Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Da’wa Critical Discourse Analysis in the Omar and Hana Cartoon Film on “Alalala Raju” Episode Utami, Silvia Putri; Harianto, Yudi Asmara
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 15 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/komunika.v15i1.4493

Abstract

Cartoons, which are closely associated with children, tend to contain violence and mere entertainment. It is still rare to find comics that have Islamic values. This study aims to critically analyse the construction of Islamic values in the cartoon film Omar and Hana episode Alalala Raju. The research was qualitative research using the Van Dijk model of critical discourse analysis and content analysis of the da’wa message. The data was from a YouTube channel called Omar & Hana - Islamic Children’s Songs. The study results found that the structure of the film’s text contains a discourse of advice to children to share objects they have and love. The social cognition system explains that this film has a vision and mission to instil Islamic values and joy in children worldwide, namely by sharing. And the social context that becomes the background is the concern of parents about the lack of Islamic cartoons and the difficulty of children sharing. The meaning of discourse contained in the film is as a message of da’wa morals.
TEKNIK PERSUASI NABI MUHAMMAD KEPADA KAUM ANSHAR DALAM PEMBAGIAN GHANIMAH PERANG HUNAIN Yudi Asmara Harianto
JURNAL LENTERA : Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi Vol 21 No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : LP2M STAI Miftahul 'Ula (STAIM) Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/lentera.v21i1.537

Abstract

Da'wah to congregants who have negative prejudices is not an easy thing. The Prophet Muhammad experienced this condition during the distribution of the Hunain war ghanimah. The Ansar had a negative prejudice that the Prophet had acted unjustly. This paper aims to describe the persuasive da'wah communication techniques used by the Prophet in this incident. The method used in this paper is a literature study. The results of analysis show that the Prophet Muhammad used several persuasive da'wah communication techniques, namely yes response, say it with flowers, and pay-off. There is an interesting finding that in influencing and changing Ansar's attitude the Prophet Muhammad did not put words of invitation at the core of his message, but used question words. The persuasive da'wah techniques used by the Prophet Muhammad are useful as a reference for modern preachers in dealing with conditions of crisis of trust.
Da'wa Critical Discourse Analysis in the Omar and Hana Cartoon Film on Alalala Raju Episode Silvia Putri Utami; Yudi Asmara Harianto
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 15 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.972 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v15i1.4493

Abstract

Cartoons, which are closely associated with children, tend to contain violence and mere entertainment. It is still rare to find comics that have Islamic values. This study aims to critically analyse the construction of Islamic values in the cartoon film Omar and Hana episode Alalala Raju. The research was qualitative research using the Van Dijk model of critical discourse analysis and content analysis of the da'wa message. The data was from a YouTube channel called Omar & Hana - Islamic Children's Songs. The study results found that the structure of the film's text contains a discourse of advice to children to share objects they have and love. The social cognition system explains that this film has a vision and mission to instil Islamic values and joy in children worldwide, namely by sharing. And the social context that becomes the background is the concern of parents about the lack of Islamic cartoons and the difficulty of children sharing. The meaning of discourse contained in the film is as a message of da'wa morals.
Penulisan Artikel Dakwah Berbasis Struktur Argumentasi Toulmin Yudi Asmara Harianto
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i1.221

Abstract

Secara umum dakwah dibagi menjadi bil lisan, bil qalam, dan bil hal. Saat ini, perkembangan dakwah bil qalam jauh tertinggal dari dakwah bil lisan. Referensi-referensi penulisan dakwah yang bersifat terapan juga sangat sedikit, terutama yang berbasis argumentasi. Selama ini penulisan dakwah identik dengan penulisan persuasi karena makna dakwah adalah seruan, mirip dengan pengertian persuasi. Tulisan ini bertujuan untuk memperkaya dan sekaligus sebagai panduan dalam penulisan dakwah yang argumentatif berbasis pada teori Argumentasi Stephen Toulmin. Kajian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil Kajian menghasilkan kesimpulan, tahapan langkah penulisan dakwah yang argumentatif adalah: 1) Menggali spirit pesan dakwah, 2) Mengumpulkan data, 3) Merumuskan struktur argumentasi, 4) Menyusun kerangka tulisan, 5) Mengembangkan kerangka. Tahapan langkah ini bisa menjadi panduan bagi pengembangan dakwah bil qalam.
Kredibilitas Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Meredam Perpecahan Umat Islam pada Peristiwa Saqifah Bani Saidah Harianto, Yudi Asmara
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.253

