Diah Sulastri Dewi
Universitas Jayabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Diversi Sebagai Perlindungan Hukum Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Rudy Bangun; Kristiawanto Kristiawanto; Diah Sulastri Dewi
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 2 (2022): June
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.2.391-402.2022

Abstract

The purpose of this research is to find out the legal protection of children as perpetrators of the crime of theft through the diversion system in the juvenile criminal justice system. The research method used in this research is normative juridical research derived from the literature and court decisions. The results of the study indicate that legal protection of children as perpetrators of the crime of theft through diversion in the juvenile criminal justice system is the transfer of settlement of children's cases from the criminal justice process to a process outside of a fair criminal justice with an emphasis on restoring back to its original state, and not retaliation. In addition, through diversion, children as perpetrators of the crime of theft are given punishment with an educational aspect in order to provide justice and legal protection to children without ignoring the child's criminal responsibility in a non-formal way. Based on this description, it can be said that diversion is not a peaceful effort between a child who commits a crime of theft and the victim or his family, but a form of punishment for children in conflict with the law.Tujuan dari pnelitian ini yaitu untuk mengetahui perlidungan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian melalui sistem diversi dalam sistem peradilan pidana anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian yuridis normatif yang berasal dari kepustakaan dan putusan pengadilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlidungan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian melalui diversi dalam sistem peradilan pidana anak yaitu pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses diluar peradilan pidana yang adil dengan penekanan pada pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan yang bersifat pembalasan. Selain itu melalui diversi, anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian diberikan pemidanaan yang beraspek pendidikan guna memberikan keadilan dan perlindungan hukum kepada anak tanpa mengabaikan pertanggung jawaban pidana anak dengan cara nonformal. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikatakan abahwa diversi bukanlah sebuah upaya damai antara anak yang melakukan tindak pidana pencurian dengan korban atau keluarganya akan tetapi sebuah bentuk pemidanaan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum.
Penegakan Hukum Tindak Pidana Kekerasan Pada Perkawinan Siri Syahanara Yusti Ramadona; Ramlan Lina Sinaulan; Diah Sulastri Dewi
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 3, No 4 (2023): December
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.3.4.711-722.2023

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Disisi lain dalam penerapan sanksi pidana masih sering terjadi dualisme di dalam penerapan ketentuan pemidanaan. Dualisme tersebut terjadi seiring diundangkannya Undang- Undang PKDRT tetapi masih berlaku pula aturan dalam KUHP. Tipe penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah normatif (legal research), dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach) dan pendekatan kasus (case approach). Permasalahan dalam tesis ini yaitu: Bagaimana penyelesaian perkara tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pasangan kawin siri dan Bagaimana penegakan hukum terhadap tindak pidana kekerasan oleh pasangan kawin siri.Hasil penelitian dalam tesis ini adalah Terjadi perbedaan penerapan hukum oleh penegak hukum dalam penyelesaian tindak pidana KDRT yang terjadi pada pasangan kawin siri. Sebagian penegak hukum menggunakan pasal di dalam KUHP, sebagaian lagi menggunakan Undang-Undang PKDRT dalam penegakan hukum tindak pidana KDRT. Hal tersebut merupakan akibat adanya pasal multi tafsir atau kekaburan norma dalam Undang-Undang PKDRT khususnya Pasal 2 Undang-Undang PKDRT. Di dalam pasal terebut tidak menyebut perkawinan harus sebagai perkawinan yang tercatat. Hal tersebut mengakibatkan banyak penafsiran, sehingga terjadi perbedaan penggunaan undang-undang dalam penegakan hukum tindak pidana KDRT antara KUHP dan Undang-Undang PKDRT. Bahkan di dalam Pasal 2 Undang-Undang PKDRT juga menyebutkan bahwa orang yang tidak mempunyai hubungan darah pun, apabila menetap dalam suatu rumah tangga, dapat dimasukan dalam kategori lingkup rumah tangga sehingga apabila terjadi tindak pidana kekerasan di dalam lingkup rumah tangga tersebut dapat dimaksukkan sebagai KDRT. Penegak Hukum khususnya Penuntut Umum dalam menghadapi perkara tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pasangan kawin siri seringkali menggunkan dakwaan alternatif, yakni pasal KUHP dan pasal UU PKDRT. Hal tersebut untuk mengantisipasi paradigma manakah yang kemudian dianut oleh Hakim. Apakah mengangap perkawinan siri termasuk atu tidak dalam lingkup rumah tangga. Hal semacam itu tentunya tidak baik jika terus menerus dilakukan karena berkaitan dengan keadilan dan kepastian hukum dalam penegakan hukum. Konkritnya, dalam penegakan hukum diperlukan adanya harmonisasi dari semua unsur, mulai dari subtansi/isi, struktur/aparaturnya, dan juga didukung oleh kulturnya.