Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Water Tube Dan Penggunaan Air Panas Hasil Penyulingan pada Boiler Terhadap Lama Waktu Penyulingan Minyak Pala Nuzuli Fitriadi; Yusrizal Yus
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 3, No 2 (2019): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v3i2.3096

Abstract

Kualitas minyak pala ditentukan oleh kualitas pala dan penggunaan teknologi proses pemurnian yang digunakan. Teknik pengeringan untuk bahan baku dan proses penyulingan yang meliputi bahan ketel, sistem pendingin, dan desain ketel untuk penyulingan mempengaruhi hasil dan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan. Boiler terbuat dari Stainless steel 304 dengan diameter 70 cm, panjang 120 cm, dan tebal pelat 3 mm. Boiler juga dilengkapi dengan system water tube untuk mempercepat pemanasan air. Tekanan berlebih dikendalikan oleh katup pengaman tekanan karena boiler ini dirancang dengan kapasitas tekanan 3 bar. Ketel terbuat dari Stainless steel 304 yang dilengkapi dengan keranjang bertingkat untuk memkasimalkan sirkulasi dan tekanan uap dalam ketel. Pipa kondensor yang berada dalam air pendingin menggunakan pipa aluminum untuk memaksimalkan proses kondensasi. Selama proses pemanasan air di dalam water tube terus terjadi peningkatan temperatur hingga 80 oC pada menit ke 90. Temperatur air yang dipompakan ke dalam boiler sudah mencapai 73 oC yang bersumber dari kondensor. Sejalan dengan peningkatan temperatur air di dalam kondensor, hal ini mengakibatkan kestabilan temperatur pada saat penambahan air dalam boiler. Rata-rata penurunan temperatur hanya 2,7 oC. Penggunaan air panas dari kondensor dapat meningkatkan efektifitas boiler untuk menghasilkan uap yang ditransfer ke ketel. Hal ini menyebabkan temperatur di ketel langsung stabil pada menit ke 90 dengan rata-rata temperatur sebesar 110 oC. Tempertur air yang dihasilkan oleh kondensor bertahan pada 84-85 oC. Kondisi ini diakibatkan oleh penambahan air ke dalam kondensor yang dilakukan setelah air dalam kondensor tersebut dipompa ke boiler. Tempertur air dalam kondensor ini selain dapat meningkatkan efektifitas boiler dan ketel tetap juga dapt menurunkan kemampuan pipa kondensor untuk merubah fase uap ke cair. Penggunaan cooling tower sangat dibutuhkan untuk dapat menstabilkan temperatur air dalam kondensor maksimal hingga 60-65 oC. Perbedaan tempertur boiler, ketel dan kondensor dimana temperatur air dalam kondensor masih terlalu tinggi (85 oC). Hal ini perlu treatment khusus untuk menjaga temperatur kondensor pada temperatur rendah agar proses perubahan fase uap ke cair dapat berlangsung secara optimal.
Pengujian Pirolisis Kayu Dengan Metode Hampa Udara Untuk Memproduksi Bahan Bakar Gas Yusrizal MT; Muhammad Idris
Jurnal Inotera Vol. 1 No. 1 (2016): July-December 2016
Publisher : LPPM Politeknik Aceh Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.588 KB) | DOI: 10.31572/inotera.Vol1.Iss1.2016.ID8

Abstract

Perubahan iklim, pemanasan global dan krisis energi merupakan isu yang sangat mengkhawatirkan di dunia pada saat ini, sehingga harus dicarikan solusi secara cepat dan berkelanjutan. Energi alternatif dan energi terbarukan merupakan salah satu alternatif untuk penyelesaian persoalan tersebut. Penelitian dan pengembangan metode untuk penyelesaian persoalan tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dapat segera menggantikan bahan bakar fosil seperti minyak, gas dan batu bara. Negara Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang sudah menginvestasikan anggaran yang sangat besar untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan untuk biomassa. Mereka menargetkan basis pabrik komersial skala besar dan global. Di samping itu, di negara-negara berkembang, terutama daerah desa terpencil akses untuk mendapatkan listrik belum semua merata. Untuk mengurangi atau mencegah dampak pemanasan global dan meningkatkan kelistrikan di daerah desa terpencil, maka diperlukan sebuah teknologi baru untuk pirolisis kayu karet. Teknologi ini dibuat dengan biaya yang murah dan pemeliharaan yang mudah dalam pengoperasiannya untuk bisa menghasilkan bahan bakar gas yang bersih. Bahan bakar gas tersebut bisa digunakan langsung dengan Generator Set yang dikembangkan dalam skala laboratorium. Jurnal ini menginformasikan kinerja alat dan pengaruh beberapa parameter kinerjanya. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknologi baru ini layak intuk diterapkan di daerah desa terpencil yang tidak dapat mengakses listrik dan peningkatan kinerja alat ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih baik lagi.
Marble Powder Blended Utilization Polyurethane as Soundproof Materials Yusrizal MT; Muhammad Ali; Nuzuli Fitriadi; Irwansyah Syam; Balkhaya; Herdi Susanto
Jurnal Inotera Vol. 6 No. 1 (2021): January-June 2021
Publisher : LPPM Politeknik Aceh Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31572/inotera.Vol6.Iss1.2021.ID131

Abstract

As technology advances, the development of equipment used by humans is increasing and most of the equipment produces unwanted sounds that cause noise. To overcome this, an alternative material for soundproofing is needed which is relatively cheap and easily available in the community by using marble powder as a polyurethane mixture in soundproof panels. The purpose of this study was to determine the effect of the sound absorption coefficient value and to determine the relationship between the frequency of the sound source and the sound absorption coefficient of acoustic materials using marble powder mixed with polyurethane in different compositions. The sound absorption test in this study was carried out using a two-microphone impedance tube and has a frequency limit of 125 Hz - 4000 Hz, variations in the mass composition of marble and polyurethane powder 1: 1, 1: 2 and 1: 3 with a thickness of 5 cm, 3cm and 1 cm. Then the test results of the 1: 1 test specimen, the lowest sound absorption coefficient value was obtained 0.10 0.73 cm-1 at a thickness of 1 cm with a frequency of 4000 Hz and the highest was 0.73 cm-1 at a thickness of 5 cm with a frequency of 125 Hz, the test results 1: 2 test specimen, the lowest sound absorption coefficient value is 0.29 cm-1 at a thickness of 5 cm at a frequency of 4000 Hz and the highest is 0.67 cm-1 at a thickness of 5 cm at 250 Hz, then the test results of the test specimen are 1: 3 values The lowest sound absorption coefficient was 0.24 at a thickness of 1 cm at a frequency of 4000 Hz and the highest was 0.71 at a thickness of 5 cm at a frequency of 250 Hz. For the comparison of the sound absorption coefficient values ​​based on the composition and thickness, the lowest and highest sound absorption coefficient values ​​are found in 1: 1 specimens with a thickness of 1 cm and 5 cm with the best sound absorption coefficient values ​​on average at a frequency of 500 Hz, but in material 1:2 and 1:3 obtained the sound absorption coefficient values ​​are in between on the grounds that the thicker the material, the higher the sound absorption coefficient value. Thus it can be concluded that the polyurethane composite material mixed with marble powder can be used as a sound absorbing panel material, especially in a 1: 1 composition