Neneng Sri Mulyati
Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Keragaan Produktivitas Padi Sawah Jawa Barat Dan Faktor Yang Mempengaruhinya Juri Juswadi; Pandu Sumarna; Neneng Sri Mulyati
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/paspalum.v8i2.199

Abstract

This study aims to describe the performance of West Java wet land paddy productivity in the period 1997-2017, and identify the factors that influence it. Descriptive research results show that during the period 1997-2017, the average productivity of wet land paddy in West Java that observed from 16 districts experienced an increase from 53.22 Kw/ha in 1997 to 60.79 Kw/ha ton in 2017, with average productivity per year is 55.92 Kw/ha. Wet land paddy productivity has increased by 7.57 Kw/ha or an increase in an average of 0.83% per year. Increased productivity has fluctuated with a negative increase occurred in 1998, 2001, 2004, 2010, 2012, 2014, 2014, 2015 and 2017. There is still a gap between factual wet land paddy productivity with potential productivity of some superior varieties of wet land paddy. The results of statistical analysis of factors that affect wet land paddy productivity in West Java show that variable altitude and rainfall have a significant effect on wet land paddy productivity, while the irrigation area and cropping index (IP) have no significant effect
Produksi Jagung dan Umbi-Umbian, dan Peranannya dalam Perekonomian Indonesia Juri Juswadi; Pandu Sumarna; Neneng Sri Mulyati
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/paspalum.v8i1.149

Abstract

This study aims to determine the performance of Indonesian maize and tuber production and forward linkages with the agro-industry sector. Through this research it can be seen the role of maize and tuber commodities in the Indonesian economy. The results showed that corn production increased by 91.24% during the period 2000-2013, with an average growth of 5.22% per year. Tuber production consisting of cassava increased by 27.44% over the period 2000-2013 with an average growth of 2.91% per year, and sweet potatoes increased by 30.59% with an average of 2.18% per year. The domestic output of the corn sector increased from Rp. 855,554 million in 1985 to Rp. 74,817,036 million in 2008 and the tuber sector increased from Rp. 1,798,023 million in 2000 to Rp. 29,209,547 million in 2008. Transactions in the corn sector line and tubers showed a significant increase during the 1985-2008 period, from six transactions to 14 transactions. An increase in the forward linkages between the corn sector and the agro-industry sector from 0.188 to 0.258 in the period 2005-2008, showed an increase in the contribution of the corn sector as an intermediate input for the agro-industry sectors, while in the tuber sector there was no increase.
Analisa Usahatani Padi Ketan (Oryza sativa glutinosa) (Studi Kasus di Kelompok Tani Sri Rahayu Desa Margamulya Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu) Neneng Sri Mulyati; Pandu Sumarna
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.601 KB) | DOI: 10.35138/paspalum.v7i2.148

Abstract

The research aims to determine the cost of production, acceptance, profit, RC Ratio (Revenue Cost Ratio), and feasibility (ability) of glutinous rice farming.  The research method is to use a descriptive survey with a census of sampling techniques against members of the farmer group Sri Rahayu Margamulya village Bongas Sub-district of Indramayu district that planted glutinous rice with 11 people.  Based on the results of the research can be known that the average total cost of glutinous rice farming is Rp. 29,313,151.52, the average admission is Rp. 47,836,363.64, the average profit is Rp. 18,523,212.12, and the R/C of its farming is 1.63, As well as the ability gained by farmers is 63% per season higher than the Bank rate prevailing at the time 1.5% per month. So it can be concluded that glutinous rice farming is profitable and worthy to be cultivated.
Pengaruh Kitosan pada Dua Tingkat Kematangan yang Berbeda terhadap Kadar Vitamin C Paprica (Capsicum annuum L. var Grossum) Neneng Srimulyati
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2875.977 KB) | DOI: 10.35138/paspalum.v1i1.40

