Bintang Hanggoro Putra
Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESENIAN LOKAL SEBAGAI KEMASAN SENI WISATA DI KABUPATEN SEMARANG Putra, Bintang Hanggoro
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2525

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk menemukan dan mengembangkan model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di kabupaten Semarang. Penelitian ini akan menemukan pengembangan jenis-jenis seni pertunjukan di hotel dan resort and convention di kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan berdasar metode kualitatif dengan pendekatan Eklektif  menggunakan atau memodifikasi desain Penelitian dan Pengembangan (Educational Research & Development). Data dikumpulkan melalui studi pustaka, studi dokumen, wawancara, dan observasi. Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kabupaten Semarang telah mengembangkan seni pertunjukan wisata melalui hotel dan resort and convention. Adapun jenis kesenian yang dikembangkan adalah tari Gambyong, Kuda Lumping, dan Cokekan meskipun belum optimal karena kesenian yang dipertunjukkan belum benar-benar dikemas untuk kepentingan pariwisata. Bentuk model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di Kabupaten Semarang yang dihasilkan adalah berupa tari Semarangan dan tari Bambang Cakil yang selanjutnya dipublikasikan melalui leaflet yang berisi tentang jenis kesenian, deskripsi singkat, penjelasan tentang durasi waktu, fungsi, harga paket kesenian. Leaflet tersebut diujicobakan di Balemong Resort and Convention. The goal of this research is to find out and develop conservation model of local art performance as tourism package in Semarang Regency. This research would identify development of kinds of performance art in hotels and resorts in Semarang regency. This research was conducted based on qualitative method by eclectic approach and used or modified Educational Research and Development design. Data was collected through library study, documentary study, interview, and observation. The findings of the research show that Semarang regency has developed tourism performance art through hotels, resorts, and conventions. The kinds of performance art include Gambyong dance, Kuda Lumping (Horse Dance), and Cokekan though they are not optimal yet since the dances have not yet been packaged for tourism performance. The forms of local conservation model as tourism package in Semarang regency are Semarangan and Bambang Cakil dances, which were later published through leaflets containing the kinds of performance art, brief description, explanation about time duration, function, price of performance art package. The leaflets had been tested in Balemong Resort and Convention.
Makna Simbolik Tari Lengger Solasih di Sanggar Satria Kabupaten Wonosobo Handayani, Tri; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Seni Tari
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v6i1.13181

Abstract

Tari Lengger Solasih adalah tari tunggal putri yang bisa di tarikan secara kelompok. Tari ini bertemakan penggambaran pertumbuhan seorang gadis remaja yang penuh dinamika dalam pertumbuhan hidupnya, bersukaria atas segala keberhasilan dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan mendiskripsikan makna simbolik yang ada pada tari Lengger Solasih. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Unsur yang ditampilkan pada pertunjukan tari Lengger Solasih terdiri dari beberapa elemen diantaranya: penari, gerak, musik, tata rias, busana dan pola lantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna simbolik tari Lengger Solasih memiliki gambaran kehidupan manusia, pada saat manusia masih dalam usia anak-anak masih di didik oleh kedua orang tua, pada saat remaja manusia akan bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan dan pada saat manusia menginjak usia dewasa mereka akan lepas dari kedua orang tuanya dan memulai kehidupan mandiri. Makna simbolik terdapat pada gerak, musik, tata rias, busana, dan pola lantai yang sesuai dengan kondisi sosial budaya Kabupaten Wonosobo. Kata kunci:Makna Simbolik, tari Lengger Solasih   Abstract Solasih Lengger is a traditional Javanese dance which is usually solo performed by a single female dancer but also occasionally by a group. The theme of the dance strongly epitomizes the growth phase of a teenage girl whose life is full of dynamics, rejoicing fruitfulness, and expressing gratitude to the Deity. The purpose of this study is to comprehend and describe the symbolic meanings which are embodied within Lengger Solasih dance. This study uses descriptive qualitative. The main elements which are shown on Lengger Solasih consists of several parts including: the dancers, the movements, the music, cosmetology, the outfits and the floor patterns.The research results show that the symbolic meaning of the dance Lengger Solasih portrays the growth phase of human life. Starting when they are younglings who are taught by both of their parents, adolescences who are bound to interact with the community and their surroundings, and finally reaching adulthood where they will be separated from parents and start living responsibly and independently.Every symbolic meanings of Solasih Lengger dance are expressed within the choreography, music, cosmetology, outfits, and floor patterns that correspond to the social and cultural conditions of Wonosobo district. Keyword : Symbolic Meaning, Lengger Solasih Dance
Kajian Koreografi Tari Lembu Sena di Desa Ngagrong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Matien, Nilna Nurul; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 1 (2018): Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.854 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i1.22793

