Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN FREKUENSI LAMA MENJALANKAN HD DENGAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN CKD DI RSPBA BANDAR LAMPUNG Nurul Jannah; Hetti Rusmini; Ratna Purwaningrum; Rina Kriswiastiny
Jurnal Medika Malahayati Vol 5, No 3 (2021): Volume 5 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.048 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v5i3.4175

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah yang sangat serius, dimana terjadi kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, terapi yang biasa dilakukan untuk pasien ckd adalah dengan melakukan hemodialisa dimana digunakan untuk mengambil zat – zat nitrogen yang bersifat toksik dari dalam darah, tindakan tersebut mempunyai efek samping pada kondisi fisik serta psikologis penderita CKD. Trombosit memiliki peran penting yaitu melindungi integritas endotel pembuluh darah dalam proses hemostasis apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan spesimen. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan spesimen. Pada pemeriksaan laboratorium bisa terjadi kelainan pada trombosit yaitu trombositopenia dan trombositosis. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling, dengan sampel yang dipakai sebanyak 76. Berdasarkan lama menjalankan perawatan HD terhadap kadar trombosit diperoleh (p-value = 0,294), sedangkan lama waktu pelaksanaan HD terhadap kadar trombosit (p-value 0,014). Tidak terdapat hubungan yang signifikan lama menjalankan perawatan HD dengan kadar trombosit pada pasien CKD, dan terdapat hubungan yang signifikan lama proses HD dengan kadar trombosit pada pasien CKD di RSPBA Bandar Lampung Tahun 2019 – 2020.
Gambaran Kualitas Fungsi Penglihatan Pasien Systemic Lupus Erythematosus Berdasarkan Kuesioner NEI VFQ-25 Di Komunitas Odapus Lampung Firhat Esfandiari; Festy Ladyani Mustofa; Rina Kriswiastiny; Dianing Ayu Yustika Ratu
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Volume 1 Nomor 4 Desember 2021
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.981 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v1i4.3991

Abstract

ABSTRACT: DESCRIPTION OF THE QUALITY OF VISION FUNCTION IN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMA PATIENTS BASED ON THE NEI VFQ-25 QUESTIONNAIRE IN THE ODAPUS COMMUNITY OF LAMPUNGBackground: Systemic Lupus Erythematosus /Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a multisystem autoimmune disease that has characteristic manifestations or symptoms and varied clinical behavior. Eye involvement can be found in about one-third of cases of SLE, and sometimes occurs early in the disease. To assess and measure the quality of vision function in patients with Systemic Lupus Erythematosus, a measuring instrument that can be used is the National Eye Institute Visual Functioning Questionnaire-25  (NEI VFQ-25) questionnaire. Objective: To describe the quality of vision function in patients with systemic lupus erythematosus based on the NEI VFQ-25 questionnaire in the ODAPUS community in Lampung 2020. Research Methods: This research is a descriptive survey with an approach cross-sectional using primary data in the form of a questionnaire. The sample of this study was all 40 patients who joined the ODAPUS community in Lampung. Data analysis used univariate analysis using tables and graphs in data presentation. Results: The results of the study were 40 patients who met the criteria for inclusion in the study. Of the 40 patients, the patient characteristics were obtained based on the quality of vision function, namely 26-45 years (65.0%), female (97.5%), tertiary education (65.0 %), IRT (42.5%), quality of vision function is not good (90 , 0%), low-dose corticosteroids (85.0%). Conclusion: Given picture quality visual functions of patients with systemic lupus erythematosus-based questionnaire NEI VFQ-25 in the community of Lampung odapus 2020 is not good. Keywords: Quality Vision Function, SLE  INTISARI: GAMBARAN KUALITAS FUNGSI PENGLIHATAN PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS BERDASARKAN KUESIONER NEI VFQ-25 DI KOMUNITAS ODAPUS LAMPUNG Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemic/Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun multisistem yang memiliki manifestasi atau gejala khas dan perilaku klinis yang sangat bervariasi. Keterlibatan mata dapat ditemukan pada kurang lebih satu per tiga kasus SLE,   dan  kadang  terjadi  pada  awal  penyakit. Untuk menilai dan mengukur kualitas fungsi penglihatan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus,  alat ukur yang dapat digunakan yaitu dengan kuesioner National Eye Institute Visual Functioning Questionnaire-25 (NEI VFQ-25).Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kualitas fungsi penglihatan pasien systemic lupus erythematosus berdasarkan kuesioner NEI VFQ-25 di komunitas ODAPUS Lampung 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan pendekatan Cross- sectional menggunakan data primer berupa kuesioner. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang bergabung di komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan tabel dan grafik dalam penyajian data.Hasil: Hasil penelitian terdapat 40 pasien yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam penelitian. Dari 40 pasien tersebut didapatkan karakteristik pasien berdasarkan kualitas fungsi penglihatan yaitu terbanyak pada usia 26-45 tahun (65,0%), jenis kelamin perempuan (97,5%), pendidikan perguruan tinggi (65,0%), pekerjaan IRT (42,5%), kualitas fungsi penglihatan tidak baik (90,0%), dan penggunaan kortikosteroid dosis rendah (85,0%). Kesimpulan: Gambaran kualitas fungsi penglihatan pasien systemic lupus erythematosus berdasarkan kuesioner NEI VFQ-25 di komunitas ODAPUS Lampung 2020 yaitu tidak baik. Kata Kunci : Kualitas Fungsi Penglihatan, SLE
GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN HIPERTENSI BERDASARKAN UMUR LANSIA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Aldo Falendra Priyono; Ade Utia Detty; Resti Arania; Rina Kriswiastiny
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 10 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.9608