Abstract

Pemanenan paprika dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu panen buah matang hijau dan panen buah matang berwarna (merah atau kuning) sesuai dengan permintaan pasar dan harga di pasaran. Paprika tergolong komoditi yang mudah rusak (very perishable), baik sesudah panen, maupun dalam penyimpanan. Secara umum paprika memiliki masa simpan yang pendek yaitu 5-7 hari. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua perlakukan yaitu beberapa taraf konsentrasi kitosan (0%, 1%, 1,5%, 2% dan 2,5%) dan dua tingkat kematangan paprika (hijau dan merah) dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1).Pemberian Kitosan pada tingkat kematangan yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas paprika (Capsicum annuum L. var Grossum) kultivar Edison,yaitu dapat mempertahankan kadar vitamin C; 2). Pengaruh pemberian kitosan pada paprika kondisi matang hijau yang paling baik terjadi pada konsentrasi 2%, yaitu terbukti dapat menghasilkan kadar vitamin C sebanyak 171, 493 mg. Sedangkan pada paprika kondisi matang merah pengaruh pemberian kitosan yang paling baik terjadi pada konsentrasi 1,5%, yaitu terbukti dapat menghasilkan kadar vitamin C sebanyak 188, 643 mg dan hasil ini tidak berbeda nyata dengan pemberian kitosan konsentrasi 2% dan 2,5%.
Potensi Peningkatan Luas Panen, Produksi, Dan Produktivitas Kedelai Di Jawa Barat Juri Juswadi; Pandu Sumarna; Neneng Sri Mulyati
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/paspalum.v9i1.281

Abstract

This study aims to identify the development of harvest area, production, and productivity of West Java soybeans during the period 2004-2005, the effect of harvest area on soybean production and grouping districts in West Java based on harvest area and soybean productivity. The analytical tools used are descriptive statistics, regression analysis, and quadrant analysis. The results showed that the harvest area, production and productivity of West Java soybeans during the period 2004-2015 increase with fluctuating growth. Soybean harvest area has a very significant effect on soybean production. The results of quadrant analysis show that only Garut and Indramayu districts are in quadrant II, which have high harvest areas and soybean productivity. Bogor and Bekasi districts are in quadrant IV which have very low harvest area and soybean productivity, while the other 14 districts are in quadrant I with high soybean productivity but low harvest area.
Pendekatan Ekologi Sebagai Salah Satu Upaya Pengendalian Hama dan Penyakit Neneng Srimulyati
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.185 KB) | DOI: 10.35138/paspalum.v2i1.55

Abstract

Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada umumnya dilakukan pada suatu populasi tertentu, kecuali bagi tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti bunga-bungaan dan buah-buahan seringkali dilakukan secara tersendiri. Pada umumnya kerusakan pada satu atau beberapa tanaman dianggap tidak berarti, kecuali pada pertanaman baru. Dari pada menyembuhkan beberapa tanaman yang sudah terserang penyakit, lebih baik melakukan tindakan pengendalian untuk menyelamatkan tanaman yang belum terserang. Dengan demikian maka cara pemberantasan penyakit yang banyak dilakukan terutama ditunjukkan untuk melindungi tanaman dari serangan hama atau penyakit, dan bukan untuk menyembuhkan setelah terserang hama atau terkena penyakit. Jika tanaman tersebut terganggu oleh paogen atau oleh keadaan lingkungan tertentu yang tidak cocok, maka salah satu atau beberapa organ dari tanaman tersebut tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya. Maka dengan demikian tanaman tersebut akan terganggu pertumbuhannya dan tidak dapat tumbuh seperti dalam keadan yang normal. Proses atau mekanisme terjadinya suatu penyakit sangat berbeda dan bergantung dari penyebab serta jenis tanamannya sendiri. Reaksi tanaman terhadap penyebab penyakit pertama-tama tidak terlihat, segera setelah itu reaksinya meluas dan terjadi perubahan dalam tanaman sehingga dapat merupakan gejala dari penyakit tersebut. Pada keadaan lebih lanjut, sel-sel atau jaringan tanaman dapat menjadi lemah dan akhirnya rusak. Dengan demikian kemampuan dari sel-sel tanaman untuk melaksanakan proses fisiologisnya secara normal akan berkurang atau bahkan terhenti sama sekali, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan akhirnya mati. Pengendalian hama dan penyakit cenderung akan berhasil dengan baik apabila diterapkan strategi pengendalian secara terpadu atau peengendalian secara ekologi. Pengendalian hama terpadu adalah satu sistem pengelolaan hama dan penyakit dalam hubungannya dengan lingkungan dan dinamika species atau populasi species hama dan penyakit tertentu dengan menggunakan semua tekhnik dan metode yang sesuai dalam suattu cara yang sedapat mungkin kompatibel dan mempertahankan populasi hama dan penyakit pada tingkatan di bawah tingkat populasi yang dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Dengan kata lain usaha tersebut meliputi menciptakan suatu ekosistem yang baik, memelihara lingkungan agar tetap sehat dan membawa keuntungan bagi petani dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
STRATEGI PEMASARAN KERUPUK MANGGA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA LIBNA FOOD Dody Iskandar; Entus Hikmana; Neneng Sri Mulyati
Agri Wiralodra Vol. 12 No. 1 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i1.11

