Keluarga merupakan sistem penting bagi inidvidu yang sakit. Keluarga dapat menjadi caregiver bagi anggota keluarga lain yang sakit. Sebagai caregiver, keluarga dapat merasakan beban akibat rutinitas aktifitas perawatan dan kondisi penyakit. Salah satu beban caregiver adalah merasa tidak berdaya. Ketidakberdayaan muncul akibat persepsi negatif terhadap perawatan yang sudah dilakukan dan perasaan bersalah atas kegagalan perawatan. Caregiver dengan ketidakberdayaan dapat menghambat aktifitas perawatan kepada klien. Oleh karena itu, caregiver perlu mendapat dukungan dengan Family Psychoeducation Therapy (FPE). Indikasi FPE salah satunya adalah keluarga dengan masalah psikososial. FPE diberikan kepada keluarga Tn.A (42 tahun) dengan diagnosa medis Asma dan TB Paru. Tn.A dirawat oleh istri sebagai caregiver utama. Caregiver merasa bingung, kasihan, sedih, cemas, lelah dan pegal-pegal, aktifitas meningkat, dan merasa tidak berdaya. Pemberian FPE pada keluarga Tn.A dengan pendekatan spiritual khusunya pada sesi manajemen stress. Hal tersebut bertujuan untuk merubah persepsi caregiver negatif tentang masalah yang dialami, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan keyakinan terhadap diri. Pendekatan spiritual yang diberikan dengan dzikir, doa, dan meditasi. Penekanan tentang harapan sebagai domain spiritual juga membuat caregiver memiliki motivasi, alternatif pemecahan masalah, dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Manfaat FPE dengan pendekatan spiritual adalah caregiver mampu merubah ketidakberdaan menjadi sikap optimis melalui perubahan persepsi yang dialaminya.