Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

RELATIONSHIP BETWEEN SMOKERS’ ENVIRONMENT AND SMOKING BEHAVIOR IN ADOLESCENTS AT SMA N 1 CAWAS Titis Sensussiana; Kartika Dian Listyaningsih; Tresia Umarianti
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 3, No 2 (2019): MATERNAL (JURNAL ILMIAH)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.428 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v3i2.760

Abstract

ABSTRACT Smoking behavior is more troubling because it has begun from adolescents and even children. Smoking has an impact on oneself and others, but the case of adolescent smokers is considered common and normal for young men. All smokers already know that smoking does not provide benefits and even harms but in- creases with younger age. Smoking is influenced by several things including adolescents who are looking for self-identity and always want to try something new in their environment so that family and peers are people who influence the habits of these teens. This study aimed to determine the relationship between the smoker’s environment and smoking behavior in adolescents at SMA N 1 Cawas. This study adopted analytical methods with cross-sectional design conducted at SMA N 1 Cawas, Klaten. The study was conducted from June to August 2017. The research subjects were students in SMA N 1 Cawas. The results of 875 samples showed the p-value of the Pearson Correlation test was smaller α (0.01). It can be concluded that there is a relationship between the environment of smokers with smoking behavior in adolescents in SMA N 1 Cawas. Keywords: Smokers’ Environment, Smoking, and Adolescent Behavior ABSTRAK Perilaku merokok saat ini sudah semakin mengkhawatirkan, karena perilaku merokok sudah dimulai dari remaja bahkan anak-anak. Dampak perilaku merokok adalah ke diri sendiri dan ke orang lain. Namun kasus remaja perokok sudah dianggap hal yang biasa dan wajar bagi remaja laki-laki.Semua perokok sudah mengetahui bahwa rokok tidak memberi manfaat, bahkan merugikan, namun justru semakin tahun semakin meningkat dengan usia yang semakin muda. Kebiasaan merokok dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain remaja yang sedang mencari identitas diri dan selalu ingin mencoba hal yang baru yang ada di lingkungan- nya. Sehingga keluarga dan teman sebaya merupakan orang yang akan sangat berpengaruh terhadap kebi- asaan remaja tersebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara lingkungan perokok dengan perilaku merokok pada remaja di SMA N 1 Cawas.Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan rancangan cross sectional.Dilakukan di SMA N 1 Cawas, Kabupaten Klaten.Waktu penelitian dilaku- kan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2017.Subyek penelitian yaitu siswa di SMA N 1 Cawas.Hasil yang didapatkan dari 875 sampel adalah bahwa p-value uji pearson Correlation tersebut lebih kecil α (0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan perokok dengan perilaku merokok pada remaja di SMA N 1 Cawas. Kata kunci: Lingkungan Perokok, perilaku merokok dan remaja
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ISPA TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA MERAWAT BALITA DI POSYANDU ABADI V GONILAN KARTASURA Dheny Rohmatika; Tresia Umarianti; Kartika Dian Listyaningsih
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Ilmiah Maternal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1702.147 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i3.712