Abstract

Tari Lembu Sena merupakan salah satu tari kerakyatan yang ide penciptaannya terinspirasi dari ikon Boyolali yaitu lembu atau sapi. Tari Lembu Sena diciptakan oleh Bapak Warsito atas permintaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali yang menginginkan adanya penggalian potensi lain dibidang kesenian. Masalah  yang dikaji adalah proses koreografi dan bentuk koreografi Tari Lembu Sena di Desa Ngagrong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan koreografis. Teknik pengumpulan data Tari Lembu Sena menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian kajian koreografi Tari Lembu Sena mencakup proses dan bentuk koreografi. Adapun proses koreografi yang dilakukan seperti eksplorasi, improvisasi dan komposisi sedangkan bentuk koreografinya yang meliputi tema, judul, pola garapan, gerak, jumlah penari, iringan, pola lantai, tata rias dan busana, bentuk panggung serta tata lampu yang digunakan saat penampilan Tari Lembu Sena. Berdasarkan hasil di atas, Tari Lembu Sena merupakan suatu bentuk karya seni yang memiliki korelasi dengan ikon Boyolali dimulai dari penggasan ide penciptaan, pemilihan gerak tari serta tahap merealisasikan wujud sapi secara utuh pada tata rias dan busananya. Kata Kunci : Lembu, Koreografi, Tari Lembu Sena
PROSES PENCIPTAAN TARI TANI MELATI DESA KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG KARYA BAYU KUSUMA LISTYANTO Hartanti, Devi; Iryanti, Veronica Eny; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.93 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.26633

Abstract

Abstrak Tari Tani Melati merupakan tarian khas Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang ditarikan berpasangan.Tari Tani Melati menggambarkan aktivitas masyarakat petani pesisir pantai utara jawa (pantura) terutama di desa Kaliprau yang beranjak, bergegas, dan berangkat ke ladang setiap pagi untuk memetik, menyortir dan meronce bunga melati. Tari tani melati mempunyai keunikan dibagian tata busana. Digunakan untuk menggambarkan identitas desa Kaliprau kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang yaitu motif batik tulis dengan corak dan warna kuncup bunga melati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tari tani melati dari segi proses penciptaan, bentuk penyajian dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan Tari Tani Melati. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan koreografis. Teknik pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dilakukan deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses penciptaan didapatkan dari penemuan ide, proses garap yang meliputi tahap eksplorasi, tahap improvisasi, tahap komposisi. Bentuk tari terdiri dari struktur tari dan beberapa elemen yaitu tema, iringan, tata busana, tata rias, properti. faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan tari tani melati terdiri dari faktor lingkungan, keterampilan, identitas, orisinalitas dan apresiasi.   Kata Kunci: proses penciptaan, bentuk tari, tari tani melati     Abstract                                         Tani Melati dance is a typical dance of Kaliprau village in Ulujami sub-district, Pemalang regency which is danced in pairs, but can be dance singly, in groups, or in mass. Tani Melati dance shows the activities of Java north coast farmers, especially in Kaliprau village, who get up, hurry, and go to the fields every morning to pick, sort and string jasmine flowers. Tani melati dance has a unique part of fashion. It is used to describe the identity of Kaliprau village in Ulujami sub-district, Pemalang district, which is a batik motif with shades and colors of jasmine flower buds. This research to describe Tani Melati dance in terms of the creation process, presentation form and the factors that affect the process of creating Tani Melati dance. This research used descriptive qualitatif method with a choreographic approach. Data collection techniques were obtained from observation, interview, documentation, and data validation technique using source triangulation technique. Data analysis was carried out by qualitative descriptive with the steps of data reduction, data presentation, and conclusions. The results of the research show that the creation process is derived from the discovery of ideas, the work process which includes  exploration stage, improvisation stage, and composition stage. The form of dance consists of dance structure and several elements, including accompaniment, costume, makeup, property. The factors that affect the process of creating Tani Melati dance consist of environmental factors, skills, identity, originality and appreciation.   Keywords: creation process, form of dance, tani melati dance
PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESENIAN LOKAL SEBAGAI KEMASAN SENI WISATA DI KABUPATEN SEMARANG Putra, Bintang Hanggoro
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2525

