Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LONTAR KAKAWIN SIWALATRI SUMBER INSPIRASI DALAM PEMBUATAN PUZZELE DAN KARTU BERCERITA DALAM INDUSTRI KREATIF Novaeni, Gusti Ayu; Putra, Dwi Mahendra; Pratama, Putu Ari Suprapta; Wira Putra, I Made Arik; Suarka, I Nyoman
IPTEKMA Volume 2 No.1 - Desember 2010
Publisher : Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.876 KB)

Abstract

Salah satu naskah dan teks lontar yang dikaji dalam penelitian ini adalah Lontar Kakawin Siwa latri. Kegiatan penelitian lontar ini begitu penting karena dapat menyelamatkan sebuah tradisi dari kepunahannya, yakni tradisi pernaskahan lontar (Sastra lontar) sebagai salah satu aset budaya bangsa Indonesia. Di sisi lain, Lontar Kakawin Siwa Latri mengandung nilai moral yang tentunya perlu ditanamkan pada generasi muda. Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, tentunya hal tersebut dapat digunakan untuk mentransformasikan naskah lontar Kakawin Siwa Latri ke dalam sebuah bentuk kartu bercerita dan sebuah puzzele. Target penelitian ini adalah menghasilkan laporan hasil penelitian dan produk berupa kartu bercerita dan puzzele. Laporan hasil penelitian menyangkut hasil transliterasi teks Kakawin Siwa Latri dari huruf Bali ke huruf Latin dan terjemahan teks Kakawin Siwa Latri dari bahasa Jawa Kuna (Kawi) ke dalam Bahasa Indonesia serta dilengkapi dengan kajian nilai. Keseluruhan target luaran yang diurakan baik berupa laporan penelitian maupun produk berupa kartu bercerita dan puzzele telah tercapai. Bahkan Produk yang dihasilkan berupa kartu bercerita yang berjudul Game 108 dan puzzele yang berjudul Lubdaka Carita tersebut telah diujicobakan kepada siswa SD Dwijendra Denpasar dan anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati I Klungkung.
LONTAR KAKAWIN BHARATAYUDHA SEBAGAI BAHAN CERITA BERGAMBAR MENUJU INDUSTRI KREATIF Putra, Dwi Mahendra; Novaeni, Gusti Ayu; Pratama, Putu Ari Suprapta; Putra, I Made Arik Wira; Suarka, I Nyoman
IPTEKMA Volume 2 No.1 - Desember 2010
Publisher : Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.762 KB)

Abstract

Salah satu naskah dan teks lontar yang dikaji dalam penelitian ini adalah Lontar Kakawin Bharatayudha. Kegiatan penelitian lontar ini bertujuan untuk menyelamatkan sebuah tradisi dari kepunahannya, yakni tradisi pernaskahan lontar (Sastra lontar) sebagai salah satu aset budaya bangsa Indonesia. Di sisi lain, Lontar Kakawin Bharatayudha mengandung nilai moral yang perlu ditanamkan pada ge nerasi muda. Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, hal tersebut dapat digunakan untuk mentransformasikan naskah lontar Kakawin Bharatayudha ke dalam sebuah bentuk cerita bergambar. Target penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa buku cerita bergambar. Laporan hasil penelitian menyangkut hasil transliterasi teks Kakawin Bharatayudha dari huruf Bali ke huruf Latin dan terjemahan teks Kakawin Bharatayudha dari bahasa Jawa Kuna (Kawi) ke dalam Bahasa Indonesia serta dilengkapi dengan kajian nilai. Keseluruhan target luaran yang diuraikan baik berupa laporan penelitian maupun produk berupa buku cerita bergambar telah tercapai. Bahkan Produk yang dihasilkan berupa buku cerita bergambar berjudul buku “Perang Bharata” telah diujicobakan kepada siswa SD Dwijendra Denpasar dan anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati I Klungkung.
Replika Naskah Nusantara sebagai Pengembangan Seni, Budaya, dan Sastra Putra, Dwi Mahendra
Manuskripta Vol 7 No 1 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i1.78

Abstract

The reconstruction of the manuscript in the form of a replica is a process of copying the manuscript to the exact extent possible in its original form, in terms of size, distance margin, distance of script, initial and final script, lontar size and typology script. The replica of the manuscript is made to preserve the manuscript which is a relic of the past with infinite value content. Through manuscripts, people can know how art, literature, and culture of the past. Writing system script using syllabic system writing system as the Nusantara script in general. Reconstruction of the Nusantara manuscripts, especially manuscripts made from lontar done with the aim to restore the tradition that has been lost to the community. Nusantara writing tradition is a process of appreciation of the arts in terms of writing skills, literature, and most important is the practice, and preservation of cultural values ​​of the past is very valuable. In addition to materials, techniques, and stationery became a decisive factor in trace the art, literature, and culture of the past. Stationery in every tradition needs to be reconstructed, to be developed in their own traditions. === Rekonstruksi naskah berupa replika merupakan suatu proses penyalinan naskah sedapat mungkin persis dengan bentuk aslinya, baik dari segi ukuran, jarak margin, jarak aksara, aksara awal dan akhir, ukuran lontar maupun tipologi aksara. Replika naskah dibuat guna melestarikan naskah yang merupakan peninggalan masa lampau dengan kandungan nilai tak terhingga. Melalui naskah, masyarakat dapat mengetahui bagaimana seni, sastra, dan budaya masa lampau. Sistem penulisan aksara menggunakan sistem penulisan yang bersifat silabik sistem sebagaimana layaknya aksara nusantara pada umumnya. Rekonstruksi naskah nusantara khususnya naskah-naskah yang berbahan lontar dilakukan dengan tujuan mengembalikan tradisi yang telah hilang kepada masyarakatnya. Tradisi tulis Nusantara merupakan suatu proses penghayatan terhadap seni dalam artian keterampilan menulis, olah sastra, dan yang terpenting adalah pengamalan, serta pelestarian nilai-nilai budaya masa lampau yang sangat bernilai. Selain bahan, teknik, dan alat tulis pun menjadi faktor penentu dalam menelusuri jejak seni, sastra, dan budaya masa lampau. Alat tulis dalam setiap tradisi perlu direkonstruksi kembali, untuk dapat dikembangkan dalam tradisi masing-masing.