Ika Cahyo Purnomo
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga, Demak,Jawa Tengah

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Troponin dan Manajemen Iskemia Miokardium Perioperatif Leksana, Ery; Purnomo, Ika Cahyo
Majalah Anestesia dan Critical Care Vol 32 No 1 (2014): Februari
Publisher : Perdatin Pusat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit jantung iskemik sering memberikan gambaran dan perkembangan yang membahayakan. Kejadian dari tahun ke tahun terus meningkat dan menyumbang angka mortalitas yang tinggi. Angina pectoris, gambaran iskemia pada EKG, dan peningkatan petanda jantung menunjukkan terjadinya infark miokard akut. Pasien dalam kondisi demikian sangat berisiko untuk menjalani proses pembiusan. Pemeriksaan troponin bersenstivitas tinggi telah diperkenalkan, namun hal ini memberikan tantangan yang baru dalam hal sensitivitas vs spesivisitas. Berbagai panduan telah diterbitkan untuk memandu dokter ahli anestesi melewati rintangan risiko pada penderita dengan iskemia miokard. Kata kunci: Anestesi, iskemia miokardium, troponin Troponin and Perioperative Management in Iskemia Myokard Troponin Ischemic heart disease often develop harmful conditions. Incidence from year to year continues to increase and accounted for high mortality rate. Angina pectoris, marked ECG changes and elevation of cardiac markers, especially troponins indicate the presence of acute myocardial infarct. Patients in this condition is very risky to undergo anesthesia process. High sensitivity troponin test were introduced, but it gave new challenge of sensitivity vs specificity. Guidelines have been published to guide the anesthesiologist through the obstacles of risks in patients with myocardial ischemia. Key words: Anesthesia, myocardial ischemia, troponin Reference Wu AH, Apple FS, Gibler WB, Jesse RL, Warshaw MM, Valdes R Jr. National Academy of Clinical Biochemistry Standards of laboratory practice: recommendations for the use of cardiac markers in coronary artery diseases. Clin Chem. Jul 1999;45(7):1104–21. Alpert JS, Thygesen K, Antman E, Bassand JP. Myocardial infarction redefined--a consensus document of The Joint European Society of Cardiology/American College of Cardiology Committee for the redefinition of myocardial infarction. J Am Coll Cardiol. Sep 2000;36(3):959–69. Antman EM. Decision making with cardiac troponin tests. N Engl J Med. Jun 27 2002;346(26):2079–82. Morrow DA, Cannon CP, Jesse RL, Newby LK, Ravkilde J, Storrow AB, dkk. National academy of clinical biochemistry laboratory medicine practice guidelines: clinical characteristics and utilization of biochemical markers in acute coronary syndromes. Clin Chem. Apr 2007;53(4):552–74. Hamm CW, Giannitsis E, Katus HA. Cardiac troponin elevations in patients without acute coronary syndrome. Circulation. Dec 3 2002;106(23):2871–2. Ammann P, Fehr T, Minder EI, Günter C, Bertel O. Elevation of troponin I in sepsis and septic shock.Intensive Care Med. Jun 2001;27(6):965–9. Bakshi TK, Choo MK, Edwards CC, Scott AG, Hart HH, Armstrong GP. Causes of elevated troponin I with a normal coronary angiogram. Intern Med J. Nov 2002;32(11):520–5. Nunes JP, Mota Garcia JM, Farinha RM, dkkl. Cardiac troponin I in aortic valve disease. Int J Cardiol. Jun 2003;89(2–3):281–5. Hamwi SM, Sharma AK, Weissman NJ, Goldstein SA, Apple S, Caños DA. Troponin-I elevation in patients with increased left ventricular mass. Am J Cardiol. Jul 1 2003;92(1):88–90. Velmahos GC, Karaiskakis M, Salim A, Toutouzas KG, Murray J, Asensio J. Normal electrocardiography and serum troponin I levels preclude the presence of clinically significant blunt cardiac injury. J Trauma. Jan 2003;54(1):45–50; discussion 50–1. Smith SC, Ladenson JH, Mason JW, Jaffe AS. Elevations of cardiac troponin I associated with myocarditis. Experimental and clinical correlates. Circulation. Jan 7 1997;95(1):163–8. Brandt RR, Filzmaier K, Hanrath P. Circulating cardiac troponin I in acute pericarditis. Am J Cardiol. Jun 1 2001;87(11):1326–8.
Vaksinasi SARS-CoV-2 dalam Perspektif Hukum di Indonesia Purnomo, Ika Cahyo; Suharto, Gatot
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 9 (2021): Nyeri Neuropatik
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.846 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i9.1494

Abstract

Pandemi COVID-19 sampai saat ini belum menunjukkan tanda akan berakhir. Vaksin diharapkan dapat menjadi solusi; oleh karena itu, vaksinasi massal dilakukan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Kebijakan imunisasi massal ini menuai pro dan kontra; tidak hanya di masyarakat awam, melainkan juga di kalangan tenaga kesehatan. Penelitian efikasi vaksin, program vaksinasi wajib, pengadaan vaksin, dan efek samping vaksin adalah beberapa hal yang menjadi isu hangat. Sebagai profesional kesehatan, seorang dokter wajib mengetahui perihal vaksin SARS-CoV-2 dalam kacamata hukum positif yang berlaku di Indonesia. Tinjauan pustaka ini membahas vaksinasi SARS CoV 2 dari berbagai perspektif regulasi; sejawat dokter diharapkan dapat mengetahui dasar-dasar hukum kebijakan terkait vaksinasi SARS CoV 2 di Indonesia.The COVID-19 pandemic has yet to show its end. Vaccines are expected to be a solution; mass vaccination is carried out in various countries, including Indonesia. This policy reaps pros and cons; not only in the general public, but also among health workers. Vaccine efficacy research, mandatory vaccination programs, vaccine procurement, and vaccine side effects have became critical issues. As a health professional, knowledge on the SARS CoV 2 vaccine in the light of Indonesia’spositive laws is mandatory. This literature review discusses SARS-CoV-2 vaccination programme from various regulatory perspectives; medical colleagues are expected to understand the legal basis of policies related to SARS-CoV-2 vaccination in Indonesia.
Pengaruh Pemberian Difenhidramin Pada Pencegahan Agitasi Pasca Anestesi Pasien Pediatrik Dengan Sevofluran Purnomo, Ika Cahyo; Arifin, Johan; ., Witcaksono
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 4 No. 3 (2017): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.544 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v4i3.330

