Claim Missing Document
Check
Articles

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF MIANA LEAF ESTRACT (Coleus atropurpereus) ON Steptococcus aureus Anita, Anita; Basarang, Mujahidah; Rahmawati, Rahmawati
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15, No 1 (2020): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.105 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v15i1.1033

Abstract

                                               ABSTRACTMiana leaf(Coleus atrropurpureus) is the one of biofarmacology plant which using for antibacterial activity.Miana leaf contains flavonoid, tanin, saponin  which can inhibit growth of bacteria. The aims this research were study antibacterial activity of miana leaf extract on Streptococcus aureus.This research used laboratory observation method which used miana leaf extract concentration 250 mg/ml, 125 mg/ml,  62.5 mg/ml, 31,25 mg/ml, and 15,625 mg/ml. This research used tetracylin for positive control and aquadest for negative control which growth 0n 37o C  used difusion agar method. The results showed antibactrila activity  miana leaf  extract with a concentration 250 mg/ml with inhibition zone 0.00 mm, 125 mg/ml with inhibition zone 0,00 mm, 62,5 mg/ml with inhibition zone 0,00 mm, 31,25 mg/ml with inhibition zone 0,00 mm, and 15,62 mg/ml with inhibition zone 0,00 mm. For positive control showed inhibition zone 27,6 mm and negative control with inhibition zone 0,00 mm. Miana leaf extract concentration 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml and 15,62 mg/ml were not effectively inhibit Streptococcus sp.
DETERMINATION OF PLUMBUM (Pb) SEAWEED Sargassum sp. AND Eucheuma spinosum IN WATER PUNTONDO REGENCY OF TAKALAR SOUTH SULAWESI Rahmawati Rahmawati; Mujahidah Basarang
Marina Chimica Acta Vol. 18 No. 2 (2017): Volume 18 No. 2 (2017)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mca.v18i2.2687

Abstract

Seaweed is a low-grade plant that forms the thallus of the thallophyta division (leafless structure). In Takalar district especially in puntondo waters is a seaweed producing area, such as red seaweed (Eucheuma spinosum) and brown seaweed (Sargassum sp). The presence of lead (Pb) in aquatic bodies can come from natural sources and from human activities. However, as industrial and transport usage increases, lead concentration (Pb) in nature can increase. The purpose of this research is to know the content of lead metal (Pb) in some seaweed in Puntondo waters of Takalar Regency. This research is laboratory observation by using sampling technique of Aciddental Sampling. The object of this research is 4 (four) seaweed samples examined (Pb) level in Chemical Laboratory Faculty of Saintek UIN Alauddin Makassar. The results showed that there was Pb concentration in RLM 1 sample 1.7024 mg / kg. In RLM 2 samples there was Pb level of 0.1686 mg / kg. In RLC 1 samples, there was Pb content of 0.99 mg / kg, and in the sample RLC 2 there is a level of Pb as 1.1686 mg / kg. From this result obtained the highest result of Pb on RLM 1 sample that is 1,7024 mg / kg, and the lowest Pb level in RLM 2 sample that is 0,1686 mg / kg.
Penyuluhan Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga Desa Baji Minasa Kec. Gatarangkeke Kabupaten Bantaeng Dewi Arisanti; Nurhidayat Nurhidayat; Mujahida Basarang
Lontara Abdimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.424 KB) | DOI: 10.53861/abdimas.v1i1.63

Abstract

Abtract Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) is a step that must be taken to achieve optimal health for everyone. Healthy conditions do not necessarily occur, but must always be pursued from unhealthy to a healthy life and create a healthy environment. This effort must start from oneself and the household, this effort is to realize the highest degree of public health as an investment for the development of healthy and productive human resources. At present community awareness of health and understanding of clean and healthy lifestyles, especially in villages is still very low. For this reason, the provision of counseling related to clean and healthy living behaviors is expected to be an effort to make the community aware of the importance of making clean and healthy living behaviors in the household setting. The team made preparations for community service activities including the creation of banners, counseling materials to the community at the village office of Bajiminasa village on March 8, 2019. From these community service activities, it can be concluded that the community's knowledge and understanding of clean and healthy life behavior increased.
IDENTIFIKASI NEMATODA USUS SOIL TRANSMITTED HELMINTH PADA ANAK-ANAK DI KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Dian Islamiati; Mujahidah Basarang; Muh. Rifo Rianto; Tuty Widyanti
Lontara Abdimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2021): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.675 KB) | DOI: 10.53861/lomas.v2i1.201

