Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN JUMLAH ASUPAN ASAM AMINO ANTARA BALITA STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Annisa Rizky Maulidiana; Dwipajati Dwipajati
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i1.928

Abstract

Salah satu faktor risiko stunting adalah asupan protein yang kurang memadai, yang dapat dilihat dari jumlah asupan asam amino. Tujuan penelitian ini membandingkan asupan asam amino pada kelompok balita stunting dan tidak stunting di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang Malang. Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus-kontrol dan metode purposive sampling. Instrumen penelitian termasuk kuesioner sosiodemografi dan pengukuran antropometri meliputi berat badan dan tinggi atau panjang badan balita. Asupan makan balita dikumpulkan melalui metode semiquantitative food frequency questionnaire. Analisis data menggunakan independent sample t-test dan regresi logistik dengan program SPSS for Windows. Hasil: Berdasarkan pengukuran di lapangan, 23 balita stunting menjadi kelompok kasus dan 57 balita normal menjadi kelompok kontrol. Dibandingkan dengan kebutuhan WHO 2007, asupan 7 dari 9 asam amino esensial (AAE) pada kelompok kasus tidak terpenuhi (p<0.05). Sedangkan balita tidak stunting kekurangan 3 dari 9 AAE, yaitu leusin, lisin, dan valin (p<0.05). Kesimpulan: Balita stunting kurang mendapat asupan AAE dibandingkan dengan balita tidak stunting.
PERBANDINGAN JUMLAH ASUPAN ASAM AMINO ANTARA BALITA STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Annisa Rizky Maulidiana; Dwipajati Dwipajati
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i1.928

Abstract

Salah satu faktor risiko stunting adalah asupan protein yang kurang memadai, yang dapat dilihat dari jumlah asupan asam amino. Tujuan penelitian ini membandingkan asupan asam amino pada kelompok balita stunting dan tidak stunting di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang Malang. Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus-kontrol dan metode purposive sampling. Instrumen penelitian termasuk kuesioner sosiodemografi dan pengukuran antropometri meliputi berat badan dan tinggi atau panjang badan balita. Asupan makan balita dikumpulkan melalui metode semiquantitative food frequency questionnaire. Analisis data menggunakan independent sample t-test dan regresi logistik dengan program SPSS for Windows. Hasil: Berdasarkan pengukuran di lapangan, 23 balita stunting menjadi kelompok kasus dan 57 balita normal menjadi kelompok kontrol. Dibandingkan dengan kebutuhan WHO 2007, asupan 7 dari 9 asam amino esensial (AAE) pada kelompok kasus tidak terpenuhi (p<0.05). Sedangkan balita tidak stunting kekurangan 3 dari 9 AAE, yaitu leusin, lisin, dan valin (p<0.05). Kesimpulan: Balita stunting kurang mendapat asupan AAE dibandingkan dengan balita tidak stunting.
Analisis Faktor Stres Terhadap Asupan Makan Dan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Masa Pandemi Covid - 19 di Puskesmas Mulyorejo Kota Malang Anindhita Saviorel Rivaldy; Endang Sutjiati; Dwipajati Dwipajati
NUTRITURE JOURNAL Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v2i1.2854

Abstract

ABSTRACT : Diabetes mellitus is a metabolic disease with characteristic hyperglycemia. The prevalence of type 2 diabetes mellitus based on the results of Riskesdas in 2018 is 2%, which has increased since 2013. High levels of stress can affect food intake. In addition, stress levels are one of the causes of high blood glucose levels. With stress in a person will affect appetite so that it affects food intake. Intake of macronutrients consisting of carbohydrates, proteins, and fats will be converted into glucose in the body. Method :This study uses an analytical observational type of research, using a Cross Sectional approach. Results : The results of the statistical test of the relationship between stress levels and carbohydrate intake have a p value of 0.644 with a correlation coefficient of 0.11, while the relationship between stress levels and protein intake with a p value of 0.584 with a correlation coefficient of 0.130, the relationship between stress levels and fat intake with a p value of 0.705 and correlation coeficient – ??0.03, the result of stress level with blood glucose level with p value 0.705 and correlation coeficient 0.09. Conclusion: There is a significant but not significant relationship between stress levels with food intake and blood glucose levels in Type 2 diabetes mellitus patients.