Rano Saputra Matande
Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Makna kearifan lokal To Parenge dalam penyelesaian konflik lahan di Tana Toraja Suparman Abdullah; Sultan Sultan; Rano Saputra Matande
Jurnal Sosiologi Dialektika Vol. 13 No. 2 (2018): Jurnal Sosiologi Dialektika
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.881 KB) | DOI: 10.20473/jsd.v13i2.2018.122-131

Abstract

Pendekatan kearifan lokal merupakan salah satu manajemen yang efektif dalam resolusi konflik lokal. To Parenge merupakan salah satu bentuk kearifan lokal etnis Toraja yang dibentuk dan dipilih oleh beberapa keluarga pemilik tongkonan. To Parenge merupakan pemimpin representatif, yang bertanggungjawab atas kelangsungan dan pengembangan tongkonan (Tongkonan bagi komunitas etnis Toraja secara fisik merupakan bangunan dan secara sosial budaya merupakan simbol ikatan dan perekat keluarga). Kajian ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi kearifan lokal To Parenge dalam peran sebagai manajemen penyelesaian konflik serta proses penentuan To Parenge dalam komunitas Toraja sebagai institusi yang berperan dalam menyelesaikan konflik/sengketa lahan. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengungkap fenomena sosial dengan menggunakan data-data dari hasil wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) To Parenge merupakan salah satu bentuk kearifan local etnis Toraja, statusnya sebagai pemimpin informal diakui peranannya dalam menyelesaikan masalah sosial khususnya dalam kasus konflik/sengketa lahan; (2) To Parenge sebagai pemimpin merupakan institusi yang dibentuk oleh keluarga-keluarga pemilik tongkonan melalui proses kombongan (musyawarah); (3) To Parenge sebagai institusi lokal merupakan kerangka mediasi dalam manajemen konflik, dimana To Parenge berperan dalam menyampaikan dan memperjuangkan kepentingan bersama keluarga pemilik tongkonan dalam suatu wilayah lembang/desa. Dalam setiap lembang/desa terdapat beberapa tongkonan dan setiap tongkonan terdiri dari beberapa keluarga sebagai pemilik. To Parenge menjadi pemimpin/perwakilan dari beberapa keluarga sebagai pemilik tongkonan.