Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGUATAN TATA KELOLA TPS 3R SEKAR TANJUNG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK Adhi Surya Perdana; Nurul Anindyawati; Esna Dilli Novianto
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2630

Abstract

Penyelenggaraan tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R) salah satu bentuk pendekatan pengelolaan sampah skala komunal/kawasan dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan pemerintah Desa Tanjungsari. Penanganan sampah dengan pembangunan infrastruktur TPS 3R diharapkan dapat mengurangi volume timbunan sampah rumah tangga ke tempat pembuangan akhir. Penyelenggaraan TPS 3R dilakukan untuk melayani kelompok masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Tanjungsari. Namun demikian saat ini TPS 3R sendiri belum memiliki tata kelola yang baik. Kepengurusan masih bersifat sukarela dengan waktu koordinasi yang menyesuaikan dengan kondisi masing-masing. Kelompok swadaya masyarakat (KSM) Sekar Tanjung memiliki peran penting dalam kepengurusan tata kelola TPS 3R, tetapi memiliki keterbatasan pengetahuan dan pengalaman mengelola kegiatan rutin dan minimnya pengetahuan proses biologis pengomposan sampah rumah tangga organik dan jaringan hasil akhir, maka dari itu program kemitraan masyarakat berfokus pada penguatan manajemen organisasi, tata kelola, dan kemitraan kelompok tani yang memanfaatkan hasil akhir untuk budidaya tanaman pertanian. Pengabdian ini dilakukan dengan metode aktif partisipatif. Pendekatan personal dilakukan di awal oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat dengan key person di daerah Tanjungsari. Setelah itu dilanjutkan dengan sosialisasi di tingkat pengurus inti dan diakhir dengan sosialisasi di masyarakat. Kegiatan ini bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan TPS 3R di daerah mereka. Hal ini terbukti dari hasil survei yang dilakukan sebelum dan sesudah pengabdian berlangsung. Selain tingkat kesadaran masyarakat yang meningkat, tingkat pengetahuan masyarakat juga mengalami kenaikan. Harapannya dengan kegiatan ini dapat menjadi batu loncatan masyarakat setempat dalam pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan.
PETA SEBARAN PANGAN LOKAL UMBI-UMBIAN UNTUK MENDUKUNG RANTAI PASOK UKM PANGAN LOKAL DI KECAMATAN MUNTILAN Eka Nur Jannah; Candarisma Danes Noor Viana; Nurul Anindyawati
Agrotechnology Innovation (Agrinova) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Agrotechnology Innovation Center, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/a.62708

Abstract

Magelang merupakan salah satu kota yang memiliki keajaiban dunia, oleh karena itu Magelang menjadi tujuan para wisatawan. Kota wisata tidak akan lengkap tanpa adanya dukungan para industri kecil sebagai penyedia souvenir maupun oleh-oleh khas magelang. Pengolahan oleh-oleh khas Magelang perlu bahan-bahan dasar agar produksi tersebut tetap berlangsung (sustainable). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran dan menjelaskan potensi pangan lokal umbi-umbian di Kecamatan Muntilan untuk mendukung keberlanjutan dari produksi oleh-oleh khas Magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei berbasis GIS. Lokasi penelitian di Kecamatan Muntilan karena berdasarkan data dari Pemerintah Kota Magelang, industri kecil yang mengolah umbi-umbian sebagai oleh-oleh khas Magelang ada di Kecamatan Muntilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Muntilan terdapat beberapa potensi pangan lokal berupa singkong, talas, dan ubi jalar. Adanya potensi tersebut dapat mendukung supply chain dari para pelaku industri kecil di area Kecamatan Muntilan. Harapannya dengan tersedianya peta sebaran pangan lokal umbi-umbian di Kecamatan Muntilan akan memudahkan pelacakan, pemantauan, dan perencanaan dalam mengelola supply chain dari para pelaku industri kecil pangan lokal khususnya pengolah umbi-umbian.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUPPLY CHAIN PENGOLAHAN PANGAN LOKAL SLONDOK DI DESA KENALAN KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG Nurul Anindyawati; Fahni Mulya Pradita; Astin Panji Purnomo
Agrotechnology Innovation (Agrinova) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Agrotechnology Innovation Center, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/a.62711

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh dalam supply chain pengolahan pangan lokal slondok di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive sample. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi supply chain ialah pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, distribusi, dan packaging.
PENGELOLAAN KEMASAN PANGAN LOKAL SLONDOK UNTUK MENINGKATKAN POTENSI PENJUALAN SAAT PANDEMI COVID-19 DI DESA KENALAN KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG Nurul Anindyawati; Putri Laeshita
JURNAL KASTARA Vol. 3 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Fakultas Pertanian_Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Slondok is one of the typical traditional foods originating from the Magelang Regency. Slondok is a food made from cassava and is one of the foods that are in great demand by the local community or those from outside the region. However, currently, the production of slondok is still carried out traditionally and is one of the micro-home industry businesses. One of the village centers for slondok production is in Balesari Village, Windusari District, Magelang Regency. The people of this village produce slondok in simple plastic packaging. This causes slondok to be vulnerable to damage and the absence of good packaging labels so that the characteristics or identity of slondok become less well known. Packaging is very important in protecting the product, increasing storage time, and functions in attracting consumers. Therefore, training on the packaging was carried out in order to create safe, healthy and attractive packaging so that it is hoped that the sales of slondok will increase and could increase income. The method used is to carry out presentation and demonstration methods on how to choose good packaging, then monitor the program's sustainability and evaluate it. The result of the service program is that the packaging used to wrap slondok is still very simple, in the form of plastic rope. The community looked enthusiastic and discussed actively during the program. This is because good packaging products in addition to attracting consumer interest will also increase the selling price of slondok products on the market.