Abstract

Peristiwa Saqifah Bani Saidah memiliki potensi perpecahan umat Islam setelah wafatnya Rasulullah saw. Kaum Anshar menghendaki pemimpin umat Islam berasal dari mereka. Jikapun kaum Muhajirin menolak, maka untuk Anshar seorang pemimpin dan untuk kaum Muhajirin seorang pemimpin. Namun Abu Bakar tidak sependapat dengan pendapat kaum Anshar. Abu Bakar pada awalnya dipandang tidak memiliki legitimasi kepemimpinan oleh Anshar. Namun melalui pidatonya, Abu Bakar mampu merubah pendirian kaum Anshar. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis literatur untuk mendapatkan kesimpulan. Dalam peristiwa Saqifah ini Abu Bakar mampu membangun etos, pathos, dan logos sehingga dirinya dipandang kaum Anshar sebagai figur yang terbaik untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah dan mampu meredam perpecahan umat Islam yang hampir terjadi. Hasil studi bisa menjadi referensi bahwa pembicara mampu membangun kredibilitas melalui retorika meskipun pada awalnya tidak dipercaya oleh khalayak.
Berdakwah dengan Narasi: Studi Kisah-Kisah Abu Nawas Indrawati, Indrawati; Harianto, Yudi Asmara
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v6i1.322

Abstract

The stories of AbuNawas has long been known as a bedtime story. Not many people realize that in thestory of Abu Nawas there is da'wah message that fits the context of the golden ageof Islam, especially during the time of the caliph Harun Al-Rasyid. To find out thecontent of the da'wah message, it is necessary to analyze the narrative flow in AbuNawas' stories. This article aims to provide a complete picture of the narrative flowor plot of the Abu Nawas stories. The research method uses a descriptive qualitativeapproach using Tzetan Todorov's narrative structure theory and ChristopherBooker's narrative plots. Data was taken from 27 stories in the book entitled 'TheStory of 1001 Nights: Abu Nawas the Heartbreaker'. The resulting conclusion showsthat the narrative flow of the Abu Nawas stories are different from Todorov andBooker's theory. The stories of Abu Nawas have a storyline that begins with thepresence of a problem, attempts to think of solution, and finally the problem issolved. The plot in the stories of Abu Nawas also illustrates the ingenuity of a Muslimin dealing with problems no matter how difficult they are. The conclusion of thisarticle can be an inspiration for preachers who use the bil qalam path.
Tahapan Pembentukan Keterampilan Penulisan Narasi Dakwah bagi Pemula Harianto, Yudi Asmara
Bil Hikmah: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/hikmah.v1i1.1

Abstract

Studi ini bertujuan mendeskripsikan tahapan pelatihan keterampilan penulisan narasi dakwah pada tingkat pemula. Topik ini didorong oleh belum banyaknya referensi tahapan penulisan narasi dalam bidang dakwah yang bisa menjadi landasan latihan bagi mereka yang ingin belajar dan berlatih dari tingkat dasar. Studi dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Penulis narasi dakwah pada tingkat pemula pada umumnya memiliki pengalaman narasi secara lisan, namun sangat sedikit yang memiliki pengetahuan pada bidang penulisan. Studi menghasilkan kesimpulan bahwa tahapan pelatihan penulisan narasi dakwah meliputi: (1) menyampaikan wawasan dasar tentang penulisan narasi dakwah, (2) menunjukkan contoh praktek penulisan narasi dakwah, (3) latihan dasar menulis deskripsi, (4) melakukan pemetaan sasaran pembaca, (5) merumuskan topik dan tujuan narasi dakwah, (6) merancang struktur narasi dakwah, (7) menyusun kerangka narasi dakwah, (8) mengembangkan kerangka narasi dakwah, dan (9) finishing. Sembilan tahapan tersebut harus memiliki cukup pengulangan agar menjadi terampil. Hasil studi diharapkan bisa menjadi panduan bagi penulis pemula dalam bidang narasi dakwah.   Abstract: This study aims to describe the stages of da'wah narrative writing skill training at the beginner level. This topic is driven by the fact that there are not many references to the stages of writing narratives in the field of da'wah which can be a basis for practice for those who want to learn and practice from the basic level. The study was conducted using a descriptive qualitative approach. Writers of da'wah narratives at the beginner level generally have experience in oral narratives, but very few have knowledge in the field of writing. The study concludes that the stages of da'wah narrative writing training include: (1) conveying basic insights about writing da'wah narratives, (2) showing examples of the practice of writing da'wah narratives, (3) basic exercises on writing descriptions, (4) mapping the target audience, (5) formulating topics and objectives of the narrative da'wah, (6) designing the da'wah narrative structure, (7) compiling the da'wah narrative framework, (8) developing the da'wah narrative framework, and (9) finishing. The nine stages must have enough repetition to become skilled. The results of the study are expected to be a guide for novice writers in the field of da'wah narratives. Keywords: Writing Skills, Da'wah Narration, Novice Writer  
Perbedaan Qiraah Al-Qur’an: Perspektif Komunikasi Nugroho, Hassan; Harianto, Yudi Asmara
Bil Hikmah: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/bilhikmahjkpi.v1i1.13

