Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN BIBIT NATA (ACETOBACTER XYLINUM) DENGAN MENGGUNAKAN NANAS DAN KECAMBAH KACANG HIJAU DI INDUSTRI KERIPIK TEMPE DAN TEMPE di KAMPUNG SANAN KOTA MALANG Devita Sari
JPM PAMBUDI Vol 3 No 1 (2019): JPM Pambudi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) IKIP Budi Utomo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.321 KB)

Abstract

This training program aims to enable local communities to reproduce nata seeds (acetobacter xylinum) with ingredients that are safe for consumption. This nata seed is one of the important ingredients in making nata de soya that is being tried to be produced by the people of Kampung Sanan. Other ingredients are pineapple juice which naturally contains acetobacter xylinum and substitutes coconut water, and green bean sprouts as a source of nitrogen (one of the foods needed for the breeding of acetobacter xylinum). The method used is intensive training and mentoring for participants selected by the association. Evaluation is done by testing the nata seeds that have successfully grown to make nata de soya. Nata seedlings are said to be successful if a white layer (cellulose) grows on the surface of the bottle. Fermentation process for 7-10 days. The trainees made 15 bottles of nata seeds, which managed to form 10 bottles of cellulose on the surface, 5 of which failed because cellulose did not form. The conclusion is that pineapple juice and mung bean sprouts can be used as a breeding medium for acetobacter xylinum. The material is organic so it is safe for consumption, easy to obtain and inexpensive.
KAJIAN FAKTOR PENGETAHUAN PEKERJA CV. PAKIS INDAH PADA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI BAGIAN PENCEGAHAN FAKTOR RESIKO METODE HIRARC Tiwi Yuniastuti; Devitasari Devitasari; Irfany Rupiwardhani
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi bahaya dan kecelakaan kerja merupakan salah satu kejadian yang harus dihindari oleh semua bidang usaha. CV. Pakis Indah yang bergerak dalam konstruksi dan memproduksi paving blok, genting dan batako, dan memiliki potensi bahaya di bagian produksi. Pengendalian resiko bahaya dilakukan dengan menggunakan metode HIRARC. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian peranan pengetahuan pekerja CV. Pakis Indah Pada keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian upaya pencegahan faktor resiko pada metode HIRARC. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di CV Pakis Indah pada Bulan Juli 2021. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara pada 6 informan dan observasi lapangan. Penilaian faktor resiko dilakukan dengan metode HIRARC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko bahaya yang ada masih dianggap kejadian biasa dan tidak memakai APD dalam bekerja. Kurangnya pengetahuan di bidang K3 menyebabkan kurangnya kesadaran dalam memakai APD dan kewaspadaan terhadap kecelakaan kerja, sehingga potensi bahaya tidak dikendalikan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa faktor pengetahuan tentang K3 sangat berperan dalam pengendalian kecelakaan kerja dan pengendalian resiko bahaya berdasarkan metode HIRARC
SOSIALISASI BUDAYA K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA) DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DI CV. PAKIS INDAH MALANG Devita Sari; Irfany Rupiwardani; Tiwi Yuniastuti
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah: CV. Pakis Indah merupakan salah satu industri kecil yang belum mengetahui ataupun menerapkan K3, hal ini terlihat dari situasi di pabrik yang tidak ada sama sekali budaya K3, misalnya banyaknya pekerja yang tidak menggunakan APD, tidak adanya poster ataupun tanda-tanda yang terkait K3, serta perilaku pekerja yang menganggap biasa bila terjadi kecelakaan kerja. Lingkungan kerja di pabrik juga sangat panas dan bising. Tujuan: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk peningkatan pengetahuan mitra tentang budaya K3, melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja sehingga bisa ditindak lanjuti dengan pembuatan poster dan SOP kerja, serta pengadaan APD. Metode: Metode yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan melakukan sosialisasi budaya K3 dan penyakit akibat kerja. Peningkatan pengetahuan diketahui dari pretest dan post test. Kegiatan identifikasi bahaya dilakukan dengan metode HIRADC. Hasil: Kegiatan sosialisasi menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan peserta yang dibuktikan dari hasil pretest yaitu 63% peserta berpengetahuan kurang, 19% berpengetahuan cukup, dan 18% berpengetahuan baik. Hasil post test menunjukan bahwa 13% peserta berpengetahuan kurang, 62% berpengetahuan cukup, dan 25 % berpengetahuan baik. Identifikasi bahaya dilakukan dengan metode HIRADC ditemukan terdapat 7 resiko dalam kategori low, 6 resiko kategori medium, dan 11 kategori high.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN RELIGIUSITAS DENGAN PENERAPAN K3 DI RUMAH SAKIT “X” Devita Sari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 8 No 2 (2019): November
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.75 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v8i2.189

