Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DEKONSTRUKSI STRUKTUR PENCERITAAN DALAM NOVEL AROK-DEDES: KAJIAN INTERTEKSTUAL Purwantini, Purwantini
ATAVISME Vol 20, No 2 (2017): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4664.615 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v20i2.306.197-210

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna konsep karya transformasi dalam era globalisasi, yaitu novel Arok-Dedes yang mengambil latar penciptaan cerita rakyat Pararaton. Novel Arok Dedes melakukan perlawanan terhadap karakterisasi tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa dalam cerita rakyat Pararaton. Teori yang digunakan adalah teori intertekstual. Tokoh Arok dikenal sebagai anak yang berperilaku buruk dan penuh dosa, tetapi Arok mempunyai keinginan untuk menjadi raja. Arok bekerja sama dengan Dedes untuk membunuh Tunggul Ametung. Agar terhindar dari tuduhan melakukan pembunuhan, Arok memfitnah Kebo Ijo. Kudeta Arok terhadap Tunggul Ametung berhasil dan Arok dinobatkan menjadi raja menggantikan Tunggul Ametung. Di pihak lain, Dedes juga menginginkan menjadi raja menggantikan suaminya, tetapi tidak ada pendukungnya sehingga Dedes harus menerima hanya sebagai istri kedua Arok karena istri pertama Arok adalah Umang. Hasil penelitian, novel Arok-Dedes merupakan sebuah kritik sosial yang ditujukan kepada para penguasa. Saat ini, negara memerlukan sosok pemimpin yang bijaksana, mementingkan kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan diri sendiri atau mementingkan kepentingan kelompoknya saja. Dalam era globalisasi, jika memilih pemimpin negara, harus selektif, artinya harus melihat latar belakang kehidupannya, perilakunya, bukan dengan jalan kudeta, perebutan kekuasaan, makar atau melempar batu sembunyi tangan. Kata Kunci: Dekonstruksi, Intertekstual, Kritik Sastra,Transformasi, dan Hipogram
ANALISIS MODERNISASI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI PADUREKSO KABUPATEN PEKALONGAN Tigo Mindiastiwi; Purwantini; Pipit Skriptianata Putra Pranida
WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA Vol 21 No 01 (2023): WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v21i01.6664

Abstract

Berdasarkan lima pilar modernisasi irigasi, modernisasi irigasi didefinisikan sebagai sistem pengelolaan irigasi yang efisien, berkelanjutan, dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta memberikan rekomendasi perencanaan modernisasi irigasi di Daerah Irigasi Padurekso. Survey kondisi eksisiting, investigasi geoteknik, analisis hidrologi dan perhitungan hidrolika dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan survey dan analisis permasalahan utama di D.I Padurekso yaitu distribusi debit air yang tidak merata walaupun debit andalan mencukupi serta adanya kerusakan pada saluran dan alih fungsi bangunan. Berdasarkan investigasi geoteknik terdapat sedimentasi yang tinggi pada saluran. Kebutuhan air di D.I Padurekso untuk saluran sawah 0,78 l/dt.ha, tersier 0,94 l/dt/ha, sekunder 1,08 l/dt/ha, primer 1,19 l/dt/ha dan kolam ikan 0,33 l/dt/ha. Pola tanam yang direncanakan adalah jenis padi – padi – palawija dengan awal tanam pada bulan Oktober. Perencanaan infrastruktur direncanakan untuk menanganai permasalahan di D.I Padurekso.
Analisis Perbandingan Pekerjaan Erection Girder Beam dengan Metode Launcher dan Crawler Crane Proyek Kawasan Industri Terpadu Batang Siswanto, Agus Bambang; Afif Salim , Mukhamad; Purwantini; Nurwidiyanti, Agista
Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Faculty Of Engineering University 17 August 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/jts.v15i2.217

Abstract

Pemilihan metode kerja Erection girder yang tepat dan efektif akan mendukung pekerjaan di proyek. Proyrk percepatan menuntut kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kondisi proyek dan  cuaca berakibat pekerjaan erection girder tidak dapat dikerjakan secara frontal dan jika tidak diberikan solusi yang tepat maka akan berakibat tidak tercapainya target waktu pekerjaan. Penelitian kuantitatif dengan studi kasus memerlukan data berbentuk kuantitatif (angka), pembahasan dilakukan dengan membandingkan biaya, waktu, resiko dan kelebihan kekurangan dari masing masing metode kerja. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, adalah: Pemakaian Metode Kerja Beam Launcher biaya sebesar Rp. 1.115.049.012,00, sedangkan  Crawler Crane  biaya sebesar Rp. 218,670,575.90. Sementara dilihat dari segi waktu, pemakaian metode Crawler Crane dapat dilaksanakan selama 11 hari, sedangkan  Launcher dapat dilaksanakan selama 38 hari. Meski demikian metode Beam Launcher dipilih untuk proyek jembatan Kedawung ini, disebabkan jembatan tersebut melintas di atas jalan TOL Semarang – Batang yang berakibat fatal apabila dilakukan penutupan total.
SINERGI PERGURUAN TINGGI DAN CSR-BNI46 DALAM PEMBANGUNAN SARANA DISTRIBUSI AIR BERSIH SISTEM BATU-PRES-TANAH BERTAUTAN YANG MELIBATKAN MASYARAKAT LAURENTIA, SUSILAWATI CICILIA; Tyas, Indah Wahyuning; Purwantini
Nemui Nyimah Vol. 1 No. 1 (2021): Nemui Nyimah
Publisher : FT Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/nm.v1i1.1

Abstract

Air bersih merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Sinergi perguruan tinggi dan CSR-BNI46 terwujud dalam bentuk kerjasama antara CSR BNI46 dengan Pusat Studi SDA-LPPM-UNIFLOR untuk melaksanakan pembangunan sarana distribusi air bersih yang menerapkan sistem batu pres-tanah bertautan dengan melibatkan masyarakat, baik sejak perancangan maupun pelaksanaan konstruksinya. Keterlibatan masyarakat dalam rancangan dilakukan melalui diskusi dan arahan berupa: informasi sumber-sumber air yang ada, harapan, dan usulan sarana distribusi, terkait lokasi, maupun kapasitasnya. Rancangan yang telah disepakati dan disosialisasikan termasuk rencana anggaran biaya dan keterlibatan kelompok masyarakat dalam produksi batu pres-tanah bertautan, yang akhirnya dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi usaha kecil masyarakat. Pelaksanaan konstruksi didukung oleh tim teknis yang juga melibatkan masyarakat dalam menyusun batu menjadi konstruksi bak reservoir yang diharapkan. Pemasangan jaringan pipa dari sumber air menuju bak-bak distribusi dilakukan oleh masyarakat dengan diberikan kompensasi biaya pemasangan. Akhirnya, tujuan kerjasama untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sarana distribusi air bersih warga, sehingga setelah program tersebut selesai, maka masyarakat secara berkelanjutan dapat menggunakan dan merawat sarana tersebut secara swakelola dapat tercapai. Bahkan tujuan tambahan dari kegiatan untuk pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa dan meningkatkan ekonomi desa dalam usaha kecil membuat batu pres-tanah bertautan, sebagai bahan material bangunan, juga tercapai.