Abstract

ABSTRACT Acute Respiratory Infection (ARI) according to Word Health Organization (WHO) is one of the most common causes of death among children in developing countries. ARI’s cause 4 out of 15 million estimated deaths in children aged five years each year. This study aims to determine the effect of health education on ARI to the knowledge of parents caring for children under five in Posyandu Abadi V. This study uses the design of this study is a quasi experimental research with one group pretest and post test design that is done pretest before given intervention to respondents then after intervention and then done post test. Taking data is done twice before and after treatment. Data before and after treatment were analyzed using wilcoxon test. The result of the respondent's characteristic in Posyandu Abadi V, the number of female more than the male is 95 respondents (94,1%), age age 26-35 years 63 respondents (62,4%), as many as 49 respondents (48.5%), and most respondents work as housewives as much as 42 respondents (41,6%). Knowledge of parents in caring for children under five ARI before health education, good category as many as 15 respondents (14,9%), category less as many as 15 respondents (14,9%), and the most is enough category that is 71 respondents (70, 2%). After the health education, the knowledge of the parents in the care of children with good category ARI is 28 respondents (27,7%), enough 62 respondent (61,4%) and less category 11 respondents (10.9% ) Influence of health education about ARI to parents' knowledge of caring for toddlers in Posyandu Abadi V (p value 0,000 and Z -8,495). Keywords: ARI, Knowledge, Parent, Toddler  ABSTRAK Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menurut Word Health Organization (WHO) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. ISPA menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia lima tahun setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang ISPA terhadap Pengetahuan orang tua merawat balita di Posyandu Abadi V. Penelitian ini menggunakan desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan one group pretest and post test design yaitu dilakukannya pretest terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi kepada responden yang kemudian setelah diberi intervensi lalu dilakukan post test.. Pengambilan data dilakukan dua kali pada saat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Data sebelum dan sesudah perlakuan dianalisa menggunakan Uji wilcoxon. Hasil Penelitian Karakteristik responden di Posyandu Abadi V, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 95 responden (94,1%), umur paling banyak umur 26-35 tahun sebanyak 63 responden (62,4%), tingkat pendidikan paling banyak SMP sebanyak 49 responden (48,5%), dan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 42 responden (41,6%). Pengetahuan orang tua dalam merawat balita ISPA sebelum dilakukan pendidikan kesehatan,  kategori baik sebanyak 15 responden (14,9%), kategori kurang  sebanyak 15 responden (14,9%), dan  yang paling banyak adalah kategori cukup yaitu sebanyak 71 responden (70,2%), Sesudah dilakukan pendidikan kesehatan, pengetahuan orang tua dalam merawat balita ISPA kategori baik sebanyak 28 responden (27,7%), cukup sebanyak 62 responden (61,4%), dan kategori kurang sebanyak 11 responden (10,9%) Pengaruh pendidikan kesehatan tentang ISPA terhadap pengetahuan  orang tua merawat balita di Posyandu Abadi V( p value 0,000 dan  Z -8,495 ). Kata Kunci : ISPA, Pengetahuan, Orang Tua, Balita
EFEKTIFITAS PEMBERIAN SEDUHAN SERBUK DAUN MINDI (MELIAAZEDARACH L) DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL Meri Oktariani; Ari Pebru Nurlaily; Kartika Dian Listyaningsih
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 3, No 1 (2019): MATERNAL (Jurnal Ilmiah)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.065 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v3i1.727

Abstract

RINGKASANHipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana darah dinding arteri dengan tekanan yang cukup tinggi yang dapat  menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung, kondisi yang lazim terjadi dan sering muncul pada kunjungan di layanan primer yang dapat berkembang menjadi infark miokardial, stroke, gagal ginjal dan kematian. Penyakit hipertensi merupakan penyakit menetap pada penderitanya, tidak dapat disembuhkan total, tetapi suatu saat akan muncul kekambuhan pada penderitanya. Untuk itu penderita hipertensi memerlukan terapi lain selain terapi farmakologis yang diberikan oleh dokter, untuk mengurangi efek samping yang terjadi. Terapi non farmakologis  salah satunya adalah pemberian madu madu dengan ekstrak daun mindi (Melia Azedarach L) yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif, dengan desain quasi experiment adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek dengan atau tanpa kelompok pembanding namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subyek ke dalam kelompok perlakuan atau kontrol berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dengan jumlah Sampel pada penelitian ini adalah 28 penderita hipertensi esensial.Teknik sampling yang digunakan adalah simple random  sampling dan uji analisis menggunakan  Wilcoxon test. Hasil penelitian hasil analisa uji wilcoxon nilai P value = 0,000 sehingga P value 0,05 maka H0 di tolak dan Ha di terima bahwa terdapat pengaruh pemberian seduhan serbuk daun mindi dan madu terhadap tekanan darah  pada pasien hipertensi esensial di desa Tegalrejo, Grogol Sukoharjo. Sehingga dapat disimpulkan hasil tekanan darah sistole sebelum dan sesudah pemberian seduhan serbuk daun mindi (mellia Azedarach L) mengalami  penurunan yang signifikan dan hasil tekanan darah diastole sebelum dan sesudah pemberian seduhan serbuk daunmindi (mellia Azedarach L) mengalami  penurunan yang signifikan. Kata Kunci : Hipertensi, Serbuk Daun Mindi, Penurunan Tekanan DarahABSTRACT Hypertension is a condition in which blood on the artery wall is under high pressure which can cause health problems such as heart disease. High blood pressure, besides causing heart disease, can develop into myocardial infarction, stroke, kidney failure, and death. Hypertension is a permanent disease, cannot be cured completely, and can reappear when the patients cannot maintain their blood pressure. Therefore, people with hypertension need other therapies, in addition to the therapy given by the doctor, to reduce other side effects. One of non-pharmacological therapy is to provide honey with Mindi Leaves Extract(Melia Azedarach L) which can be used to reduce blood pressure in hypertensive patients. This study used a quantitative method with a quasi-experiment design. This study tested an intervention on a group of subjects with or without a comparison group but did not carry out randomization on inserting subjects in the treatment or control group based on inclusion and exclusion criteria with a sample of 28 patients with essential hypertension. The sampling techniques were random sampling and analysis tests by Wilcoxon test. The results of the Wilcoxon test showed P-value = 0,000 so that P-value 0.05, so H0 was rejected and Ha was accepted. There was an effect of steeping Mindi Leaves Extracton blood pressure in hypertensive patients in Tegalrejo, Grogol, Sukoharjo. It can be concluded that systolic blood pressure at pre and post of giving honey and steeping of Mindi Leaves Extract(Azedarach mellia L) showed a significant decrease and the results of diastole blood pressure at the pre and post of giving honey and steeping of Mindi Leaves Extract(Azedarach mellia L) significantly decreased. Keywords: Hypertension, Mindi Leaves Extract, Decreased of Blood Pressure
PENGARUH SDB (SLOW DEEP BREATHING) TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Agik Priyo Nusantoro; Kartika Dian Listyaningsih
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 4 (2018): MATERNAL (JURNAL ILMIAH)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.255 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i4.700