Abstract

Abstrak : Gambaran Profil Lipid pada Pasien Hipertensi Berdasarkan Usia Lansia di RSUD Dr. H. Abdul Moelok Provinsi Lampung. Dislipidemia merupakan meningkatnya kadar fraksi lipid diantaranya yaitu meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserida,kolesterol LDL sedangkan fraksi lipid yang menurun yaitu kadar kolesterol HDL Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah pada seseorang meningkat diatas normal. Mengetahui gambaran profil lipid pada Pasien Hipertensi Yang Di Rawat Inap Berdasarkan Usia Lansia Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Pada Tahun 2022. Desain penelitian ini menggunakan Deskriptif dan penelitian ini dilakukan secara cross-sectional yaitu dengan cara pengambilan data dilakukan sekaligus tanpa pemberian perlakuan tertentu terhadap objek penelitian. Peningkatan kadar profil lipid kolesterol yaitu pada Kolesterol Total terhadap 83 orang yaitu sebesar 69,2%, kadar trigliserida terhadap 70 orang yaitu sebesar 58,3%,kadar LDL terhadap 102 orang yaitu sebesar 85 %, dan kadar HDL terhadap 102 orang yaitu sebesar 85%. Penelitian ini dilakukuan terhadap 120 pasien lansia. Rata-rata kadar kolesterol total pada pasien hipertensi adalah 211 mg/dl ± 53,39 mg/dl. Rata- rata kadar trigliserida 184,04 mg/dl ± 100,51 mg/dl. Rata-rata kadar kolesterol HDL 44,1 mg/dl ± 14,511 mg/dl. Rata-rata kadar kolesterol LDL 139,33 mg/dl ± 70,124 mg/dl. Rata-rata profil lipid berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki 50,8% (61 orang), pada perempuan 49,2% (59 orang). Rata-rata profil lipid berdasarkan umur pada pasien hipertensi dengan umur 55-60 tahun (48,4%) 58 orang, 61-65 tahun (51,6%) 62 orang dengan total sebanyak 120 orang pasien lansia hipertensi.