Tuty Widyanti
Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN KADAR SGPT (SERUM GLUTAMIC PYRURIC TRANSMINASE) DAN SGOT (SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSMINASE) PADA PASIEN TB-MDR (TUBERCULOSIS MULTIDRUG RESISTAN) DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Tuty Widyanti; Darmawaty Rauf; Lulu Lessy
Jurnal Medika Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.95 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v4i1.159

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya pengobatan pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR) yang berlangsung dengan jangka waktu yang lama yaitu selama 18-24 bulan sehingga dapat menimbulkan efek samping. Salah satu efek samping yang terjadi adalah hepatotoksisitas pada pasien TB-MDR karena terapi dengan OAT dapat mempengaruhi hati. Oleh sebab itu, perlukaan hati karena obat sangat mungkin terjadi, sehingga menyebabkan kadar SGPT dan SGOT dalam darah menjadi tinggi. Penelitian ini menggunakan Fotometer Chemistry Analyzer Cobas C 311 dengan metode spektrofotometri yaitu pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewati. Pada penelitian tentang gambaran kadar SGPT dan SGOT pada Pasien TB-MDR (Tuberculosis Multidrug Resistant) di RSUD Labuang Baji Makassar sebanyak 17 sampel diperoleh kadar SGOT yaitu 13 sampel menunjukkan batas normal dan 4 sampel menunjukkan peningkatan yang melebihi nilai normal, sedangkan utnuk kadar SGPT yaitu 16 sampel menunjukkan batas normal dan 1 sampel menunjukkan peningkatan yang melebihi nilai normal. Dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan kadar SGPT dan SGOT pada Pasien TB-MDR yaitu akibat pemberian OAT dalam jangka waktu yang lama.
PERTUMBUHAN DERMATOFITA DAN JAMUR LAIN PENYEBAB TINEA PEDIS PADA PETANI MENGGUNAKAN MEDIA BEKATUL Mujahidah Basarang; Tuty Widyanti; Andi Fatmawati; Nurhikmah Nurhikmah
Jurnal Medika Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.003 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v4i1.163

Abstract

Bekatul adalah lapisan dari beras yang terlepas dari proses penggilingan gabah/padi. Bekatul mengandung karbohidrat sebanyak 84,36% juga mengandung kalsium, magnesium, mangan, zat besi, kalium, dan natrium yang merupakan salah satu sumber energi utama dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur dan nitrogen yang kompleks. Sehingga bekatul dapat digunakan sebagai media alternatif untuk mengisolasi jamur penyebab penyakit infeksi seperti Tinea pedis. Tinea pedis merupakan dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari kaki dan telapak kaki yang disebabkan oleh bermacam-macam jenis jamur yaitu Tricophyton rubrum, Tricophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menyetahui media bekatul dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur penyebab Tinea pedis dan jamur penyebab tinea pedis pada sela jari kaki petani. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorik dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling, hasil penelitian ditemukan bahwa petani di kabupaten gowa yang secara klinis mengalami infeksi jamur adalah 10 orang. Dengan rincian 1 orang terinfeksi jamur penyebab primer dan 9 orang terinfeksi jamur penyebab sekunder. Jenis jamur penyebab yang menginfeksi yaitu Tricophyton interdigitale, Aspergillus flavus, Mucor circinelloides, Aspergillus fischeri dan Khamir. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bekatul dapat digunakan untuk pertumbuhan jamur dan 1 orang petani terinfeksi jamur penyebab Tinea pedis yaitu jamur Tricophyton interdigitale.
IDENTIFIKASI FORMALIN PADA CINCAU YANG DIPERJUALBELIKAN DI BEBERAPA PASAR AREA KOTA MAKASSAR Wa Ode Rustiah; Tuty Widyanti; Andi Fatmawati; Yuwalida Yuwalida
Jurnal Medika Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.751 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v4i2.172

Abstract

Cincau merupakan salah satu jenis makanan yang digemari oleh masyarakat, cincau merupakan produk yang memiliki karakteristik mudah rusak sehingga perlu dilakukan pengawetan. Bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempuanyai sifat mudah rusak, hal ini menyebabkan beberapa pedangang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya dan dilarang penggunaannya pada makanan oleh pemerintah seperti Formalin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi formalin pada cincau yang diperjualbelikan di beberapa pasar di Kota Makassar. Jenis penelitian ini bersifat eksperimen laboratorik dengan teknik analisa kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel cincau, sebanyak 10 sampel yang diambil dari beberapa pedangang di 5 Pasar tradisional dan 1 sampel di Supermarket. Teknik pengambilan sampel adalah Sampling Accidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 sampel yang diambil di beberapa pasar dengan inisial SG 1, SG 2, PB 1, PB 2, AB 1, AB 2, TL 1, TL 2, MC 1, SP 1 dinyatakan tidak mengandung formalin atau hasil Negatif (-).
UJI DAYA HAMBAT PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L) TERHADAP PERTUMBUHAN Aspergillus niger Hafifah Hafifah; Tuty Widyanti; Darmawaty Rauf; Mujahidah Basarang
Jurnal Medika Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/jmed.v6i1.191

Abstract

Bawang putih (Allium sativum L) merupakan salah satu tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki bawang putih berupa allicin, polifenol, ajoene, flavonoid, dan saponin yang berfungsi sebagai antimikroba dan antifungi. Salah satu jenis jamur yang bersifat patogen adalah Aspergillus niger. Jamur ini menyebabkan aspergillosis pada manusia yaitu penyakit saluran pernafasan, hati, ginjal, sistem saraf, otot, kulit, dan organ genital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perasan bawang putih (Allium sativum L) dalam menghambat pertumbuhan Aspergillus niger dan untuk mengetahui konsentrasi perasan bawang putih (Allium sativum L) yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Aspergillus niger. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium menggunakan metode difusi paper disc. Sampel penelitian ini adalah perasan bawang putih (Allium sativum L) yang dibuat dalam bentuk 4 konsentrasi yaitu 100%, 80%,60% dan 40%. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil yang diperoleh untuk sampel perasan bawang putih dari masing-masing konsentrasi 100%, 80%, 60%, dan 40% didapatkan rata-rata hasil pengukuran diameter zona bening yaitu 43,5 mm, 36,1 mm, 35,3 mm, 28,3 mm. Berdasarkan dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perasan bawang putih dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger.