60 0C dan pH 8. Enzim stabil pada suhu 370C dengan sisa aktivitas > 50% ketika diinkubasi selama 90 menit. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa bakteri KBJ 12 SB memiliki sifat mirip dengan jenis Bacillus sp.
Karakterisasi Enzim Kitosanase dari Bakteri Kitinolitik T5a1 yang Diisolasi dari Terasi Dewi Seswita Zilda; Yusro Nuri Fawzya; Ekowati Chasanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i1.230

Abstract

Bakteri kitinolitik yang mendegradasi kitin dan turunannya telah banyak diisolasi dari berbagai sumber seperti tanah, spons dan limbah udang dan rajungan. Sumber lain yang diduga potensial untuk isolasi bakteri kitinolitik adalah terasi yang merupakan produk fermentasi berbahan baku rebon. Kitosanase adalah enzim kitinolitik yang terlibat dalam produksi kitooligosakarida yang lebih larut air dan berguna dalam berbagai bidang seperti nutrasetikal, medik, dan farmasi. Isolat T5a1, salah satu isolat kitinolitik yang diisolasi dari terasi, ditumbuhkan pada medium minimal sintetik (MSM) dengan penambahan 0,5% koloidal kitin pada 37o C, 100 rpm, di inkubator goyang selama 24 jam untuk produksi kitosanase. Enzim kasar kemudian dipekatkan menggunakan amonium sulfat dan didialisis. Dari hasil karakterisasi, diketahui pH dan suhu optimum aktivitas enzim adalah 7 dan 50o C. Enzim stabil pada suhu 40o C selama lebih dari 200 menit. Penambahan ion Mg2+ dan Zn2+ menurunkan aktivitas enzim sampai 15% sementara penambahan ion Ca2+ meningkatkan aktivitas enzim sampai 37%.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM MONOKLORO ASETAT DALAM PROSES KARBOKSIMETILASI KITOSAN TERHADAP KARBOKSIMETIL KITOSAN YANG DIHASILKAN Jamal Basmal; Agung Prasetyo; Yusro Nuri Fawzya
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6520.436 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.8.2005.47-56

Abstract

Percobaan pembuatan karboksimetil kitosan (CMCts) telah dilakukan dengan variasi jumlah asam monokloro asetat. Rasio kitosan : asam monokloro asetat yang digunakan selama eterifikasil:0,9; 1:1,1; 1:1,3 dan 1:1,5(b/b). Eterifikasi dilakukan pada suhu 90oC selama 4 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah asam monokloro asetat sangat berpengaruhterhadap kualitas dan kuantitas CMCts yang dihasilkan.
PENGARUH DEASETILASI DAN ALKALINASI TERHADAP KARAKTERISTIK KARBOKSIMETIL KITOSAN Yusro Nuri Fawzya; Rina Novianty; Singgih Wibowo
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 10, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.8929

Abstract

Carboxymethyl chitosan (CMCts) is one of the chitosan derivatives produced by the carboxymethylation process of chitosan. Compared to chitosan which is soluble in weak acid, the CMCts is soluble in water and it becomes more desirable in many applications both in pharmaceutical and food industries. Chitosan as the raw material of CMCts was made from chitin deacetylation. The reasearch aimed to study the effect of chitin deacetylation methods and concentrations of sodium hydroxide in the alkalination process on the characteristics of CMCts produced. Three deacetylation processes were applied in the production of chitosan, i.e. treatment with 60% NaOH at 70oC for 2 and 3 days, and treatment with 60% NaOH at ambient for 5 days. Whereas, the alkalination process was conducted using NaOH at the concentrations of 20, 30, 40 and 50%. The carboxymethylation of chitosan was carried out using monochloroacetic acid with the ratio of chitosan to monochloroacetic acid of 1 : 1.5 (w/w) at 50oC for an hour. The results showed that the CMCts produced had solubilitiy of 27.0 to 98,1% and viscosity of 28 to 265 cPs. Based on the solubility and viscosity, the best treatment was found on using chitosan which had been deacetylated with 60% NaOH at 70oC for 3 days followed by alkalination using NaOH of 30% before carboxymethylation. The treatment resulted CMCts with water solubility 98.1%, viscosity 265 cPs and yield 72.2%.