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui rumusan faktor internal dan faktor eksternal yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dan strategi pemasaran kerupuk mangga pada Industri Rumah Tangga Libna Food Desa Jatisura Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan desain penelitian menggunakan survei deskriptif. Penelitan ini tidak di lakukan pengambilan sampel dari populasi karena populasi Industri Rumah Tangga kerupuk dengan bahan baku mangga hanya satu orang, yaitu Industri Rumah Tangga Libna Food yang memproduksi kerupuk. Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka , observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil menunjukan bahwa usaha kerupuk mangga pada Industri Rumah Tangga Libna Food Desa Jatisura Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil perhitungan, nilai bobot dan rating (BxR) keseluruhan nilai pada faktor internal (IFAS) total sebesar 2,28. Sedangkan dari hasil perhitungan nilai bobot dan rating (BxR) dapat dihasilkan keseluruhan jumlah bobot total sebesar 2,14. untuk faktor eksternal (EFAS), yang artinya perusahaan berada pada posisi (hold and maintain) yang terletak pada kuadran V. Hal ini mennjukkan bahwa perusahaan membutuhkan strategi untuk bertahan dan dapat menjaga perusahaan menjadi lebih baik lagi. Maka dari itu analisis SWOT diperoleh beberapa strategi yang terdapat pada kuadran V yang nantinya akan menjadi prioritas strategi yang tepat untuk dilaksanakan terlebih dahulu dengan menggunakan analisis QSPM.
EFISIENSI PEMASARAN KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) DI KABUPATEN INDRAMAYU Reynaldi Reynaldi; Juri Juswadi; Neneng Sri Mulyati Mulyati
Agri Wiralodra Vol. 12 No. 2 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i2.26

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya nilai elastisitas transmisi harga dan efisiensi pemasaran kacang hijau di Kabupaten Indramayu tahun 2013-2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika dengan menggunakan data time-series harga bulanan produsen dan harga bulanan konsumen dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2017. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai elastisitas transmisi harga sebesar 0,934 artinya Et kurang dari 1, perubahan harga sebesar 1% di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga di tingkat produsen sebesar 0,934%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran kacang hijau di Kabupaten Indramayu tidak efisien.
EFISIENSI USAHATANI TUMPANG SARI JAGUNG (Zea mays, L.) DAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea, L.) DI LAHAN TANAMAN JATI (Tectona grandis, L. F.) MILIK PERUM PERHUTANI PADA KELOMPOK TANI MAJU TANI Dede Nurmelyana; Teguh Iman Santoso; Neneng Sri Mulyati
Agri Wiralodra Vol. 12 No. 2 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i2.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya produksi, keuntungan, nilai R/C dan Rentabilitas usahatani Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah pada Lahan Perum Perhutani. Desain yang digunakan adalah desain penelitian survei deskriptif, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan jumlah responden seluruhnya adalah 11 orang diambil dari populasi Kelompok Tani Maju Tani yang berusahatani Jagung dan Kacang Tanah secara Tumpangsari. Berdasarkan hasil penelitian dengan luas rata-rata 0,5 Ha, diperlukan biaya usahatani sebesar Rp. 3.942.162,88 untuk jagung dan Rp. 3.881.032,60 Untuk Kacang Tanah. Besarnya rata-rata keuntungan usahatani jagung dan kacang tanah per luas lahan garapan adalah sebesar Rp. 3.181.746,21 untuk jagung dan Rp. 3.989.421,95 untuk kacang tanah. Nilai R/C untuk Jagung adalah sebesar 1,80 dan 1,95 untuk kacang tanah. Rentabilitas Usahatani Jagung adalah 80% dan 95 % untuk kacang tanah.