Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS MANIFESTASI PANASBUMI MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI PARANGWEDANG, KABUPATEN BANTUL Rena Juwita Sari; Listriyanto Listriyanto Listriyanto; Syamsul Ma'arif; Wira Widyawidura
KURVATEK Vol 3 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v3i2.888

Abstract

Parangwedang, Parangtritis Kabupaten Bantul berpotensi untuk pemanfaatan energi panasbumi. Terlihat ditemukannya manifestasi panasbumi yaitu mata air panas. Penelitian  ini bertujuan untuk memperkirakan potensi energi panasbumi Parangwedang, serta membuat skema pemanfaatan potensi panasbumi sebagai rekomendasi untuk digunakan di daerah tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis geologi dan analisis geofisika. Hasil analisis menggunakan metode Magnetik menunjukkan pola intensitas rendah berwarna biru dibagian selatan dengan dimensi klosur sekitar 100 meter dengan nilai berkisar antara 160 – 0 nT dan  diduga sebagai pola heat source yang dimungkinkan menjadi sumber air panas pada daerah ini dan diduga disebabkan oleh sesar bearah timurlaut-baratdaya. Klosur yang diduga sebagai sumber panas memiliki dimensi yang cukup kecil dan posisinya cukup dangkal dengan perkiraan keberadaan anomali berada pada kedalaman 200 – 300 meter. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa daerah Parangwedang merupakan daerah prospek panasbumi. Dilihat manifestasi berupa mata air panas sebagai daya tarik pariwisata, tetapi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) skala kecil perlu dilakukan studi lebih lanjut.Kata kunci : Parangwedang, Panasbumi, Metode Magnetik, PLTP
Potensi Shale Hydrocarcon Formasi Brown Shale, Cekungan Sumatra Tengah Berdasarkan Data Log Mekanik Sugeng Widada; Salatun Said; Hendaryono Hendaryono; Listriyanto Listriyanto
Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Offshore : Oil, Production Facilities and Renewable Energy
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.39 KB) | DOI: 10.30588/jo.v2i1.356

Abstract

Formasi Brown Shale merupakan batuan induk utama hidrokarbon di Cekungan Sumatra Tengah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi formasi tersebut sebagai batuan induk hidrokarbon dan implikasinya dalam eksplorasi shale hydrocarbon berdasarkan data wireline log. Evaluasi yang dilakukan meliputi penentuan ona prospek (shale  play), evaluasi kandungan material organik (TOC) untuk mengetahui tingkat kekayaan batuan induk dan evaluasi tingkat kematangannya. Tiga sumur, Sumur Gamma, Jeta dan Kilo dievaluasi dengan menggunakan Metoda Passey (1990) dan Bowman (2010) . Log Gamma Ray, Resistivitas, Sonic, Netron dan Densitas digunakan dalam studi ini.Dari hasil analisis menunjukkan Formasi Brown Shale yang tertembus oleh ketiga sumur tersebut tersusun oleh perselingan batulempung dan batulanau yang mengindikasikan mempunyai prospek sebagai batuan induk dengan tingkat kekayaan material organik miskin sampai kaya dan telah mencapai tingkat kematangan hidrokarbon. Kandungan TOC pada Sumur Gamma berkisar antara 2-8%(kaya) dan tingkat kematangan minyak dicapai pada kedalaman 6550 ft. Kandungan TOC pada Sumur Jeta berkisar antara 0-7%(miskin-kaya) dan tingkat kematangan minyak dicapai pada kedalaman 8550 ft. Kandungan TOC pada Sumur Kilo berkisar antara 0-9%(miskin-kaya) dan tingkat kematangan minyak dicapai pada kedalaman 8100 ft.Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan Formasi Brown Shale yang tertembus oleh ketiga sumur di daerah telitian mempunyai potensi yang baik sebagai batuan induk hidrokarbon dan shale hidrokarbon.The Brown Shale Formation is the main hydrocarbon sourcerock in the Central Sumatra Basin. This study aims to evaluate the potential of these formations as hydrocarbon bedrock and their implications in shale hydrocarbon exploration based on wireline log data. The evaluation includes determining the prospect of shale play, evaluating the total organic content (TOC) to determine the level of source rock wealth and evaluating its level of maturity. Three wells, Gamma Well, Jeta and Kilo were evaluated using the Passey (1990) and Bowman (2010) method. Gamma Ray, Resistivity, Sonic, Neutron and Density logs were used in this study. From the results of the analysis showed that the Brown Shale Formation penetrated by the three wells was composed by claystone and siltstone intervals which indicated having prospects as a source rock with poor organic to rich material levels. and has reached the level of hydrocarbon maturity. The TOC content in the Gamma Well ranges from 2-8% (rich) and the level of oil maturity is reached at a depth of 6550 ft. The TOC content in the Jeta Well ranges from 0-7% (poor-rich) and the level of oil maturity is reached at a depth of 8550 ft. The TOC content in the Kilo Well ranges from 0-9% (poor-rich) and the level of oil maturity is reached at a depth of 8100 ft. Based on these results shows the Brown Shale Formation penetrated by the three wells in the study area has good potential as a hydrocarbon host rock and hydrocarbon shale.
Pemanfaatan Energi Angin akibat Laju Kendaraan Berbasis Pengembangan Inovasi Teknologi Hybrid Vertical Axis Wind Turbine sebagai Penghasil Listrik untuk Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional Marcellinus Gonzaga; Argamanda Manda; Listriyanto Pawirodiharjo; Sukarjo Hb
Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Offshore : Oil, Production Facilities and Renewable Energy
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1196.463 KB) | DOI: 10.30588/jo.v4i1.721