Abstract

Al-Qur'an merupakan sumber utama dan petunjuk hidup bagi umat Islam. Apapun yang dilakukan umat Islam seharusnya tidak bertentangan dengan makna ayat-ayat Al-Qur'an. Untuk menjalankan perintah dan larangan Allah yang dinyatakan dalam Al-Qur'an, umat Islam harus memahami makna ayat-ayat tersebut dengan tepat. Oleh karena jika keliru, akan membawa implikasi keliru pula memahami maksud Allah dalam memberikan petunjuk. Namun dalam prakteknya, terdapat perbedaan qiraah Al-Qur'an yang membawa implikasi perbedaan penafsiran dan istinbath hukum Islam. Hal ini terutama disebabkan penafsiran semata menggunakan perspektif kebahasaan saja. Oleh karena diperlukan persektif yang lebih komprehensif, yaitu perspektif komunikasi. Studi perbedaan qiraah Al-Qur'an persepktif komunikasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. hasil studi melahirkan kesimpulan untuk mendapatkan makna ayat-ayat Al-Qur'an yang mengalami perbedaan qiraah perlu memasukkan unsur konteks, yang meliputi asbabun nuzul, situasi sosial budaya saat ayat tersebut turun, penafsiran Rasulullah, sikap para sahabat dan umat Islam saat ayat ini turun. Dengan mengumpulkan data-data tersebut maka penafsiran terhadap ayat-ayat yang mengalami perbedaan qiraah dipandang lebih komprehensif.    
Prospek Dakwah Bil Qalam di Era New Media Harianto, Yudi Asmara
Bil Hikmah: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 2 No 1 (2024)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/bilhikmahjkpi.v2i1.27

Abstract

Verba volent, scripta manent merupakan idiom yang mengilustrasikan keunggulan tulisan dibandingkan lisan. Namun memasuki era new media, keunggulan tulisan menjadi tidak berarti dikarenakan lisan juga mampu diduplikasi sama baiknya dengan tulisan, bahkan bisa lebih baik lagi. Ini menjadikan beberapa media massa cetak koran, majalah dan tabloid menghentikan versi cetak mereka. Hal ini juga berlaku di dunia dakwah, keunggulan dakwah bil qalam sebelumnya menjadi tidak berarti di era new media. Ini menimbulkan pertanyaan masihkah ada prospek positif dakwah bil qalam di era new media. Tulisan ini melakukan kajian dengan pendekatan qualitatif deskriptif untuk mendapatkan uraian-uraian prospek dakwah bil qalam yang tidak tergantikan dengan hadirnya new media, sekaligus tidak bisa ditandingi oleh dakwah bil lisan. Hasil kajian memperolah kesimpulan adanya prospek dakwah bil qalam dalam era new media, yaitu produk utama dakwah bil qalam berupa kitab (buku) bisa menjadi sumber referensi kajian-kajian ilmiah sosial keagamaan, mad’u dari dakwah bil qalam pada umumnya merupakan kalangan terdidik dan pengambil keputusan, dan produk dakwah bil qalam bisa menjadi pondasi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia.