This Author published in this journals
All Journal Buletin Eboni
Nursyamsi Nursyamsi
Balai Penelitian Kehutanan Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Biopot Sebagai Pot Media Semai Pengganti Polybag yang Ramah Lingkungan Nursyamsi Nursyamsi
Buletin Eboni Vol 12, No 2 (2015): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.169 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5063

Abstract

Polybag sebagai wadah untuk media tumbuh bibit di persemaian sudah lama dikenal. Penggunaan polybag ini tidak ramah lingkungan karena pada waktu penanaman bibit di lapangan, polybag tersebut akan dibuang dan menjadi sampah sehingga lingkungan akan tercemar. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah menggunakan pot media semai yang terbuat dari bahan organik. Pada waktu penanaman, bibit dapat langsung ditanam dengan potnya. Bahan dasar yang digunakan untuk biopot adalah bahan organik misalnya kompos, tanah liat dan mikroba tanah yang bermanfaat. Bibit yang ditanam di pot media semai mempunyai pertumbuhan yang lebih baik di lapangan dibandingkan bibit yang ditanam di polybag, sehingga biopot dapat dipertimbangkan menjadi alternatif pengganti polybag yang ramah lingkungan.
Mengenal Morfologi, Tipe Buah dan Biji pada Pohon Kayu Kuku (Pericopsis mooniana THW) Suhartati Suhartati; Nursyamsi Nursyamsi; Didin Alfaizin
Buletin Eboni Vol 12, No 2 (2015): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.661 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5060

Abstract

Kelestarian populasi dan produksi kayu kuku (Pericopsis mooniana) dapat ditunjang dengan tersedianya pengetahuan tentang morfologi, tipe buah dan biji sebagai pedoman untuk regenerasi. Selanjutnya, sebagai pedoman untuk upaya konservasi, reforestasi dan pembangunan hutan tanaman. Jenis ini termasuk Famili  Leguminoceae, Spesies  Pericopsis mooniana THW, dapat mencapai tinggi 24 - 40 m dan diameter 35 - 100 cm. Salah satu habitat jenis kayu kuku adalah Cagar Alam Lamedai, Sulawesi Tenggara. Habitat berupa dataran rendah, curah hujan ±1.000 mm, tanah podsolik dan alluvial. Kayu kuku memiliki berat jenis 0,87, kelas awet II, warna kayu cokelat muda, permukaan kayu licin. Kayu kuku  digunakan  untuk  perabot, vinir, geladak kapal, jembatan, bantalan kereta api, dan kusen. Pohon kayu kuku berbuah setiap tahun, buah masak bulan April - September. Buahnya bentuk polong, biji mirip kancing, berukuran sedang. Buah satu kilogram menghasilkan 320 gram biji, atau ±704 butir biji, total biji yang dapat dijadikan benih ±2.857 butir biji/kg buah. Biji kayu kuku bersifat ortodoks menyebabkan biji sulit berkecambah, sehingga memerlukan skarifikasi untuk mempercepat perkecambahannya. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi informasi bagi pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang akan meregenerasi jenis kayu kuku, agar produktivitasnya meningkat, selanjutnya dapat menjadi komoditas ekspor.
Pertumbuhan Tanaman Mahoni (Swietenia macrophylla King) dan Suren (Toona sinensis) di Wilayah DAS Datara Kab. Gowa Nursyamsi Nursyamsi; Suhartati Suhartati
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.378 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5004

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara alamiah merupakan satuan hidrologis, sehingga dampak pengelolaan yang dilakukan di dalam DAS akan terindikasikan dari keluarannya yang berupa tata air. Penutupan vegetasi hutan memegang peranan penting dalam pengaturan sistem hidrologi, terutama "efek spons" yang menyerap air hujan dan mengatur alirannya sehingga mengurangi banjir dan menjaga ketersediaan air di musim kemarau.  Fungsi tersebut akan hilang jika vegetasi di  wilayah  DAS yang lebih tinggi hilang atau rusak sehingga perlu direhabilitasi. Percobaan rehabilitasi dilakukan di DAS Mikro Datara yang secara administratif terletak di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Garasi dan Kelurahan Gantarang, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa.  Berdasarkan iklim, ketinggian, topografi, karakter tanah dan kondisi sosial masyarakat, jenis tanaman penghasil kayu yang  dapat digunakan untuk rehabilitasi lahan di DAS Datara Kabupaten Gowa,  antara lain: mahoni dan suren. Pada rehabilitasi lahan diterapkan perlakuan jarak tanam dan komposisi tanaman pokok.  Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan komposisi  tanaman pokok belum  berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi  dan diameter batang tanaman suren dan mahoni hingga umur 30 bulan di lapangan.