Abstract

Latar belakang : Sevofluran adalah salah satu agen anestesi inhalasi yang banyak digunakan pada pediatri. Meski demikian kejadian agitasi lebih besar pada pediatri yang diberi anestesi dengan sevofluran dibandingkan dengan yang diberi anestesi inhalasi lainnya. Delirium atau agitasi saat pulih sadar adalah masalah yang serius karena dapat menimbulkan bahaya saat pulih sadar baik pada diri mereka sendiri dan lingkungannya, termasuk tenaga kesehatan. Difenhidramin merupakan salah satu alternatif obat untuk penatalaksanaan farmakologis delirium dan agitasi akut pada pediatri di ruang rawat intensif.Namun demikian, belum terdapat penelitian tentang penggunaan obat ini untuk pencegahan delirium dan agitasi saat pulih sadar pasca anestesi. Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh difenhidramin terhadap pencegahan agitasi/emergence delirium pada saat pulih sadar pada pediatrik yang menjalani anestesi umum dengan sevofluran Metode: Penelitian dengan desain double blinded randomized controlled trial pada 50 anak berusia 10-21 bulan yang menjalani anestesi umum dengan sevofluran untuk pembedahan labioplasti.Subjek secara acak diberikan plasebo atau difenhidramin dosis tunggal 0,5 mg/kg intravena 15 menit sebelum obat anestesi inhalasi dihentika,. Subjek dilakukan ekstubasi dan diobservasi di ruang pulih sadar untuk adanya agitasi atau emergence delirium dan kelayakan untuk kembali ke ruang perawatan. Agitasi atau emergence delirium dinilai dengan Pediatric Agitation and Emergence Delirium Score (PAEDS) sedangkan kelayakan untuk kembali ke ruang perawatan dinilai dengan skor Steward. Bila PAEDS > 10 pasien dinilai mengalami agitasi atau emergence delirium dan diberikan rescue tranquilizer ketamin 0,1 mg/ kg. Jumlah rescue tranquilizer dan efek samping obat-obatan yang bermakna secara klinis juga dicatat. Hasil: Terdapat perbedan bermakna kejadian agitasi atau emergence delirium kedua kelompok yaitu 40% pada kelompok kontrol dan 4 % pada kelompok difenhidramin (p= 0.005). Skor PAEDS satu menit pasca ekstubasi antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna, namun pada saat subject mulai pulih sadar rerata PAEDS kelompok kontrol 10.1± 1.96, dan kelompok intervensi adalah 8.8±0.82 (p= 0.00). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada lama rawat di ruang pulih sadar dan tidak terdapat efek samping yang bermakna secara klinis. Kesimpulan: Pemberian difenhidramin intravena dosis tunggal sebelum ekstubasi dapat menurunkan angka kejadian agitasi/emergence delirium saat pulih sadar dan menurunkan skor Pediatric Agitation and Emergency Delirium Score (PAEDS) pada pasien pediatrik yang menjalani labioplasti dengan anestesi umum dengan sevofluran, tanpa memperpanjang waktu rawat di ruang pulih sadar. Kata Kunci: Difenhidramin, agitasi, emergence delirium, sevofluran, PAEDS
Strategi Evakuasi pada Kebakaran di Unit Perawatan Intensif di Indonesia Purnomo, Ika Cahyo; Prasamya, Erlangga; Adiyanto, Bowo
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 43 No 1 (2025): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v43i1.425

Abstract

Latar Belakang: Intensive Care Unit (ICU) merupakan unit di mana pasien dengan penyakit kritis dirawat di rumah sakit. Kebakaran di ICU berpotensi menimbulkan ancaman signifikan terhadap keselamatan pasien dan petugas karena kondisi kritis pasien dan kompleksitas peralatan medis yang digunakan. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengkaji strategi evakuasi ICU yang efektif selama keadaan darurat kebakaran. Metode: Pencarian terhadap artikel ilmiah yang diterbitkan antara tahun 2000 dan 2024, yang membahas protokol, tantangan, dan keluaran evakuasi ICU pada bencana kebakaran melalui Google Scholar dan Pubmed. Hasil pencarian dibandingkan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia dan dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan strategi yang mampu laksana di Indonesia. Hasil: Berbagai komponen diperlukan untuk strategi evakuasi kebakaran ICU yang efektif. Pendekatan strategi evakuasi kebakaran di ICU dimulai dari perencanaan respons bencana, pembuatan protokol, koordinasi dan komunikasi, pelatihan dan simulasi, serta perbaikan berkelanjutan terhadap protokol. Berdasarkan literatur yang ada dan peraturan perundangan yang berlaku, kami menyusun suatu strategi pendekatan komprehensif untuk evakuasi ICU pada bencana kebakaran di Indonesia. Simpulan: Keberhasilan evakuasi pasien di ICU memerlukan strategi multi-aspek yang disusun berdasarkan kesiapan fasilitas, kompetensi staf, penerapan protokol yang efektif, serta evaluasi berkelanjutan melalui simulasi dan analisis pasca evakuasi.