Andi Renata Ade Yudono
UPN “Veteran” Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Arahan Konservasi Pada Zonasi Daerah Imbuhan Mata Air di Dusun Plesedan, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta Dika Maknalia Prastiwi; Eni Muryani; Andi Renata Ade Yudono
Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian Vol 1, No 2 (2019): Vol1,No 2(2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan, FTM, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jilk.v1i2.3284

Abstract

Determination of springs replenishment area based on the criteria of the Minister of Public Works Regulation No. 02 of 2013 is the key in proper and efficient springs management engineering. The recharge area that is not managed properly contributes to influencing the flow of the spring. The absence of management of catchment areas causes a decrease in the number of springs. The area of interest of the spring studied was classified based on rainfall, soil texture, land use, and slope. The aim of this study is to determine the criteria for spring water supply areas based on the scoring of Ministerial Regulation No.2 of 2013. The research sites were in Plesedan Village, Srimulyo Sub District, Piyungan District, Bantul Regency, D.I Yogyakarta Province. Determining the location of the springs recharge area based on Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 13 of 2009, which is evaluated using the Minister of Public Works Regulation No. 02 of 2013. The method used includes survey and mapping methods to determine the condition of existing spring springs, as well as mathematical analysis methods for calculating the scoring of spring springs. The Grab sampling method was used to determine the texture of the soil at the study site. The results of the study found that the zoning of the springs area was divided into two categories. The bad category area has a score of 4-12 and the good category has a score of <12-20. The direction for managing the spring extension area is then adjusted to the zoning of the recharge area at the research location. Management of bad recharge by using drainage channel, and for good recharge areas vegetation method approaches are carried out. Keywords: Recharge Area, Springs, Conservation of Recharge Area, Geospatial Analysis.
Pengelolaan Ekosistem Rawa Lebak di Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah Annisa Luthfia; Andi Sungkowo; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.003 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4451

Abstract

Meander ruas bekas sungai sebagai hasil dari normalisasi Sungai Bengawan Solo pada tahun 1994-1996 memiliki karakteristik seperti rawa lebak. Ruas bekas sungai yang berbentuk meander ini menjadi tempat penampungan limpasan air daerah sekitarnya dan menjadi sumber irihasi saat musim hujan. Keberadaan rawa lebak ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga, yaitu digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Tindakan ini apabila tidak mendapat perhatian, akan menyebabkan banjir pada daerah sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan agar rawa lebak dapat lebih produktif. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik rawa lebak, menentukan kelas kemampuan lahan rawa lebak, dan arahan pengelolaannya. Penelitian ini menggunakan metode Kelas Kemampuan Lahan. Parameter yang digunakan dalam penentuan tingkat kelas kemampuan lahan adalah data curah hujan, kemiringan lereng, tekstur tanah, drainase, kedalaman efektif tanah, adanya erosi, kerikil/batuan, banjir, neraca air, dan kapasitas infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik rawa lebak memiliki tipe lebak tengahan dengan tinggi genangan 50-100 cm dengan waktu tergenang adalah 3-6 bulan setiap tahunnya. Neraca air memiliki tingkat surplus selama 7 bulan, dan mengalami defisit selama 5 bulan. Kelas kemampuan lahan rawa lebak berupa Kelas Vw-1 yaitu dengan hambatan utama berupa genangan atau kelebihan air. Pengelolaan ekosistem dan pemanfaatan rawa lebak dilakukan dengan budidaya pertanian dengan menggunakan sistem surjan dikombinasikan dengan mina padi pada musim penghujan. Kata Kunci: Tutupan Lahan; Rawa Lebak; Kelas Kemampuan Lahan; Neraca Air; Sistem Surjan