Abstract

Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal di semua tempat kerja termasuk di dalam Rumah Sakit. Salah satu instalasi di Rumah Sakit yang perlu mendapatkan perhatian lingkungan kerja dan penerapan K3 yaitu instalasi gizi, hal ini karena berdasarkan data studi pendahuluan terdapat kejadian kecelakaan kerja ringan sampai dengan sedang. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode analisis kuantitatif dengan pendekatan Cross-sectional. Sampel 42 orang karyawan bagian produksi di instalasi gizi RS “X” dengan metode total sampling. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Hasil uji bivariat menggunakan korelasi spearman didapatkan bahwa ada hubungan antara lingkungan kerja dan religiusitas dengan penerapan K3 (p=0.000;p=0.042). Lingkungan kerja denga penerapan K3 menunjukan tingkat hubungan yang cukup kuat yaitu sebesar 0.599, sedangkan untuk religiusitas dengan penerapan K3 menunjukan tingkat hubungan yang lemah atau rendah yaitu sebesar 0.316. Secara keseluruhan karyawan bagian produksi di instalasi Gizi RS “X” merasa nyaman dengan lingkungan kerja yang ada pada saat ini. Lingkungan kerja sudah memenuhi standard atau baku mutu peraturan. Sedangkan religiusitas lebih kepada privasi yang dipengaruhi oleh budaya organisasi dan budaya kerja.
ANALISA KANDUNGAN LIMBAH CAIR TEMPE AIR REBUSAN DAN AIR RENDAMAN KEDELAI Devita Sari; Anyta Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada Vol 9 No 1 (2020): April
Publisher : LPPMK STIKES Widyagama Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.065 KB) | DOI: 10.33475/jikmh.v9i1.210

Abstract

Pengelolaan limbah cair yang tidak benar dapat menimbulkan pencemaran air yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup disekitarnya. Proses pembuatan tempe dalam setiap tahapannya rata-rata menggunakan air untuk pencucian,perendaman dan perebusan kedelai, hal ini berarti limbah cair yang dihasilkan cukup banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kandungan limbah cair tempe air rebusan dan air rendaman kedelai untuk bisa di manfaatkan kembali oleh masyarakat atau pengrajin tempe. Sampel yang digunakan adalah limbah cair tempe air rebusan dan air rendaman kedelai di salah satu pengusaha tempe di Kampung Sanan Kota Malang. Sampel tersebut kemudian dilakukan uji untuk melihat kandungan BOD, COD, TSS, dan TDS. Selain itu juga diuji kandungan nutrisi pada limbah cair tempe air rebusan dan air rendaman kedelai, yaitu protein, karbohidrat, lemak,air dan abu. Hasil penelitian menunjukan bahwa BOD, COD, TSS, dan TDS pada kedua limbah cair tempe melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya. Sedangkan untuk kandungan protein,karbohidrat, dan lemak ada tapi tidak terlalu tinggi, hal ini menunjukan bahwa limbah cair tempe tersebut dapat dimanfaatkan kembali yaitu menjadi nata de soya atau produk lainnya. Pemanfaatan kembali limbah cair tempe dapat mengurangi pencemaran air.
Metode Analytic Hierarchy Process Untuk Mendukung Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Cokro Malang Devita Sari; Tiwi Yuniastuti
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan Vol 19 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 19 No. 1, Januari 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.818 KB) | DOI: 10.31964/jkl.v19i1.301

