Wiwit Ida Chahyani
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Mixed Dementia: Tinjauan Diagnosis dan Tatalaksana Wiwit Ida Chahyani; Murni Sri Hastuti
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 1, No 2 (2020): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.999 KB) | DOI: 10.24853/mujg.1.2.46-51

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi demensia saat ini semakin meningkat, mengenai usia diatas 65 tahun dan risikonya meningkat 2 kali setiap penambahan usia 5 tahun. Salah satu bentuk demensia adalah mixed dementia. Diagnosis mixed dementia sangat sulit dan memberikan tantangan tersendiri bagi para klinisi. Pada artikel ini, penulis ingin membahas mengenai tinjauan diagnosis dan tatalaksana mixed dementia. Hasil: Diagnosis mixed dementia dapat menggunakan beberapa kriteria yaitu International Classification of Diseases and Health Related Problems 10th Revision (ICD-10), the Alzheimer’s Disease Diagnostic and Treatment Centers (ADDTC), dan the National Institute of Neurological Disorders and Stroke and Association Internationale pour la Recherche et l’Enseignement en Neurosciences (NINDS-AIREN). Tatalaksana mixed dementia berupa terapi farmakologi untuk gejala gangguan kognitif dengan pemberian golongan inhibitor kolinesterase dan antagonis NMDA. Terapi farmakologi untuk gangguan psikis dan perilaku dengan antipsikotik atau antidepresan. Managemen faktor risiko hipertensi, konsumsi nutrisi yang sehat, dan olah raga teratur sebagai upaya preventif dan mencegah progresivitas mixed dementia. Kesimpulan: Diagnosis mixed dementia meliputi gejala demensia Alzheimer dan demensia pada penyakit serebrovaskuler. Tatalaksana mixed dementia meliputi terapi gangguan kognitif, psikis, dan perilaku, serta tatalaksana faktor risiko penyakit serebrovaskuler. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut serta adanya konsensus diagnosis dan tatalaksana mixed dementia baik nasional maupun internasional agar tercapai tatalaksana secara komprehensif.