Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN BAHAN DASAR TEMPE UNTUK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMAPULUH KOTA PEKANBARU LILY RESTUSARI; MUHARNI MUHARNI; FITRI FITRI; ALKAUSYARI AZIZ; HESTI ATASASIH
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 5 No 2 (2016): JURNAL PROTEKSI KESEHATAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.414 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v5i2.59

Abstract

Masalah gizi pada balita yang diatasi oleh Pemerintah Indonesia belum mampu terlaksana secara optimal atau menghilangkan angka gizi kurang pada balita. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita di Posyandu. (Sakti, 2013). Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah salah satu bentuk kelembagaan yang berperan serta memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemberian makanan tambahan di posyandu sebagian besar masih dianggap lemah. Suplai budjet Posyandu untuk pengadaan makanan tambahan terbatas. Untuk itu perlu diciptakan makanan bergizi yang lebih bervariasi yang diperoleh dari bahan makanan lokal, salah satunya adalah tempe. Pengenalan penggunaan tempe kepada masyarakat terutama ibu balita dan kader posyandu akan lebih efektif bila diterapkan sebagai bahan baku atau tambahan dalam pembuatan makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat dan disukai oleh semua kelompok umur dari balita sampai dewasa diantaranya adalah brownies, donat,cake, risoles, pizza,dll. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya variasi menu untuk PMT serta memotivasi kader untuk berwirausaha dalam pemanfaatan dan pengolahan tempe. Metode yang dilaksanakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan, pelatihan pembuatan PMT dengan bahan dasar tempe, kunjungan, supervise dan bimbingan. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di posyandu wilayah kerja puskesmas Limapuluh, kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil kunjungan dari enam posyandu, posyandu tersebut sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan akan pentingnya variasi menu dalam PMT dimana keempat posyandu sudah menerapkan pembuatan makanan tambahan dengan bahan dasar tempe. Walapun masih ada beberapa Posyandu yang belum menerapkannya. Selain itu juga belum ada satupun kader yang sudah mewujudkan dan mengembangkankan pemanfaatan tempe untuk makanan ini dalam bentuk wirausaha.
EDUKASI GIZI SEIMBANG TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN PADA CALON PENGANTIN DI KOTA PEKANBARU Yessi Alza; Fitriani Fitriani; Hesti Atasasih; Roziana Roziana; Husnul Khotimah
ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan) Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : UHAMKA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.003 KB)

Abstract

ABSTRACTNutrition and food is not only necessary for the growth, the development of physical,mental and health, but is also necessary for fertility or fertility in order to get a descent. The stateof maternal nutrition prior to conception influence on fertilization, fetal health, and maternalhealth. Fetal growth and birth weight of children is strongly influenced by the nutritional statusof pregnant women, both before and during pregnancy. Mothers with poor nutrition statushas deposits of nutrients is not enough to support the growth and development of the fetusand the mother’s health, as a result of fetal growth retardation, birth defects, miscarriage and low birth weight (LBW). The low nutritional status is affected by the lack of knowledge aboutnutritious food. An action based on knowledge will be better than the deed that is not basedon knowledge. Domain knowledge is very important for the formation of a person’s actions.The purpose of this study was to determine the effect of nutrition education on knowledgeabout balanced nutrition changes on the bride and groom in Pekanbaru. This study was aPre-experimental research design with pre-post test with a total sample of 51 people taken byaccidental sampling. The variables studied were knowledge bride. Data were analyzed usingpaired t test technique with SPSS for Windows version 21. The results showed that there was asignifcant difference (p-value = 0,000) about the average percentage of nutritional knowledgeof respondents between before and after education, the average knowledge before being educated45.9 ± 13.211% increased to 62.37 ± 15.916%.Keywords: education, knowledge balanced nutrition
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI EDUKASI DAN DEMONSTRASI MENU PMT- B2SA (BERAGAM, BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN) BERBASIS PANGAN LOKAL MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO EDUKASI PADA IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI Irma Susan Paramita; Hesti Atasasih; Dewi Rahayu
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 2 No 1 (2023): Vol 2 No 1 (2023): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v2i1.628

Abstract

Salah satu masalah gizi di Indonesia yang masih menjadi perhatian utama saat ini adalah balita pendek (stunting). Prevalensi stunting sudah menurun dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018 tetapi nilai ini masih di bawah target RPJMN 2019 yaitu 28% sehingga masalah balita pendek (stunting) masih menjadi PR Bersama (Balitbankes, 2018). Salah satu penyebab stunting pada balita adalah tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang yang disebabkan rendahnya pengetahuan keluarga tentang gizi dan cara pengolahannya. Salah satu intervensi spesifik yang harus dilakukan untuk mencegah stunting adalah tercukupinya konsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) untuk balita. Pengabdian masyarakat dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru Provinsi Riau dan di laboratorium Penyelenggaraan Makanan Poltekkes Kemenkes Riau. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan pada bulan Maret – September 2022. Ibu balita yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 17 orang dan ibu kader sebanyak 13 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu, Focus Grub Discussion (FGD), dan praktik membuat menu MPASI.