Heri Suryanto
Balai Penelitian Kehutanan Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fenologi Beberapa Jenis Pakan Kupu-Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Heri Suryanto
Buletin Eboni Vol 11, No 2 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.973 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5046

Abstract

Kupu-kupu merupakan fauna khas di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung namun populasinya kian lama kian menurun. Salah satu upaya peningkatan populasi dan menjaga kelestarian spesies kupu-kupu adalah dengan pelaksanaan kegiatan pembinaan habitat dalam kawasan konservasi dimana salah satu tahapan kegiatan adalah studi fenologi tumbuhan pakan kupu-kupu. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk mengetahui waktu berbuah dan ketersediaan benih serta penyebaran secara alami. Kegiatan ini dilakukan di beberapa lokasi di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yaitu hutan Kalluku, kawasan Resort Bantimurung dan Kawasan Resort Pattunuang-Karaenta. Adapun pengamatan berbunga menunjukkan bahwa tanaman pakan larva/ulat kupu-kupu yaitu lada-lada (Micromelum minutum Blume) berbunga antara bulan Desember-Juni dan pada bulan April - November berbuah, sangilu (Evodia sp.) berbunga Februari dan berbuah pada Maret-Mei dan passiflora sp. berbunga pada Januari Maret berbuah pada bulan April. Tanaman pakan imago/kupu-kupu dewasa yaitu mali-mali (Leea indica Merr.) mulai berbunga bulan Oktober dan berbuah November-Februari dan dao (Dracontomelon dao) berbunga dan berbuah pada bulan Juni hingga Desember.
Model Agroforestri untuk Rehabilitasi Lahan di Spoilbank Dam Bili-Bili Kabupaten Gowa Heri Suryanto; C. Andriyani Prasetyawati
Buletin Eboni Vol 11, No 1 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.087 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5029

Abstract

Spoilbank Parangloe DAM Bili-Bili merupakan timbunan materi longsoran dari Gunung Bawakaraeng yang mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang jelek. Lahan tersebut tidak dimanfaatkan dan menjadi lahan marginal. Selain karakteristik tapak yang jelek, adanya penggembalaan liar juga memperburuk kondisi tanah, menjadi lebih padat dan mudah tererosi serta ternak yang digembalakan merusak vegetasi yang ada. Sehingga perlu dilakukan rehabilitasi pada lahan tersebut dengan kombinasi jenis-jenis tanaman yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat. Pola agroforestri merupakan salah satu pilihan rehabilitasi untuk memperbaiki karakteristik tapak. Pembuatan demplot pola agroforestri yang dilaksanakan di Spoilbank Parangloe berupa Silvopasture (tanaman kehutanan dan pakan ternak), Agrosilvopasture (tanaman kehutanan, pakan ternak dan tanaman pertanian) dan Silvopasture dengan Multipurpose Trees (tanaman kehutanan, pakan ternak dan tanaman multipurpose). Multipurpose trees (JPSG/Jenis Pohon Serba Guna)  yang dipilih merupakan tanaman buah. Jenis-jenis tanaman agroforestri yang sesuai untuk rehabilitasi dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar lokasi tersebut antara lain sengon buto (tanaman kehutanan), lamtoro (tanaman pakan ternak), kaliandra (tanaman pagar), rambutan (tanaman buah) dan kacang tanah (tanaman pertanian).
Uji Coba Hibrid Morus khunpai dan M. indica Sebagai Pakan Ulat Sutera (Bombyx mory Linn.) Nurhaedah Muin; Heri Suryanto; Minarningsih
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.269 KB) | DOI: 10.18330/jwallacea.2015.vol4iss2pp137-145

Abstract

Tersedianya tanaman murbei yang baik merupakan salah satu faktor penentu kontinuitas pemeliharaan ulat sutera. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kecocokan hibrid jenis Morus khunpai dan jenis M.indica (hibrid KI) sebagai pakan ulat sutera yang dapat dilihat pada kualitas kokon dan serat sutera yang dihasilkan. Hibrid KI tersebut merupakan hasil persilangan terkendali dari induk betina M.khunpai dan induk jantan M.indica S-54. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Variabel yang diamati adalah persentase larva mengokon, persentase kokon normal, bobot kokon, bobot kulit kokon, ratio kulit kokon dan panjang serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kokon dan serat ulat sutera yang diberi pakan tanaman murbei hibrid jenis M.khunpai dan M.indica (hibrid KI) cenderung menunjukkan nilai lebih rendah dibanding murbei induk (M.khunpai, M.indica) dan kontrol (M.nigra) Kondisi ini menunjukkan bahwa kecocokan hibrid jenis M.khunpai dan M.indica (hibrid KI) sebagai pakan ulat sutera cenderung belum terlihat.
Kesesuaian Media Tabur, Sapih dan Naungan pada Semai Lada-Lada (Micromelum minutum Wight & Arn) sebagai Pakan Larva Papilio peranthus untuk Pembinaan Habitat Kupu-Kupu Heri Suryanto
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.783 KB) | DOI: 10.18330/jwallacea.2015.vol4iss2pp179-184

Abstract

Kupu-kupu merupakan fauna khas di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung namun jumlahnya semakin lama semakin menurun. Upaya menjaga keberlangsungan ekosistem hutan terutama spesies kupu-kupu adalah dengan melaksanakan penanaman tumbuhan pakan larva (host plant) kupu-kupu. Salah satunya jenisnya adalah lada-lada (Micromelum minutum). Hal yang terpenting pada penanaman tanaman pakan adalah ketersediaan bibit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui media tabur, sapih dan naungan yang sesuai dengan lada-lada untuk produksi bibit yang optimal. Kegiatan ini dilakukan di persemaian dengan pengamatan pada perlakuan media tabur, media sapih dan naungan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Micromellum minutum dapat berkecambah dengan baik pada media pasir, tanah dan arang sekam padi maupun serbuk gergaji sedangkan media sapih dan naungan terbaik adalah campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi komposisi 1:1:1 dengan intensitas naungan 50%.