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk menemukan dan mengembangkan model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di kabupaten Semarang. Penelitian ini akan menemukan pengembangan jenis-jenis seni pertunjukan di hotel dan resort and convention di kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan berdasar metode kualitatif dengan pendekatan Eklektif  menggunakan atau memodifikasi desain Penelitian dan Pengembangan (Educational Research & Development). Data dikumpulkan melalui studi pustaka, studi dokumen, wawancara, dan observasi. Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kabupaten Semarang telah mengembangkan seni pertunjukan wisata melalui hotel dan resort and convention. Adapun jenis kesenian yang dikembangkan adalah tari Gambyong, Kuda Lumping, dan Cokekan meskipun belum optimal karena kesenian yang dipertunjukkan belum benar-benar dikemas untuk kepentingan pariwisata. Bentuk model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di Kabupaten Semarang yang dihasilkan adalah berupa tari Semarangan dan tari Bambang Cakil yang selanjutnya dipublikasikan melalui leaflet yang berisi tentang jenis kesenian, deskripsi singkat, penjelasan tentang durasi waktu, fungsi, harga paket kesenian. Leaflet tersebut diujicobakan di Balemong Resort and Convention. The goal of this research is to find out and develop conservation model of local art performance as tourism package in Semarang Regency. This research would identify development of kinds of performance art in hotels and resorts in Semarang regency. This research was conducted based on qualitative method by eclectic approach and used or modified Educational Research and Development design. Data was collected through library study, documentary study, interview, and observation. The findings of the research show that Semarang regency has developed tourism performance art through hotels, resorts, and conventions. The kinds of performance art include Gambyong dance, Kuda Lumping (Horse Dance), and Cokekan though they are not optimal yet since the dances have not yet been packaged for tourism performance. The forms of local conservation model as tourism package in Semarang regency are Semarangan and Bambang Cakil dances, which were later published through leaflets containing the kinds of performance art, brief description, explanation about time duration, function, price of performance art package. The leaflets had been tested in Balemong Resort and Convention.
KOREOGRAFI TARI OREK-OREK DI SANGGAR ASRI BUDAYA LASEM KABUPATEN REMBANG Surati, Surati; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 6 No 2 (2017): Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.176 KB) | DOI: 10.15294/jst.v6i2.16006

Abstract

ABSTRAK Tari Orek-orek merupakan tarian khas Kabupaten Rembang yang ditarikan secara berpasangan putra dan putri. Tari Orek-orek menceritakan pergaulan antara sepasang suami istri yang sedang bekerja di sawah. Gerak yang ada pada tari Orek-orek didapatkan dari proses eksplorasi, improvisasi dan juga komposisi. Tari Orek-orek memiliki keunikan dalam balutan kostumnya. Digunakan untuk menggambarkan identitas Kabupaten Rembangyang diwujudkan dalam bentuk batik khas yang ada di Kabupaten Rembang yaitu batik tulis lasem. Tari Orek-orek menggunakan rias korektif pada penari putri dan rias kethoprak pada penari putra. Alasan tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk mendeskripsikan tari Orek-orek dari segi proses koreografi dan bentuk tari. Penelitian yang dipakai oleh peneliti yaitu penelitian kualitatif. Peneliti dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang sudah didapatkan peneliti di analisis dengan menggunakan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.   Kata kunci: bentuk tari, koreografi, tari orek-orek ABSTRACT Orek-orek dance is special dance from Rembang regency who danced couple by men and woman. Orek-orek dance tell about husband and wife that work in rice field. Movement in orek-orek dance arrange from exploration, improvisation, and composition. Orek-orek dance has an unique costume. This costume used to explain identity of Rembang regency that formed in batik tulis lasem, an spesial batik in rembang regency. Orek-orek dance used corrective make up for women dancer, and kethoprak make up for men dancer. This research describe orek-orek dance from choreography process and form of dance. Qualitative research method used in this research. Researcher use observation, interview, and documentation to get data. Analisys data use reduction data, display data, and conclusion.   Keywords: form of dance, choreography, orek-orek dance  
Suwitri : Inspirator dan Kreator Tari Topeng Panji Gaya Tegal Solikhun, Solikhun; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 2 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.375 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i2.29536