Abstract

ABSTRACTDiabetes mellitus is a disease that arises almost without any initial symptoms but can cause death which ismarked by an increase in blood glucose levels due to the failure of inadequate insulin secretion. In people withdiabetes mellitus has a high risk of anxiety, anxiety can cause abdominal disorders that will worsen sugar levelsin the patient’s blood and inability. Management of diabetes mellitus to eliminate complaints or symptoms, maintaina sense of comfort and health, prevent complications. Handling can be achieved if blood glucose levels can becontrolled. SDB (Slow Deep Breathing) is a breathing technique that functions to increase relaxation. Increasedrelaxation will reduce anxiety in person and will reduce stress hormones, namely the hormone Cortisol which isassociated with blood glucose levels. The purpose of this study was to analyze the effect of SDB (Slow DeepBreathing) on   the level of anxiety and fasting blood glucose levels in patients with diabetes mellitus. Thisresearch uses Quasy experiment method with pre post test with control group design approach with a total sampleof 40 respondents divided into two groups. The intervention group 20 respondents were given SDB 2 times a weekfor 4 weeks, while the control group 20 respondents were observed without being given SDB. The samplingtechnique used  simple random sampling and analysis test is Wilcoxon test. The results of the research on the levelof anxiety obtained by the intervention group p-value value is (0,000) 0,005 and the control group test resultsobtained p-value value (0,083) 0,05, while the results of the blood glucose examination obtained p-value of theintervention group decreased and the control group test results obtained by the p-value increase but not significant.Keywords: SDB, Diabete Melitus, Anxiety Levels, Blood Glucose LevelsABSTRAKDiabetes mellitus merupakan penyakit yang timbul hampir tanpa adanya gejala awal namun dapat menyebabkankematian yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dikarenakan adanya kegagalan sekresi insulinyang tidak adekuat. Pada penderita Diabetes mellitus mempunyai resiko kecemasan yang cukup tinggi, kecemasandapat menyebabkan gangguan abilitas sehingga akan memperburuk kadar gula dalam darah penderita danketidakmampuan dalam kehidupan. Pengelolaan diabetes Melitus untuk menghilangkan keluhan atau gejala,mempertahankan rasa nyaman dan sehat, mencegah  timbulnya komplikasi. Penanganan dapat tercapai apabilakadar glukosa darah dapat terkontrol. SDB (Slow Deep Breathing) merupakan teknik pernapasan yang berfungsimeningkatkan rileksasi. Peningkatan rileksasi akan menurunkan kecemasan pada seseorang dan akan menurunkanhormon stress yaitu  hormon kortisol yang berkaitan dengan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini untukmenganalisa pengaruh SDB (Slow Deep Breathing) terhadap tingkat kecemasan  dan kadar glukosa darah puasapada penderita diabetes Melitus. Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment dengan pendekatan prepost test with control group design dengan total sampel 40 responden yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompokintervensi 20 responden diberikan SDB 2 kali dalam seminggu selama 4 minggu, sedangkan kelompok kontrol 20responden diobservasi tanpa diberikan SDB. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random  samplingdan uji analisis menggunakan  Wilcoxon test. Hasil penelitian tingkat kecemasan diperoleh nilai p-value  kelompokintervensi adalah (0,000) 0,005 dan hasil uji kelompok kontrol diperoleh nilai p-value (0,083) 0,05, sedangkanhasil pemeriksaan Glukosa darah pada diperoleh nilai p-value kelompok intervensi adanya penurunan dan hasil ujikelompok kontrol diperoleh nilai p-value terjadi peningkatan tetapi tidak sigfikan.Kata Kunci: SDB, Diabetes Melitus, Tingkat Kecemasan, Kadar Glukosa Darah
ANALISIS PERAN KELUARGA TERHADAP ANGKA KEJADIAN BENDUNGAN ASI DI WILAYAH CEMANI SUKOHARJO Rahajeng Putriningrum; Tresia Umarianti; Kartika Dian Listyaningsih; Wahyuningsih Safitri
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 4 (2018): MATERNAL (JURNAL ILMIAH)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.382 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i4.705