Abstract

Soil Transmitted Helminths or intestinal nematodes are a group of intestinal worm parasites that require moist and moist soil media for their development. The soil-transmitted helminth (STH) groups are roundworms (Ascaris lumbricoides), whipworms (Trichuris trichiura), hookworms (Necator americanus and Ancylostoma duodenale) and thread worms (Strongyloides stercoralis). and improper placement of waste water reservoirs results in contamination of the soil which is a breeding ground for intestinal nematodes. This study aims to identify soil-transmitted helminths in the feces of children in Baranti District, Sidenreng Rappang Regency. This type of research is laboratory observation. A total of 10 stool samples using the sedimentation method (centrifugation). Based on the results of the research that has been done, it was found that 2 samples were positive for worm eggs. Based on the results of the study, it can be concluded that soil-transmitted helminths were found in children with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura eggs.
DERMATOPHYTA PADA PAKAIAN BEKAS IMPOR YANG DIPERJUALBELIKAN DI KOTA MAKASSAR Mujahidah Basarang; Rahmawati Rahmawati; Wahyono Wahyono
Jurnal Medika Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.748 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v1i1.93

Abstract

Dermatophyta adalah golongan jamur yang dapat menyerang jaringan yang mengandung keratin (zat tanduk) sehingga dapat berkolonisasi ke dalam jaringan berkeratin, meliputi stratum korneum, rambut, kuku dan jaringan tanduk hewan menyebabkan penyakit dermatofitosis. Timbulnya penyakit dari pakaian bekas impor ini bisa berawal dari kontak langsung dengan kulit atau ditransmisikan oleh tangan manusia yang kemudian terjadi infeksi. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dermatofita pada pakaian bekas impor yang diperjualbelikan di kota Makassar. Sampel dikumpulkan dari beberapa pasar tradisional kota Makassar menggunakan metode swab. Kapas swab pakaian bekas diinokulasikan pada media SDA. Jamur yang diidentifikasi sebagai dermatofita diperiksa secara mikroskopis. Hasil penelitian pada 30 sampel pakaian bekas impor yang diperjualbelikan di kota Makassar ditemukan 3 sampel mengandung dermatofita jenis Miscrosporum audouinii.
UJI VALIDITAS SABAROUD GLUKOSA AGAR HIPERTONIK UNTUK MENDETEKSI Candida sp Tuty Widyanti; Mujahidah Basarang; Nurul Afiah
Jurnal Medika Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.957 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v1i2.105

Abstract

Jamur merupakan agen yang juga memberi pengaruh pada penyakit paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Gejala umum infeksi jamur paru sama dengan infeksi tuberkulosis ataupun dengan mikroba lainnya. Infeksi jamur paru sering tidak terdiagnosa karena tidak ada gejala yang khas. Infeksi jamur paru sering menyertai penyakit lain sehingga pengobatan terhadap infeksi jamur paru sering terlambat diberikan. Identifikasi kultur konvensional dan dilanjutkan dengan tes biokimia membutuhkan waktu yang lama oleh karena itu diperlukan metode fenotip yang mudah, sederhana dan murah untuk mengidentifikasi antara Candida sp. Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan jamur dengan metode kultur dari sampel bilasan bronkus dan bilasan lambung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui pertumbuhan jamur Candida sp yang diidolasi dari bilasan lambung dan bronkus suspek tuberculosis yang negatif BTA pada medium Sabaroud Agar Hipertonik. Hasil penelitian ditemukan 100% sampel menunjukkan pertumbuhan Candida sp dari sampel bilasan bronkus dan bilasan lambung tumbuh pada medium SDA Hipertonik 370C dengan rata-rata pertumbuhan 24 jam. Koloni Candida sp yang tumbuh pada medium SDA Hipertonik 370C akan tampak berwarna putih, halus, licin, ukuran koloni dari kecil sampai ukuran besar, jika koloni sudah berumur tua akan berwarna kecoklatan. Candida sp secara mikroskopik berbentuk bulat sampai lonjong dan memiliki pertunasan yang dinamakan budding.
PENAMBAHAN GLUKOSA PADA MEDIA BEKATUL AGAR UNTUK PERTUMBUHAN Aspergillus sp Mujahidah Basarang; Muh Rifo Rianto; Magfirah Arifuddin
Jurnal Medika Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.528 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v1i2.110

Abstract

Pembiakan jamur di laboratorium dipengaruhi oleh komponen nutrien media. Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroba. Persyaratan media petumbuhan jamur adalah tersedianya karbohidrat dan nitrogen. Bekatul mengandung karbohidrat sebanyak 84,36% yang merupakan salah satu sumber energi utama dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur. Selain itu bekatul merupakan sumber nitrogen yang kompleks. Oleh karena itu bekatul dapat dijadikan sebagai media alternatif pertumbuhan jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan jamur Aspergillus sp pada media bekatul agar. Selain itu penelitian ini bertujuan membandingkan pertumbuhan Aspergillus sp pada bekatul agar dengan penambahan glukosa dan bekatul agar tanpa penambahan glukosa. Metode yang digunakan adalah single dot dengan cara inokulasi Aspergillus sp menggunakan ose jarum yang ditusukkan di bagian tengah permukaan agar dan diinkubasi pada suhu 25 0C. Pertumbuhan jamur dilihat dari hasil pengukuran diameter koloni jamur dilakukan setiap 24 jam selama 5 hari. Hasil pengamatan memperlihatkan gambaran pertumbuhan optimum Aspergillus sp. pada media bekatul agar, media bekatul agar penambahan glukosa. Pertumbuhan eksponensial Aspergillus sp. dimulai pada jam ke-24, jamke-48 dan jam ke-72. Kemudian dari jam ke-72 sampai jam ke-102 Aspergillus sp. mengalami fase pertumbuhan stasioneri. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bekatul dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan jamur Aspergillus sp
HIV POSITIF PADA PENDERITA TB PARU DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR Mujahidah Basarang; Andi Fatmawati; Zulkifli Zulkifli
Jurnal Medika Vol 1 No 3 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.009 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v1i3.114

