Lukman Pura
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN STATUS NUTRISI PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK PREDIALISIS Pura, Lukman; Supriyadi, Rudi; Nugraha, Gaga Irawan; Bandiara, Ria; Soelaeman, Rachmat
Majalah Kedokteran Bandung Vol 41, No 1
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malnutrisi banyak terjadi pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK). Prevalensi malnutrisi pada penderita predialisis sekitar 44%. Penyebab malnutrisi pada penderita PGK predialisis bersifat multifaktorial. Hubungan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan status nutrisi gabungan menggunakan albumin serum, indeks massa tubuh (IMT) dan subjective global assessment (SGA) masih belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan LFG dengan parameter nutrisi gabungan pada subjek PGK predialisis yang berkunjung ke poliklinik ginjal hipertensi RS Hasan Sadikin Bandung dari bulan September sampai Oktober 2008. Data sekunder dan primer dikumpulkan secara konsekutif. Pemeriksaan meliputi penilaian klinis, laboratorium, dan LFG dengan metode in vivo. Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney untuk melihat hubungan LFG dengan status nutrisi gabungan dengan multiple utility assessment criteria (MUAC). Tujuh puluh dua subjek terdiri dari 48 laki-laki dan 24 perempuan memenuhi kriteria penelitian. Sebanyak 79,2% subjek dengan usia di atas 50 tahun dan 54,2% dengan penyebab sakit hipertensi. Rata-rata LFG 32,62 mL/mnt, albumin serum 4,10 g/dL dan IMT 23,87 kg/m2 . Terdapat 80,6% subjek dengan status gizi buruk dan 19,4% dengan gizi baik. Menggunakan metode MUAC, 70 subjek dengan kategori gizi baik dan 2 subjek dengan gizi buruk. Hubungan LFG terhadap parameter nutrisi ditentukan dengan uji Rank-Spearman dan hasil tidak bermakna terhadap semua variabel nutrisi (p >0,05). Hubungan LFG terhadap parameter nutrisi gabungan memberikan hasil tidak bermakna (p> 0,05). Kesimpulan: terdapat hubungan yang sangat kecil antara LFG terhadap perubahan parameter nutrisi gabungan, dengan jumlah sampel 72 subjek tidak dapat mendeteksi adanya hubungan yang bermakna.Kata kunci: PGK, LFG, albumin serum, IMT, SGATHE CORRELATION BETWEEN GLOMERULAR FILTRATION RATE (GFR) AND NUTRITIONAL STATUS INPEDIALYTIC CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENTSProtein-energy malnutrition (PEM) is common in chronic kidney disease (CKD) patients. The prevalence of malnutrition in predialytic patients was approximately 44%. The causes of malnutrition in CKD patients are multifactorial. The correlation of glomerular filtration rate (GFR) and combined nutritional parameter such as serum albumin, body mass index (BMI) and subjective global assessment (SGA) is more need to study. The study aimed to find the correlation GFR and the combined nutritional parameter in predialytic CKD patients who attended the Nephrology-Hypertension Clinic of Hasan Sadikin Hospital between September and October 2008. The secondary and primary data were collected consecutively. The evaluation consisted of clinical assessment of nutritional status, laboratory values, and GFR by in vivo method. The combined nutritional parameter was classified into two groups using multiple utility assessment criteria (MUAC). Statistical analysis with Mann-Whitney test was used to find the correlation. Seventy two subjects (48 men and 24 women) fulfilled the criteria. The majority (79.2%) were older than 50 years old and 54.2% the causes of CKD were hypertension. The median GFR was 32.62 mL/mnt, serum albumin was 4.10 g/dL, and BMI was 23.87 kg/m2 . There were 80.6% subjects with malnourished status, 19.4% with normal status. Using MUAC assessment, 70 subjects with normal nutritional status and 2 with severe malnutrition.We found no significant correlation between GFR and any nutritional parameter (p>0.05). The correlation of GFR and combined nutritional parameter was not significant (p>0.05). Conclusion: There is minimal correlation of GFR and combined nutritional parameter, with 72 samples size the correlation cannot be detectedsignificantly.Key words: CKD, GFR, serum albumin, BMI, SGA DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v41n1.180
PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN DEPRESI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI UNIT HEMODIALISA RS. DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Yonata, Ade; Pura, Lukman; Islamy, Nurul; Sayuti, Marzuqi
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 9 No. 1 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v9i1.3324

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel, sehingga penderita gagal ginjal kronik akan kehilangan fungsi ginjal secara bertahap dan tidak dapat diubah. Salah satu permasalahan psikologis yang kerap muncul dan mampu menurunkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik (PGK) terutama yang menjalani hemodialisis jangka panjang yakni gangguan depresi. Depresi merupakan permasalahan yang serius pada pasien hemodialisis. Tingginya prevalensi depresi menyebabkan peningkatan risiko kematian menjadi 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan pasien hemodialisis yang tidak mengalami depresi Depresi juga berdampak terhadap peningkatan angka rawat inap, gangguan kardiovaskuler, serta penurunan kepatuhan terapi hemodialisis. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang tingkat depresi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini mencakup: 1) pengukuran pengetahuan pasien dan keluarga; 2) pengisian daftar tilik mengenai depresi; 3) penyuluhan; 4) pemberian brosur mengenai penyakit ginjal kronik.Pengabdian dilakukan dengan memberikan kegiatan edukasi dan refreshing pengetahuan tentang pencegahan depresi pada penyakit ginjal kronik. Hasil kegiatan ini pengabdian menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit ginjal kronis serta pencegahan depresi dengan peningkatan skor sebelum dan sesudah intervensi. Oleh karena itu, penyuluhan yang kontinu diperlukan untuk peningkatan pengetahuan secara berkelanjutan. Penyuluhan dapat dilakukan melalui media yang telah ada seperti konseling edukasi oleh petugas kesehatan. Kata kunci: Depresi, hemodialisa, penyakit ginjal kronis
PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG HIPERTENSI MELALUI MEDIA RRI LAMPUNG Ade Yonata; Pura, Lukman; Islamy, Nurul; Hanriko, Rizki; Rinaldy, Dino
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v9i2.3357

Abstract

Hipertensi sebagai salah satu penyakit tidak menular yang paling umum ditemukan dalam praktik kedokteran primer. Komplikasi hipertensi dapat mengenai berbagai organ target seperti jantung, otak, ginjal, mata, dan arteri perifer. Studi metaanalisis menjelaskan tercapainya targetpenurunan tekanan darah sangat penting untuk menurunkan kejadian kardiovaskuler pada pasien hipertensi. Masih tingginya angka kejadian hipertensi di Indonesia dan termasuk Lampung menjadi acuan atau dasar mengenai pentingnya dilakukan edukasi kesehatan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi pada masyarakat awam melalui media Radio Republik Indonesia (RRI) di Provinsi Lampung. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini mencakup: 1) Pengukuran pengetahuanmasyarakat dengan pengisian daftar tilik mengenai hipertensi; 2) Penyuluhan; 3) Diskusi dan tanya jawab. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi dengan peningkatan skor sebelum dan sesudah intervensi. Oleh karena itu, penyuluhan yang kontinu diperlukan untuk peningkatan pengetahuan secara berkelanjutan. Penyuluhan dapat dilakukan melalui media salah satunya melalui media elektronik radio yang dapat menjangkau masyarakat secara luas.