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian awal berjudul “Pemanfaatan Energi Angin dari Laju Kendaraan Berbasis Kincir Vertikal sebagai Penghasil Listrik untuk Penerangan Lampu Jalan”. Pada penelitian ini telah dilakukan serangkaian pengembangan dan pembaharuan baik dari segi penentuan daerah potensial maupun segi desain konstruksi hybrid va (vertical axis) wind turbine. Pembaharuan dan pengembangan dilakukan guna meningkatkan kesiapan implementasi hybrid va wind turbine di seluruh daerah efektif di Indonesia. Pada penelitian sebelumnya kelengkungan atau radius kincir belum dapat diketahui. Untuk mencari tahu kelengkungan kincir dengan efektivitas rotasi tertinggi maka dilakukan perancangan miniatur kincir vertikal dengan rasio 1:5 terhadap ukuran kincir sumbu vertikal reguler sesungguhnya. Peningkatan desain dengan memperhatikan aspek keselamatan pengguna jalan yang melintas sangat perlu dilakukan. Penggunaan material atau bahan yang dapat merefleksikan cahaya dari lampu kendaraan pada malam hari yang dilekatkan di konstruksi hybrid va wind turbine merupakan salah satu metode untuk meningkatkan aspek keselamatan. Pengukuran terhadap lebar bagian tengah kedua jalur jalan yang berlawan arah sebagai lokasi pemasangan hybrid va wind turbine juga dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan pengendara. Pemberian toleransi jarak antara bagian sisi terluar kincir dan bagian terluar lajur jalan sangat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada konstruksi hybrid va wind turbine serta demi keselamatan pengendara yang melintas.  Pada jalan-jalan dengan lebar bagian tengah antara kedua jalur jalan yang berukuran di bawah 2meter (<2m) tidak dapat diterapkan hybrid va wind turbine reguler, sehingga penerapan hybrid va wind turbine minimalis merupakan solusi untuk daerah tersebut. Penentuan daerah efektif untuk implementasi pada penelitian ini dilakukan dengan pengukuran terhadap aspek-aspek potensi yang dimiliki oleh jalan di antaranya; rata-rata intensitas kendaraan yang melintas, kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas, kecepatan angin rata-rata yang tersedia akibat laju kendaraan yang melintas, lebar bagian tengah antara kedua jalur jalan yang berlawanan arah, kondisi geografis jalan, serta potensi timbulnya kepadatan. Jalan tol Semarang-Solo memiliki total panjang jalan 75,7km dan dalam penelitian ini telah dipilih 3 titik awal yang diprediksi dan diukur aspek-aspek kelayakannya untuk dilakukan implementasi hybrid va wind turbine pada daerah tersebut.Kata kunci: Hybrid va wind turbine, Peningkatan desain, Aspek keselamatan, Aspek-aspek potensi jalan. 
Potensi Batuan Induk Hidrokarbon Serpih Gumai di Talang Padang, Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung Listriyanto Listriyanto; Sugeng Widada; Basuki Rahmad; Salatun Said; Hendaryono Hendaryono
Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Offshore : Oil, Production Facilities and Renewable Energy
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.38 KB) | DOI: 10.30588/jo.v1i1.237