Abstract

The Cokro River is a tributary of the Amprong River whose river flows through several villages in Pakis District, Malang Regency, including Sumberpasir village and Pakiskembar village. Cokro River is located between residential areas and agricultural land and several industries. Industries in the Cokro river area are the leather industry, paper industry, and tofu factories. Anthropogenic activities result in river water pollution. The purpose of this study was to analyze the water quality and quality status of the Cokro River and to formulate a strategy to control water pollution in the Cokro River. This type of research is a mix method of qualitative and quantitative. Sampling was done by purposive sampling method, for pollution control strategies using the AHP method. The results of the water quality analysis show that the BOD and COD parameters exceed the class II and III quality standards at all points, the DO parameters are below the quality standard at points 3 and 5. The quality status at all points is lightly polluted on the quality criteria for class 2, while for class III quality criteria there is one point that is in good condition, that is point 4. AHP results show that the main priority is the social – institution aspect with the highest alternative solution value is to increase the role of the community in controlling river water pollution.
PELATIHAN PEMBUATAN BIBIT NATA (ACETOBACTER XYLINUM) DENGAN MENGGUNAKAN NANAS DAN KECAMBAH KACANG HIJAU DI INDUSTRI KERIPIK TEMPE DAN TEMPE di KAMPUNG SANAN KOTA MALANG Devita Sari
JPM PAMBUDI Vol 3 No 1 (2019): JPM Pambudi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) IKIP Budi Utomo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This training program aims to enable local communities to reproduce nata seeds (acetobacter xylinum) with ingredients that are safe for consumption. This nata seed is one of the important ingredients in making nata de soya that is being tried to be produced by the people of Kampung Sanan. Other ingredients are pineapple juice which naturally contains acetobacter xylinum and substitutes coconut water, and green bean sprouts as a source of nitrogen (one of the foods needed for the breeding of acetobacter xylinum). The method used is intensive training and mentoring for participants selected by the association. Evaluation is done by testing the nata seeds that have successfully grown to make nata de soya. Nata seedlings are said to be successful if a white layer (cellulose) grows on the surface of the bottle. Fermentation process for 7-10 days. The trainees made 15 bottles of nata seeds, which managed to form 10 bottles of cellulose on the surface, 5 of which failed because cellulose did not form. The conclusion is that pineapple juice and mung bean sprouts can be used as a breeding medium for acetobacter xylinum. The material is organic so it is safe for consumption, easy to obtain and inexpensive.
PEMBERDAYAAN PETUGAS KEBERSIHAN DALAM PEMBUATAN KOMPOS DI STIKES WIDYAGAMA HUSADA Irfany Rupiwardani; Devita Sari
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 3: September 2022
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v2i3.1998

Abstract

Berdasarkan pengamatan di lapangan, sampah organik hanya dibuang di tempat sampah dan dicampur dengan sampah anorganik sebelum diangkut oleh truk sampah, bahkan sebagian ada yang dibakar. Oleh karena itu diperlukan alternatif solusi yaitu pelatihan pengelolaan sampah organik dengan bata terawang untuk petugas kebersihan di STIKES Widyagama Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih petugas kebersihan membuat bata terawang dan mengolah sampah organik menjadi produk yang bernilai ekonomis. Hasil daur ulang ini dapat dijadikan pupuk bagi tanaman di lingkungan STIKES Widyagama Husada sehingga mendukung konsep kampus hijau. Kegiatan ini berupa pelatihan. Tim pelaksana memberikan materi dan membimbing praktek pembuatan bata terawang dan pengolahan sampah. Selain itu, para peserta melakukan praktik yang dilengkapi dengan buku panduan untuk memudahkan proses pelatihan. Peserta yang mengikuti adalah seluruh petugas kebersihan di STIKES Widyagama Husada. Berdasarkan hasil analisis data kuisioner diperoleh bahwa terjadi peningkatan pengetahuan hingga 100%, sedangkan untuk perilaku terjadi perubahan perilaku petugas kebersihan yaitu memilah sampah organik dan anorganik, serta pengolahan kembali sampah organik menjadi kompos.
PEMBERDAYAAN PETUGAS KEBERSIHAN DALAM PEMBUATAN KOMPOS DI STIKES WIDYAGAMA HUSADA Irfany Rupiwardani; Devita Sari
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 3: September 2022
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v2i3.2010

Abstract

Berdasarkan pengamatan di lapangan, sampah organik hanya dibuang di tempat sampah dan dicampur dengan sampah anorganik sebelum diangkut oleh truk sampah, bahkan sebagian ada yang dibakar. Oleh karena itu diperlukan alternatif solusi yaitu pelatihan pengelolaan sampah organik dengan bata terawang untuk petugas kebersihan di STIKES Widyagama Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih petugas kebersihan membuat bata terawang dan mengolah sampah organik menjadi produk yang bernilai ekonomis. Hasil daur ulang ini dapat dijadikan pupuk bagi tanaman di lingkungan STIKES Widyagama Husada sehingga mendukung konsep kampus hijau. Kegiatan ini berupa pelatihan. Tim pelaksana memberikan materi dan membimbing praktek pembuatan bata terawang dan pengolahan sampah. Selain itu, para peserta melakukan praktik yang dilengkapi dengan buku panduan untuk memudahkan proses pelatihan. Peserta yang mengikuti adalah seluruh petugas kebersihan di STIKES Widyagama Husada. Berdasarkan hasil analisis data kuisioner diperoleh bahwa terjadi peningkatan pengetahuan hingga 100%, sedangkan untuk perilaku terjadi perubahan perilaku petugas kebersihan yaitu memilah sampah organik dan anorganik, serta pengolahan kembali sampah organik menjadi kompos