Abstract

ABSTRACTBreastfeeding is a way that is second to none in providing the ideal food for the growth and development of ahealthy baby. The anti-infective substances contained in breast milk help protect the baby against disease. However,breastfeeding does not always work normally, not a few mothers complain of breast swelling due to the accumulationof breast milk, because breast milk is not smooth or suctioned by the baby (Heryani, 2012). According to the 2010Lusiya WijayantI study, of 32 people who experienced the ASI dam, 12 people (37.5%) said the cause of the ASIdam was due to late breastfeeding, 19 people (59.37%) said there was an infection in the breast, and the remaining1 person (3.12%) said that breast milk dams were experienced due to diseases such as tuberculosis. This studyaims to determine the effect of family participation on the incidence of breast milk in postpartum mothers in SyifaCemani PKD. This type of research is quantitative research. The study design was used with a cross sectionalapproach. The number of samples used was 30 respondents. The analysis test used was Kendall Tau. The resultsof the data analysis showed a correlation between the role of the family and the incidence of ASI dams.Keywords: Analysis, Family, Dam, ASIABSTRAKMenyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya  dalam  memberikan  makanan yang ideal bagi pertumbuhandan perkembangan bayi yang sehat. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayiterhadap penyakit. Akan tetapi, menyusui tidak selamanya dapat berjalan dengan normal, tidak sedikit ibu- ibumengeluh  seperti  adanya pembengkakan payudara akibat penumpukan ASI, karena pengeluaran ASI tidak lancaratau pengisapan oleh bayi (Heryani, 2012). Menurut   penelitian   Lusiya   WijayantI 2010, dari 32 orang yangmengalami bendungan ASI, 12 orang (37,5%) mengatakan  penyebab  terjadinya bendungan ASI dikarenakanterlambat memberikan ASI, 19 orang (59,37%) mengatakan terjadi infeksi pada payudara, dan sisanya  1 orang(3,12%) mengatakan bendungan ASI yang dialami karena adanya penyakit seperti tuberculose. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh peran serta keluarga terhadap kejadian bendungan ASI pada ibu Nifas di PKD Syifacemani. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan denganpendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan 30 responden.Uji analisa yang digunakan menggunakanKendall Tau. Hasil analisa data didapatkan adanya korelasi antara peran keluarga dengan angka kejadian terjadinyabendungan ASI.Kata kunci: Analisis, Keluarga, Bendungan, ASI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN TERSEDAK BENDA ASING PADA BALITA TERHADAP SELF EFFICACY IBU DI POSYANDU DESA PELEM KARANGREJO MAGETAN Yeti Nurhayati; Kartika Dian Listyaningsih; Tresia Umarianti
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 1 (2017): Maternal (Jurnal ilmiah)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54877/maternal.v2i1.621