Abstract

Penelitian ini mengacu pada bagaimana Suwitri sebagai inspirator dan kreator dalam mengimplementasikan karakter tokoh panji, dan bagaimana Suwitri mengimplementasikan karakter tokoh panji. Tari Topeng Panji Gaya Tegal selalu ditarikan oleh seorang perempuan, hal tersebut bertolak belakang dengan karakter tokoh panji, sehingga pusat penelitian utama adalah peran Suwitri dalam membentuk karakter tokoh panji. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan bagaimana upaya Suwitri mendalami karakter tokoh panji dalam Tari Topeng Panji Gaya Tegal, dan mendeskripsikan peran Suwitri sebagai inspirator dan kreator terhadap pembentukan karakter tokoh dalam Tari Topeng panji Gaya Tegal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Perolehan data lapangan kemudian diolah dan dituliskan dalam metode deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan Suwitri dapat mengimplementasikan karakter panji dengan baik meskipun Suwitri seorang perempuan, bakat sebagai pewaris Tari Topeng Tegalan dari keluarga, kepribadian yang kelaki-lakian, serta kegemarannya menarikan karakter putra merupakan faktor keberhasilan Suwitri dalam mengimplementasikan karakter panji. Faktor sumber daya manusia (laki-laki) yang tidak mau menekuni dunia seni tari dengan pola pikir bahwa tari merupakan dunia perempuan dan laki laki hanya sebagai fasilitas pendukung pertunjukannya menjadi faktor utama mengapa Tari Topeng Panji Gaya Tegal selalu ditarikan oleh penari perempuan
Fenomena Erotis Tari Gondorio dalam Kesenian Reog Gondorio Grup Indah Priyagung Laras Kabupaten Grobogan Cahyani, Candra Nur; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.756 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tari Gondorio dari segi bentuk pertunjukan, dan fenomena erotis Tari Gondorio. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan emik-etik. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penyimpulan. Hasil dari penelitian mengemukakan bentuk tari Gondorio meliputi komponen verbal (berupa sastra tembang dan parikan) dan komponen non verbal (berupa tema, gerak, penari, ekspresi wajah, rias, busana, iringan, panggung, properti, dan pencahayaan). Fenomena Erotis Tari Gondorio dapat dianalisis dari bentuk gerak, mimik wajah, sikap tubuh, sentuhan, suara, dan kalimat.
The Aesthetic Taste Representation of Coastal Community Wiyoso, Joko; Putra, Bintang Hanggoro
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 20, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v20i1.17426

Abstract

Aesthetic tastes of a person to an art form are determined by the knowledge and experience that comes from the culture of the community. In this regard, this study aims to determine the aesthetic tastes of coastal communities as reflected in the collaborative packaging of the traditional art of Barong Ngesti Wargo Budoyo. The method used was a qualitative research method with data collection techniques, observation, interviews and documentation, then the data were analyzed based on interactive data analysis which the flow were data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification. The results showed that the collaborative packaging of the traditional art of Barong Ngesti Wargo Budoyo received tremendous appreciation from coastal communities, it was shown that every performance of this art was always full of audiences of all ages. The audience in the show as if there is no distance, the audience can also interact with players. The phenomenon that occurs in collaborative performances of traditional arts, indicates that the collaborative packaging of traditional arts represents the packaging of shows that suits the aesthetic tastes of coastal communities.  Community tastes based on their characteristics can be categorized into popular taste.
Upaya Pelestarian Tari Topeng Klana di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Rizqi, Indah Khoerotur; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v9i2.41582

Abstract

Tari Topeng Klana adalah Tari Topeng yang diciptakan oleh Ibu Warmi penari asal Desa SlarangLor tahun 1970-an. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pertunjukanTari Topeng Klana di Desa Slarang Lor, bagaimana upaya pelestarian Tari Topeng Klana di DesaSlarang Lor, bagaimana faktor pendukung dan penghambat upaya pelestarian Tari Topeng Klana diDesa Slarang Lor. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk pertunjukan dan mengkajiupaya pelestarian Tari Topeng Klana, serta mengkaji faktor pendukung dan penghambat upayapelestarian Tari Topeng Klana di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan menggunakan pendekatan etnokoreologi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran yang berkaitan bentuk pertunjukan Tari Topeng Klanaterdiri dari elemen dasar tari dan tata rupa kelengkapan tari. Upaya pelestarian Tari Topeng Klanaterdiri dari tiga aspek yaitu perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan Faktor pendorong danpenghambat upaya pelestarian Tari Topeng Klana di Desa Slarang Lor.