Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Etika Batuk Penderita Tuberkulosis Dengan Kejadian Penularan Penyakit Pada Keluarga Erfan Rofiqi; Caturia Sasti Sulistyana
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6, No 4 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v6i4.12682

Abstract

Objective: Tuberculosis is an infection of the respiratory tract caused by mycobacterium tuberculosis through droplets when coughing, sneezing, talking, or laughing that often occurs in the elderly. One coughing person produces 3,000 sputum sputum. Patients who have not been identified can be a source of transmission to those around them. One of the preventive measures for transmission of tuberculosis is the application of cough ethics. The purpose of this study was to analyze the relationship of cough ethics with transmission of tuberculosis to families in the Sidotopo Wetan Health Center Surabaya areajMethods:  The design of this study was cross sectional in a sample of 36 tuberculosis patients with a simple random sampling technique. Analysis of this research data used Chi Square test.Results:  The statistical test results obtained P value 0.014 (α<0.05), it meanis that there is a relationship between the ethics of cough and transmission of tuberculosis to the family.Conclusion:  Cough ethics is a good and correct procedure for coughing to prevent the spread of tuberculosis germs through droplets, namely by using a mask, disposing of tissue into the trash, washing hands with clean water and soap, covering the mouth and nose when coughing, removing saliva or phlegm in the room shower or in a closed place filled with antiseptic fluid. The wrong behavior of coughing ethics can transmit the disease to the surrounding people. The implication of this study is the application of good and correct cough ethics can reduce the risk of transmission of tuberculosis in family members who have not been infected with tuberculosis.
PELATIHAN SENAM MAUMERE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN TAMBAK WEDI SURABAYA Caturia Sasti Sulistyana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i1.344

Abstract

Kelurahan Tambak Wedi merupakan kelurahan yang terletak di pesisir Timur Kota Surabaya, tepatnya berada di Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya. Kelurahan ini berdekatan dengan Pulau Madura sehingga penduduknya mayoritas berasal dari suku Madura. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada kelompok usia dewasa dan lansia di wilayah ini adalah hipertensi. Wilayah ini memiliki fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Tambak Wedi, serta memiliki beberapa kader kesehatan, diantaranya kader balita dan lansia. Posyandu lansia di wilayah ini rutin dilaksanakan tiap 1 minggu sekali dengan kegiatan berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, pemberian edukasi kesehatan, serta senam lansia. Meskipun begitu, masyarakat yang hadir pada kegiatan Posyandu tersebut masih jarang, dengan alasan sibuk rutinitas di rumah dan masih ada yang bekerja. Masyarakat setempat cenderung mengabaikan kesehatannya. Bila ada keluhan, mereka membeli obat sendiri secara bebas di warung, apotik atau berobat ke fasilitas kesehatan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengubah pola hidup sehat penderita hipertensi dengan memberikan edukasi terkait hipertensi dan mengajarkan aktivitas baru yang menyenangkan bagi penderita hipertensi, yaitu Senam Maumere. Manfaat kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang memiliki riwayat hipertensi agar dapat melakukan pola hidup sehat dengan rutin beraktifitas, seperti mau melakukan Senam Maumere. Metode yang digunakan adalah pengukuran tekanan darah, pemberian edukasi terkait Hipertensi dan senam, mengajarkan Senam Maumere. Hasil dari kegiatan ini adalah tingkat pe masyarakat tentang hipertensi meningkat serta dapat mengaplikasikan Senam Maumere sesuai yang diajarkan untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini sangat bermanfaat sebagai upaya promotive dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya yang memiliki riwayat hiperensi.
EDUKASI PENGENDALIAN NYERI SENDI PADA OSTEOARTHRITIS DENGAN EKSTRAK KUNYIT Caturia Sasti Sulistyana
BINAKES: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Binakes
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35910/binakes.v2i1.439

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Osteoarthritis merupakan suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi progresif, tidak diketahui penyebabnya, namun sering dijumpai pada lansia. Berbagai cara telah digunakan untuk mengurangi nyeri yang ditibulkan, salah satunya adalah konsumsi ekstrak kunyit, namun belum banyak diketahui masyarakat. Metode: Kegiatan ini berlangsung pada 18 Februari 2021, di RT 03 RW 10 Pacar Keling Surabaya, dimulai dengan pretest, lalu penyuluhan secara online menggunakan zoom meeting dan offline bersama fasilitator 3 orang mahasiswa Keperawatan STIKES Adi Husada Surabaya. Kemudian dilanjutkan demonstrasi pembuatan minuman ekstrak kunyit, diskusi, serta posttest. Peserta adalah warga lanjut usia (di atas 60 tahun) sebanyak 10 orang. Media yang digunakan adalah leaflet.Hasil:Edukasi mampu meningkatkan tingkat pengetahuan sebesar 60%.Kesimpulan:Penyuluhan yang diadakan secara online dan offline ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang osteoarthritis dan manfaat kunyit sebagai pereda nyeri sendi pada osteoarthritis ABSTRACTBackground: Osteoarthritis is a disease of progressive joint cartilage damage, the cause is unknown, but is often found in the elderly. Various methods have been used to reduce the pain caused, one of which is the consumption of turmeric extract, but not many people know about it.Methods:This activity took place on February 18, 2021, at RT 03 RW 10 girlfriend Keling Surabaya, starting with a pretest, then online counseling using zoom meetings and offline with 3 facilitators of STIKES Nursing students Adi Husada Surabaya. Then continued with the demonstration of making turmeric extract drink, discussion, and posttest. Participants are elderly citizens (over 60 years) as many as 10 people. The media used are leaflets.Results: Education can increase the level of knowledge by 60%.Conclusion: This online and offline counseling can increase public knowledge about osteoarthritis and the benefits of turmeric as a joint pain reliever in osteoarthritis