This Author published in this journals
All Journal Media Veteriner
E.S. Pribadi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Management Of Water Treatment At The Slaughterhouse Depok-Bogor A.W. Sanjaya; M. Sudarwanto; E.S. Pribadi
Media Veteriner Vol. 3 No. 2 (1996): Media Veteriner
Publisher : Media Veteriner

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.687 KB)

Abstract

RPH Depok yang terletak ditengah pemukiman padat mempunyai aktifitas penyembelihan ternak besar, sapi dan kerbau sebanyak 15-20 ekorlhari. RPH ini sudah dilengkapi dengan unit pengolah limbah sederhana.Untuk limbah padat ditumpuk terbuka dan limbah cair diendapkan dalam 5 buah bak khusus dan satu bak kontrol. Kondisi bangunan bak sebagian telah rusak. Hasil analisis laboratorium limbah cair yang dikeluarkan ke perairan menunjukkan belum ada penurunan kandungan BOD, COD maupun padatan tersuspensi, sedangkan pH limbah cair yang di analisa pada saat jumlah penyembelihan belum banyak, ada penurunan. Hal ini membuktikan bahwa bak pengolah berperan sangat nyata dalam pengolahan limbah cair di RPH tersebut.
The Evaluation Of Potasium Thiocyanate Extracted Pasteurella multocida Vaccine On Pig E.S. Pribadi; C.S.U. Pramono; M.B.M. Malole
Media Veteriner Vol. 3 No. 1 (1996): Media Veteriner
Publisher : Media Veteriner

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.688 KB)

Abstract

Pasteurella multocida has been isolated from pigs at Kapuk Farm West Jakarta that had been diagnosed pasteurellosis. These isolates were extracted with potassium thiocyanate(KSCN) and has been evaluated as vaccine for pig. Seventeenth 3-4 years-old pigs were used for experiment and they were divided to four groups. i.e (i) control, (ii) vaccination, (iii)vaccination and challenge and (iv) challenge groups. All pigs were fed and receive water ad Irbiturri. The experiment was carried out for 30 days. All experiment groups showed no difference statistically for antibody titer until days-21. At days-23, vaccination groups showed antibody titer higher than non vaccination groups.Challenge groups showed clinical sign i.e. anorexia, abdominal respiration, rhinitis and demonstrated pathological changes i.e. local dermatitis superficialis, limphadenitis, oedem cervicalis ventral, trcheitis, laryngitis, pleuropneumoni, emphysema pulmonum, pleuritis, pericarditis, epicarditis, hipertrophy ventricle dextra, dilatation ventricle sinistra, splenitis, anteritis catarhalis, tephlitis, colitis, cystitis,, myositis necroticans, gastritis catarhalis and gangrenosa, degenerationĀ  parenchymatosa. hidronephrosis, sinusitis catarhalis,pneumoni lobuler and epiglositis. Histopathological changes showed alveoli damaged, germinal ccnters formation in spleen and timpltoglandulae which was more severe in thechallenge groups. P. multocida was isolated from visceral organs that showed pathology and histopathology changes.Mild clinical signs was observed in the vaccination groups. This groups showed similar pathological changes as other groups but therc were no d e m a at cervicalis region. This group showed chronic histopathological changes. No P. nrultocido was isolated from visceral organs. It can be concluded that all vaccinated pigs was protected by vaccine during the 30days experiment.
The Study on Aflatoxin Accumulation in Visceral Organs of Chicken Received Corticosteroid and Antibiotic U. Patriana; E.S. Pribadi
Media Veteriner Vol. 3 No. 1 (1996): Media Veteriner
Publisher : Media Veteriner

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2371.403 KB)

Abstract

Seratus lima puluh ekor ayam petelur jantan digunakan dalam penelitian ini. Ayam-ayam tersebut dibagi ke empat kelompok besar yang terdiri dari Kelompok pertama adalah kelompok yang menerima aflatoksin dan antibiotik (45 ekor). Kelompok kedua adalah kelompok yang menerima aflatoksin dan kartikosteroid (45 ekor), Kelompok ke tiga adalah kelompok yang menerima afklatoksin saja (45 ekor) dan kelompok ke empat adalah kelompok kontrol. Masing-masing kelompok besar dibagi lagi menjadi tiga kelompok kecil dan tiap kelompok yang berbeda memperoleh aflatoksin dengan dosis 150, 250, dan 350 ppb di dalam media tepung beras melalui pakan. Pengamatan dilakukan terhadap bobot organ jeroan, perubahan patologi anotomi dan kandungan aflatoksin dalam masing-masing organ jeroan. Bobot organ kelompok yang menerima aflatoksinlebih berat dibandingkan yang tidak dan kelompok yang menerima obat antibiotika dan kortikosteroid lebih ringan dibandingkan yang tidak. Terjadi perubahan patologi dari organ hati, limpa dan bursa Fabrisius pada semua kelompok yang mendapatkan aflatoksin. Kandunagn aflatoksin di organ hati meningkat dan peningkatanĀ  pada kelompok yang mendapatkan antibiotika dan kortikosteroid lebih rendah dibandingkan kelompok yang hanya menerima aflatoksin. Kandungan aflatoksin di organ limpa dan busra Fabrisius menurun dan penurunan lebih cepat pada kelompok yang mendapatkan antibiotika dan kartikosteroid.