Abstract

Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV seperti TB paru. TB paru merupakan penyakit infeksi yang mudah menular melalui udara yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penderita TB paru dapat kebal terhadap obat salah satunya faktor Mikrobiologik, faktor klinik, faktor program,faktor AIDS-HIV dan faktor kuman. Penderita TB paru sering tidak menyadari dirinya bahwa selama hidupnya terinfeksi HIV. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Hasil Pemeriksaan Rapid test HIV Pada Penderita TB Paru Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar. Penelitian ini bersifat observasi laboratorik pada jumlah sampel sebanyak 73 pasien. Darah penderita TB paru diperiksa HIV-nya dengan metode Immunokromatografi dan menggunakan Rapid test HIV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HIV Non Reaktif sebanyak 60 orang (82,2%) dan HIV Reaktif sebanyak 13 orang (17,8 %) pada penderita TB paru di RSUD Labuang Baji Kota Makassar. Disarankan bagi penderita TB paru yang terinfeksi HIV diharapkan mengkomsumsi mineral ZN dan Vitamin, Masyarakat diharapkan menjaga pola hidup sehat, menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seksual secara bebas dalam pencegahan virus HIV, Diharapkan kepada pemerintah untuk membangun panti khusus untuk menampung orang-orang yang terinfeksi HIV agar mampu menangani penyebaran virus HIV, Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian terhadap penderita TB paru dengan parameter yang lain.
UJI BAKTERIOLOGIS KELAYAKAN PANGAN KUE PIA GORONTALO TIDAK BERMEREK YANG DIPERJUALBELIKAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Mujahidah Basarang; Darmawaty Rauf; Yulin Dantuma
Jurnal Medika Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.863 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v2i1.124

Abstract

Kue pia merupakan produk pangan semi basah yang memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk pangan kering. Kadar air bahan sangat berpengaruh terhadap aktivitas mikrobiologis yang dapat menyebabkan kerusakan produk selama pengangkutan dan penyimpanan. Mikroba dapat mencemari pangan melalui air, debu, udara, tanah, alat-alat pengolah selama proses produksi atau penyiapan. Pengolah makanan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya penyehatan makanan, karena akan berpotensi dalam menularkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau minuman, yaitu dari dirinya kepada makanan atau minuman yang diolah dan disajikan kepada orang yang mengkonsumsi, atau dikenal dengan sebutan kontaminasi silang. Beberapa bakteri kolon yang terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan penyakit, yaitu: Vibrio parahemoliticus, Staphylococcus, Salmonella, Escherichia coli, Clostridum perfringens. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran total plate count (TPC) bakteri pada kue pia tidak bermerek serta mengetahui kelayakan bahan pangan kue pia tersebut yang diperjualbelikan di pasar sentral kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total Plate Count(TPC) atau Angka Lempeng Total (ALT). Total plate count (TPC) bakteri yang terdapat pada kue pia yang paling rendah adalah pada pia B, yaitu 1 x 101 CFU sedangkan paling banyak pada pia E, yaitu 3 x 104 CFU. Hal ini menunjukkan bahwa kue pia Gorontalo yang tidak bermerek yang diperjualbelikan di pasar sentral kota Gorontalo masih layak dikonsumsi karena tidak melewati batas pencemaran yang disyaratkan oleh BPOM.
PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG BEKAS YANG DIJERNIHKAN MENGGUNAKAN KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata Liin) BERDASARKAN LAMA PERENDAMAN Iin Kurnia Tasry; Mujahidah Basarang; Mardiah Mardiah
Jurnal Medika Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.327 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v2i1.127

Abstract

Cooking oil that has been used repeatedly has adverse health effects if consumed. One of the conditions of cooking oil that can be consumed based on SNI is peroxide number is 10 meq. Efforts to improve the quality of cooking oil can be done with clarification using banana kepok (Musa acuminata Liin) which has been dried. Banana peels can lower peroxide numbers because banana peels contain beta-carotene fat-soluble antioxidants and can inhibit oxidation processes. This research is experimental laboratory that aims to know the peroxide number of used fried oil which is clarified using banana kepok skin (Musa acuminata Liin) based on the duration of immersion, using Iodometri method. From the research result, the peroxide value of used cooking oil is 5,83 meq and after soaked banana peel skin for 1 hour peroxide number is 5.08 meq, soaking 2 hours is 4.10 meq, soaking 3 hours is 3,26 meq, and Soaking 4 hours is 2.8 meq. From the research results can be concluded that the longer immersion peroxide numbers decreased.