Abstract

AbstractChoking is a dangerous emergency since general oxygen shortage may happen in a few minutes and this condition may lead to death. Healthcare education for improving moms’ self-efficacy is highly important and this is determined by their ability to perform their duties, reach their goals or cope with obstacles. This study aims at analyzing the effect of healthcare education on treatments for choking in underfive toddlers on mom’s self-efficacy in Integrated Service Post (Posyandu) in Pelem Village Karangrejo Magetan. This study applied quasi-experimental design with one group pretest and posttest. Samples were taken using total sampling technique and the samples consisted of 50 respondents of moms with underfive toddlers. Data were later analyzed using Wilcoxon signed rank test. The research results indicate that score for self-efficacy after pretest is 58% and score for self-efficacy after posttest is 64%. Wilcoxon test results show that healthcare education on treatments for choking in underfive toddlers puts an effect on moms’ self-efficacy. The p value is less than p0.05. Healthcare education using slide power point, demonstration and leaflet influence mom’s self efficacy on treatments for choking. Keywords: Healthcare education, self-efficacy, choking.  Abstrak Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang berbahaya, karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general dan menyebabkan kematian. Pentingnya pendidikan kesehatan untuk meningkatkan self efficacy pada ibu bahwa self efficacy seseorang ditentukan oleh kemampuan untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang penanganan tersedak benda asing pada balita terhadap self efficacy ibu di Posyandu Desa Pelem Karangrejo Magetan. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental design: pretest-posttest one group design. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, sampel penelitian ini berjumlah 50 responden ibu yang mempunyai anak balita. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan nilai self efficacy saat pretest 58 % dan saat posttest 64 %. Hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang penanganan tersedak benda asing pada balita terhadap self efficacy ibu. Nilai P value 0,000 lebih kecil dari nilai (p 0,05). Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media slidepower point, demonstrasi, dan pembagian leafleat mempengaruhi self efficacy ibu tentang penanganan tersedak benda asing.Kata kunci: pendidikan kesehatan, self efficacy,tersedak benda asing
Hubungan Pengetahuan Laktasi dengan Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui di Rumah Bersalin Seger Waras Surakarta Kartika Dian Listyaningsih
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2 No. 1, Januari 2011
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.206 KB)

Abstract

ABSTRAKPermasalahan laktasi pada masa antenatal dan postnatal pada umumnya karena kurangnya informasi pada perawatan payudara. Selain itu pada masa postnatal ibu tidak segera menyusui dengan berbagai alasan, misalnya karena ASI belum keluar. Oleh karena itu perlu mengetahui hubungan antara pengetahuan laktasi dengan perawatan payudara di Rumah Bersalin Seger Waras Surakarta.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan laktasi dengan perawatan payudara pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Seger Waras Surakarta.Jenis penelitian analitik observasional, menggunakan pendekatan cross sectional.Subyek penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang bersalin di Rumah Bersalin Seger Waras Surakarta pada bulan April-Juni 2008. sampel yang diambil sebanyak 40 orang. Analisa data univariat untuk mengetahui karakteristik responden. Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan laktasi dengan perawatan payudara menggunakan teknik Korelasi Product Moment.Hasil penelitian ada hubungan pengetahuan laktasi dengan perawatan payudara pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Seger Waras Surakarta, dengan hasil perhitungan nilai korelasi (r*y) sebesar 0,665 > (rmb = 0,403) dari a = 0,01(1%).Kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan pengetahuan laktasi dengan perawatan payudara pada ibu menyusui di Rumah Bersalin Seger Waras Surakarta. Hubungan tersebut termasuk kategori hubungan sedang.Kata Kunci: Pengetahuan, Laktasi, Perawatan Payudara, MenyusuiABSTRACTLactation problems during antenatal and postnatal care in general due to the lack of information on breast care. Also during the immediate postnatal mothers do not breastfeed for various reasons, such as breast milk has not come out. Therefore it is necessary to know the relationship between knowledge of lactation with a breast care at the maternity hospital Seger Sane Surakarta. The research objective to determine the relationship of knowledge to the treatment of breast lactation in breastfeeding mothers at maternity hospital Seger Sane Surakarta. This type of observational analytic studies, using sectional.Subyek approch this study were all breastfeeding mothers in the maternity hospital maternity Seger Sane Surakarta in April-June 2008. samples taken as many as 40 people. Univariate data analysis to determine the characteristics of respondents. Bivariate analysis to determine the relationship of knowledge lactating breast treatment using Product Moment Correlation technique.The results there is a relationship of knowledge to the treatment of breast lactation in nursing mothers at the maternity hospital Seger Sane Surakarta, with the calculated value of the correlation (rxy) of 0.665> (rtab = 0.403) of a = 0.01 (1%).Conclusion there is a significant association between the relationship of knowledge to the treatment of breast lactation in nursing mothers at the maternity hospital Seger Sane Surakarta. These relationships include the relationship categories are.Keywords: Knowledge, Lactation, Breast Care, Breastfeeding
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN Kartika Dian Listyaningsih; Deny Eka Widyastuti; Megayana Yessy Mareta
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 7 No. 1, Januari 2016
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.798 KB)

