Roy J M Hutagalung
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KLASIFIKASI INSTRUMEN MUSIK PADA ENSEMBEL MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA Roy J M Hutagalung
Jurnal Christian Humaniora Vol 2, No 2 (2018): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v2i2.92

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengklasifikasi instrumen musik, pada ensembel musik tradisional Batak Toba. Artikel ini merupakan kajian pustaka yang menganalisis berbagai teori ahli tentang klasifikasi instrumen musik pada ensembel musik tradisional Batak Toba. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa klasifikasi instrumen Batak Toba di klasifikasikan untuk ansambel gondang sabangunan, taganing (membranophone), gordang (membranophone), odap (membranophone), ogung oloan (idiophone), sarune (aerophone), ogung ihutan (idiophone), doal (idiophone), panggora (idiophone), hesek (idiophone) untuk ansambel gondang hasapi, hasapi ende (chordophone), hasapi doal (chordophone), sarune etek (aerophone), sulim (aerophone), garantung (idiophone, hesek (idiophone). Stratifikasi pargonsi khususnya instrumen taganing(membranophone) yang disebut partaganing mendapat posisi khusus karena dianggap sebagai seorang yang memiliki kemampuan sebagai penghubung antara manusia dengan sang pencipta. Kedudukan seorang pargonsi dalam stratifikasi sosial masyarakat yang tidak permanen. Di satu sisi dianggap sebagai wakil dewa, yaitu ketika memainkan ansambel gondang pada saat upacara, di sisi lain sebagai masyarakat biasa yang terikat dengan sistem kemasyarakatan dan kekerabatan yang terdapat dalam dalihan na tolu tetika tidak berperan sebagai pargonsi. Status mereka adalah sama dengan individu lainnya berdasarkan pekerjaan sehari-hari, misalnya sebagai petani, nelayan, pedagang dan  sebagainya. Prinsip klasifikasi berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Mahillon-Sachs-VonHornbostel dalam kaitannya dengan pengelompokan alat musik yang dilakukan secara lokal pada alat-alat musik tradisional Batak Toba, pada prinsipnya mengacu pada teori klasifikasi oleh Mahillon-Sachs-VonHornbostelnamun di sisi lain secara spesifik pengelompokan yang dilakukan secara local, berdasar pada fungsi alat musik dalam sebuah ansambel baik pada gondang sabangunan maupun gondang hasapi.Kata kunci:klasifikasi,  instrumen musik, ensembel, musik tradisional, batak toba
PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN PARADIGMA PANCASILA TERHADAP TINDAKAN PENOLAKAN PEMAKAMAN JENAZAH KORBAN COVID – 19 Roy J M Hutagalung
Jurnal Christian Humaniora Vol 4, No 2 (2020): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v4i2.13

Abstract

This study discusses the influence of law enforcement with the paradigm of Pancasila in addressing the action of the funeral of the dead bodies exposed to Covid-19. Rejection of the funeral of the body of the victim Covid-19 is contrary to the perspective of the law and also Pancasila. Law No. 4 of 1984 on the infectious disease outbreak clearly said that the act of disrupting the plague prevention efforts was contrary to the law and imposed criminal sanctions. While from the perspective of Pancasila, it can be seen that the funeral rejection Act Covid – 19, including into acts contrary to the values of Pancasila. Apart from being an ideology of state, Pancasila is also the source of any source of law of the country as listed in article 2 of the Law number 12 year 2011 concerning the establishment of legislation. The disapproval of the funeral of the Covid-19 bodies is contrary to the law and human rights as contained in Indonesia's legislation as in the Universal Declaration of Human Rights, the International Covenant on Civil and Political Rights. The influence of law enforcement is certainly a very important factor in the enforcement and strengthening of values that correspond to the paradigm of PancasilaBAHASA INDONESIA ABSTRACT: Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Penegakan Hukum dengan Paradigma Pancasila dalam menyikapi tindak penolakan Pemakaman Jenazah yang terpapar Covid -19. Tindakan penolakan Pemakaman jenazah dari korban Covid - 19 merupakan hal yang bertentangan dari perspektif hukum dan juga Pancasila. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular jelas mengatakan bahwa tindakan yang mengganggu upaya penanggulangan wabah adalah bertentangan dengan hukum dan dikenakan sanksi Pidana. Sedangkan dari perspektif  Pancasila dapat dilihat bahwa Tindakan Penolakan Pemakaman Jenazah Covid – 19, termasuk ke dalam perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Selain sebagai Ideologi negara, Pancasila juga merupakan sumber dari segala sumber Hukum negara seperti yang tercantum di dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Tindakan penolakan pemakaman jenazah Covid -19 merupakan perbuatan yang bertentangan dengan Hukum dan Hak Asasi manusia sebagaimana yang terdapat di dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia seperti di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik. Pengaruh penegakan Hukum tentunya menjadi faktor yang sangat penting dalam penegakan dan penguatan kembali nilai-nilai yang sesuai dengan paradigma Pancasila.
Penerapan Metode Drill dalam Membaca Notasi pada Lagu BE.No 6 Puji Jahowa Nasangap di HKBP Dolok Margu Resort Dolok Sanggul Yoktan Manutur Silaban; Roy J M Hutagalung; Diana Martiani Situmeang; Eben H. Telaumbanua; Robert K.A. Simangunsong
Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain Vol. 1 No. 6 (2024): November : Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/abstrak.v1i6.351

Abstract

The purpose of this study was to determine the progress of the repeated practice sessions in reading notation according to the predetermined practice schedule and to find out the problems in implementing the practice activities faced by HKBP Dolok Margu musicians.This study uses a Qualitative Approach Method. The work processes carried out are observation, interviews, documentation. This study was conducted by collecting information through field research to obtain results that are processed into definite data.The results of the conclusion of this study are that the Application of the Drill Method in Reading BE.NO 6 Notation at HKBP Dolok Margu Resort Dolok Sanggul has experienced significant changes.This is indicated by the consistency of the practice process carried out on Thursdays and Fridays at 16:00 to 18:30, musicians from the Dolok Margu area, reading number notation and staff notation and habits of each service, the congregation's response liked after the drill method was carried out in reading notation at HKBP Dolok Margu.