Luqmanul Hakim
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN STASIUN KERETA API DAN TERMINAL BUS TERPADU DI KOTA DEPOK DENGAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU wahyu hidayat; Ashadi Ashadi; Luqmanul Hakim
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 3 (2019): Purwarupa Vol 3 No 3 Special Edition#2 Juli 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1671.155 KB)

Abstract

ABSTRAK. Kawasan terminal depok merupakan kawasan padat transportasi pada waktu siang hari yang diakibatkan oleh berhentinya angkot di sembarang tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Oleh karna itu, terminal bus dan stasiun kereta api merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan kota Depok. Dengan adanya terminal maka jumlah angkutan umum dapat ditata agar tidak ada angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Terminal bus yang akan direncanakan adalah terminal dalam kota dan antar kota. Konsep yang akan direncanakan dalam mendesain suatu kawasan transportasi di kota Depok adalah menggabungkan dua moda transportasi yaitu stasiun kereta api dan terminal bus dalam satu kawasan dengan konsep arsitektur hijau yang saling berhubungan dengan fasilitas-fasilitas yang memadai dan lengkap. Permasalahan yang dihadapi dalam merancang adalah bagaimana merancang dan merencanakan stasiun kereta api dan terminal terpadu di kota Depok yang sesuia dengan konsep-konsep arsitektur hijau. Kata Kunci: Arsitektur Hijau, Depok, Stasiun Kereta Api, Terminal Bus ABSTRACT. Depok Terminal is an intensive area of transportation during the day which is caused by the stop of public transportation in any place to pick the passengers up and down. Because of it, bus terminal and train station are the solution to resolve the traffic’s problem in Depok. By the terminal, the number of public transportation can be arranged so that there is no public transportation stop in any place. Bus terminal which will be planned is an inner city and inter city terminals. The concept that will be planned in design of transportation area in Depok is combining two kinds of the public transportation which are train station and bus terminal in an area with green architecture concept which are connected to the complete facilities. The problem which is faced in designing is how to create and plan the train station and integrated terminal in Depok in accordance with the green architecture concept. Keywords: Green Architecture, Depok, Railway Station, Bus Station
PENCAMUPURAN ARSITEKTUR TRADISIONAL DAN MODERN PADA PERENCANAAN TAMAN WALISONGO DI CIREBON Delly Rachman; Ashadi Ashadi; Luqmanul Hakim
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK.Perencanaan dan perancangan “Taman Wisata Walisongo di Cirebon dengan Konsep Percampuran Arsitektur Tradisional dan Modern” bertujuan untuk mewadahi kegiatan edukasi, tempat beribadah umat Islam dan tempat wisata budaya dan religi dalam bidang arsitektur maupun bagian yang menunjang bidang arsitektur, serta tempat untuk berdiskusi dan menambah wawasan tentang sejarah walisongo. Metode penyusunan konsep yang digunakan adalah metode desktiptif kualitatif, yaitu metode dengan menggunakan landasan teori yang terkait, baik secara arsitektural maupun non arsitektural, dimulai dari pengumpulan data, sampai dengan pengolahan data secara faktual untuk penyusunan konsep perancanaan dan perancangan Taman Wisata Walisongo. Perencanaan dan perancangan Taman Wisata Walisongo di Cirebon dengan Konsep Percampuran Arsitektur Tradisional dan Modern diharapkan dapat menjadi tempat Wisata yang mempunyai nilai edukasi terhadap warisan budaya Walisongo dalam segi arsitektur dan non arsitektur. Menjadi wadah yang dapat menampung kegiatan beribadah umat Islam dan kegiatan wisata di Kota Cirebon. Kata kunci : Taman Wisata, Walisongo, Cirebon ABSTRACT.Planning and designing "Walisongo Tourism Park in Cirebon with the Concept of Mixing of Traditional and Modern Architecture" aims to accommodate educational activities, places of worship of Muslims and cultural and religious tourism places in the field of architecture and sections that support the field of architecture, as well as a place to discuss and add insight about the history of walisongo. The method of preparing the concept used is descriptive qualitative method, that is the method by using the related theoretical foundation, both architectural and non architectural, starting from data collection, until factual data processing for the drafting and design concept of Walisongo Park. Planning and design of Walisongo Park in Cirebon with the Concept of Mixing of Traditional and Modern Architecture is expected to be a place that has an educational value to Walisongo cultural heritage in terms of architecture and non architecture. Being a container that can accommodate the activities of Muslim worship and tourism activities in the city of Cirebon.Keywords: Taman Wisata, Walisongo, Cirebon
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR MODERN PADA DESAIN PESANTREN MUHAMMADIYAH Hendro Abdul Rasyid; Anisa Anisa; Luqmanul Hakim
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2020): Purwarupa Vol 4 No 1 Maret 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Dalam sebuah kawasan Pendidikan dengan penggunaan lahan secara efektif bagi pengguna, perjalanan dengan berjalan kaki dapat lebih cepat ketimbang dengan kendaraan akibat sulit mencari lahan parkir. Pentingnya pedestrian dalam penataan Lingkungan pesantren karena aktivitas di ruang publik akan jauh lebih menyenangkan jika didukung dengan kondisi ruang itu sendiri. Jalur pedestrian lebih diminati pejalan kaki jika dipayungi rindang pepohonan. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut Pesantren Salaf. Sebagian besar pesantren salaf menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam.Diambilnya di daerah Kota Bekasi sebagai lokasi yang akan dijadikan Kawasan Pembangunan Pesantren Muhammadiyah berkonsep Arsitektur Modern memiliki berbagai pertimbangan antara lain Kota Bekasi sebagai kota yang terus berkembang pesat di dunia pendidikan. Serta memiliki citra Kota yang iman dan ihsan, berkaitan dengan aktivitas Kota yang memiliki sisi religius sehingga memiliki banyak manfaat jika keberadaan Pesantren Muhammadiyah ini menjadi titik pusat pendidikan islam secara syariat islam. Kata Kunci: Kerusakan Alam, Arsitektur Hijau, Deskriptif KualitatifABSTRACT. In an Educational area with land use effectively for users, travel by foot can be faster than with the vehicle due to the problematic search for parking lots. The importance of pedestrian Environment setup in the boarding school because of his activities in public space will be much more fun if supported with the condition of the space itself. The path pedestrian promenade favored if it is enclosed under shady trees. A boarding school that teaches Islamic sciences courses is generally called Pesantren Salaf. Most of the dormitories of the pesantren salaf provide as the residence of the syudent (santri). The students, in General, spend up to 20 hours a day with full time with activities, beginning with the dawn prayers in the morning until they sleep again at night.Taken in Bekasi Town area as a location that will be used as a Development Area boarding school Muhammadiyah concept Modern architecture has different considerations, among others, the town of Bekasi as the city continues to proliferate in the world of education. The image of the city as well as have faith and ihsan, relating to the activity of a city that has a religious side, so have many benefits if the existence of this boarding school Muhammadiyah Islamic education central point being in Islamic jurisprudence. Keywords: Natural Damage, Grean Architecture, Qualitative Descriptive