Abstract

ABSTRAKPenurunan kematian ibu dan balita cenderung melambat dalam 10 tahun terakhir. Dalam menghadapi masalah terkait dengan kesehatan balita tersebut, institusi Upaya Pembangunan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) memainkan peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada balita. Tujuan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap kader tentang Posyandu balita. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah siswi kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen sebanyak 45 orang. Analisis data menggunakan Spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen berdasarkan umur kategori cukup yaitu umur 25-35 tahun terdapat16 responden (35,6%); pendidikan kategori cukup yaitu pendidikan SMA terdapat 14 responden (31,1%); pekerjaan kategori cukup yaitu pekerjaan swasta terdapat 16 responden (35,6%); sumber informasi kategori cukup yaitu bidan terdapat 18 responden (40,0%). Sedangkan sikap kader berdasarkan umur kategori cukup umur 25-35 tahun terdapat 18 responden (40,0%); pendidikan kategori cukup yaitu pendidikan SMA terdapat 14 responden (31,1%); pekerjaan kategori cukup pada pekerjaan swasta terdapat 23 responden (51,1%); dan sumber informasi kategori cukup yaitu bidan terdapat 24 responden (53,3%). Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu balita tertinggi pada kategori cukup sebanyak 30 responden (66,7%); sikap kader tentang posyandu balita tertinggi pada kategori cukup sebanyak 39 responden (86,7%). Hasil uji analisis Spearman-rho diperoleh nilai signifikansi 0,711 atau lebih dari 0,05 maka Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap kader tentang posyandu balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen.Kata kunci: kader, pengetahuan, posyandu, sikapABSTRACTDecrease in maternal and infant mortality tends to be slow in the last 10 years. In the face of the problems associated with the infant health, institutional efforts Community Based Development (UKBM) such Posyandu plays an important role in providing basic health services to infants. Research to know is there any correlation between knowledge and attitude cadres of Posyandu toddler. This research is a quantitative research with cross sectional design. Samples were students cadre in the village Pengkok Kedawung Sragen as many as 45 person were taken with total sampling technique. Data analysis using the Spearman rho. The results showed the level of knowledge of Posyandu cadre in the village Toddlers Pengkok Kedawung Sragen by enough age categories 25-35 years are16 respondents (35.6%); enough education categories high school education are 14 respondents (31.1%); enough job categories that is private job are 16 respondents (35.6%); resources sufficient midwives category there are 18 respondentsHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGENKartika Dian Listyaningsih 1), Deny Eka Widyastuti 2), Megayana Yessy Mareta3)1, 2,3Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakartatika.listya21@gmail.com24Jurnal KesMaDaSka - Januari 2016(40.0%). While the attitude of cadres based on the enough age categories of 25-35 years are 18 respondents (40.0%); enough education categories high school education are 14 respondents (31.1%); job enough on private employment categories there are 23 respondents (51.1%); and resources sufficient midwives category there are 24 respondents (53.3%). Level cadres of Posyandu toddler knowledge the highest in the category as 30 respondents (66.7%); posyandu cadre attitude of the highest in the category toddler as 39 respondents (86.7%). The result of the analysis of Spearman-rho significance value 0,711 or more than 0.05 then Ho is accepted, which means there is no relationship between the level of knowledge with attitude posyandu cadres of Posyandu toddler in the village of Pengkok Kedawung Sragen.Keywords: asisstant, attitude, knowledge, posyandu,