Abstract

Identifikasi interval batuan yang mungkin berpotensi sebagai batuan induk merupakan langkah awal eksplorasi yang penting, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang potensi batuan sedimen yang mengandung bahan organik dengan kadar tertentu, yang oleh panas dan waktu dapat menghasilkan hidrokarbon dalam bentuk minyak atau gas secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fasies dan potensi batuan induk hidrokarbon Formasi Gumai di Talang Padang, Cekungan Sumatra Selatan. Analisis geokimia guna mengetahui potensi dan kualitas batuan induk dilakukan pada serpih penyusun Formasi Gumai. Hasil analisis potensi dan kualitas Batuan Induk menunjukkan kandungan TOC 3,55 termasuk “sangat baik”. Rock-Eval menunjukkan bahwa serpih berpotensi “sedang” sebagai batuan induk hidrokarbon (S2 = 4,32 kg/ton). Angka Ro (<0,6) menunjukkan tingkat pematangan hidrokarbon belum tercapai. Nilai HI yang relatif tinggi mencerminkan bahwa batuan ini jika mencapai kematangan akan cenderung menghasilkan minyak. Nilai HI antara 456 mgHC/g umumnya berasal dari kerogen tipe II yang secara dominan mengandung unsur organisme laut dan darat.Rock Identification intervals that might be as potential source rocks is an important initial exploration step, therefore it is necessary to conduct research on the potential of sedimentary rocks containing certain levels of organic material, which by heat and time can produce hydrocarbons in the form of oil or gas appropriately. This study aims to identify the facies and potentials of the Gumai Formation hydrocarbon source rock in Talang Padang, South Sumatra Basin. Geochemical analysis to determine the potential and quality of the source rock is carried out on the Gumai Formation shale. The results of the analysis of the potential and quality of the Parent Rock showed that the TOC content of 3.55 was "very good". Rock-Eval shows that shale has the potential to be "medium" as a hydrocarbon source rock (S2 = 4.32 kg/ton). Ro (<0.6) indicates the level of hydrocarbon maturation has not been reached. The relatively high HI value reflects that if these rocks reach maturity they will tend to produce oil. HI values between 456 mgHC/g are generally derived from type II kerogen which predominantly contains marine and terrestrial organisms.
Potensi Batuan Induk Hidrokarbon Serpih Warukin di Tampang Tumbang Anjir, Kabupaten Gunung Mas Propinsi Kalimantan Tengah Listriyanto, M.T.; Sari Wulandari Hafsari; Lia Yunita
Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.034 KB) | DOI: 10.30588/jo.v5i2.988

Abstract

 Identifikasi interval batuan yang mungkin berpotensi sebagai batuan induk merupakan langkah awal eksplorasi yang penting, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang potensi batuan sedimen yang mengandung bahan organik dengan kadar tertentu, yang oleh panas dan waktu dapat menghasilkan hidrokarbon dalam bentuk minyak atau gas secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fasies dan potensi batuan induk hidrokarbon Formasi Warukin di Tampang Tumbang Anjir, Cekungan Barito.Analisis geokimia guna mengetahui potensi dan kualitas batuan induk dilakukan pada serpih penyusun Formasi Warukin. Hasil analisis potensi dan kualitas Batuan Induk menunjukkan kandungan TOC 17,97% termasuk “sangat baik”. Rock-Eval menunjukkan bahwa serpih berpotensi “baik” sebagai batuan induk hidrokarbon (S2 = 67,87 mg/g). Angka Tmax 405 menunjukkan tingkat pematangan hidrokarbon belum tercapai. Nilai HI yang relatif tinggi mencerminkan bahwa batuan ini jika mencapai kematangan akan cenderung menghasilkan minyak dan gas. Nilai HI antara 378 mgHC/g umumnya berasal dari kerogen tipe II yang secara dominan mengandung unsur organisme laut dan darat.
POTENSI PANASBUMI PARANGWEDANG SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DAN PENUNJANG PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Rena Juwita Sari; Listriyanto Universitas Proklamasi 45
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-13 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi merupakan sumber kehidupan, jika energi habis maka kehidupan akan musnah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia maka kebutuhan akan energi pun semakin meningkat. Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan menjadi semakin penting mengingat semakin terbatasnya sumber energi fosil atau sumber energi non-terbarukan. Saat ini pemerintah Indonesia mengembangkan sumber-sumber energi alternatif diantaranya energi panasbumi. Parangwedang di desa Parangtritis, kabupaten Bantul merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pemanfaatan energi panasbumi terlihat ditemukannya manifestasi panasbumi yaitu mata air panas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi energi alternatif dan industri pariwisata di Parangwedang, desa  Parangtritis, Kabupaten Bantul. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis geologi, analisis geofisika dan analisis geokimia, serta analisis teknis dan sosial.Stratigrafi yang terdapat di daerah penelitian secara umum tersusun oleh batuan sedimen dan sedikit batuan beku intrusi andesit disekitar utara pantai Parangtritis. Nilai intensitas magnetik yang tinggi diasosiasikan dengan endapan pasir besi yang terbentuk di pantai selatan.  Analisis data magnetik didapatkan pola pada peta anomali medan magnet kontinuasi kebawah  pada z=100 meter sampai z= 300 meter. Pada peta anomali medan magnet kontinuasi kebawah z=300 meter pola klosur cenderung tidak berubah, sehingga dugaan sumber panas pada daerah Parangwedang terletak pada kedalaman antara 200-300 meter. Sedangkan analisis geokimia di daerah Parangwedang untuk temperatur permukaan ( temperature cutt off) adalah 490C dan  temperatur suhu reservoarnya diperkirakan sebesar 115°C.Sebagai data pendukung dilakukan juga survey sosial guna mengetahui pemahaman penduduk sekitar mengenai manifestasi dan pemanfaatan panasbumi di daerah Parangwedang agar bisa dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat dan didukung oleh pemerintah daerah kabupaten Bantul.Kata kunci : Potensi panasbumi, Energi alternatif, Parangwedang, Kabupaten Bantul