p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Panggung Panggung
Lilis Sumiati
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Fakultas Seni Pertunjukan Program Studi Seni Tari

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Revitalisasi Tari Tradisi di Situasi Pandemi Lilis Sumiati; Asep Jatnika
PANGGUNG Vol 31, No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.614 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i4.1786

Abstract

Tari Wayang merupakan salah satu tari tradisi yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat. Salah satunya berkembang di Sumedang yang diciptakan oleh Raden Ono Lesmana Kartadikusumah sejak tahun 1930-an. Setelah menapaki sekitar 90 tahun, tari Yudawiyata mengalami kepunahan. Oleh karena itu, menggiring pembentukan motivasi untuk melakukan revitalisasi. Dasar pemikiran ini dilandasi bahwa tari tersebut menjadi satu-satunya bentuk karya tari perang wayang berpasangan gaya Sumedang. Tarian ini diwujudkan pada tahun 1957, yang menggambarkan tentang dua orang satria sedang berlatih perang sebelum memasuki medan laga. Upaya revitalisasi ini ditempuh dengan dua tahap yakni rekonstruksi dan implementasi. Tahap rekonstruksi menggunakan pendekatan interpretasi yang memuat (to ekspress), (to explain), dan (to translate) sedangkan kreativitas diarahkan pada ranah gubahan. Metode yang dianggap relevan dalam ranah revitalisasi yakni Participation Action Research (PAR). Metode tersebut memiliki kesinambungan, karena memuat siklus partisipasi, riset, dan aksi. Partisipasi merupakan bentuk sikap kepedulian untuk menghidupkan kembali tari Yudawiyata yang sudah punah, melalui rekonstruksi. Bentuk kepedulian tersebut dilatarbelakangi dengan adanya riset yang dilakukan sebelumnya. Kemudian aksi merupakan bentuk aktivitas dalam melakukan rekonstruksi dan implementasi tari Yudawiyata. Tahap implementasi dilakukan melalui pelatihan secara hybrid antara luring dan daring di Padepokan Sekar Pusaka Kata kunci: tari yudawiyata, rekonstruksi, kreativitas, implementasi
Revitalisasi Tari Tradisi di Situasi Pandemi Lilis Sumiati; Asep Jatnika
PANGGUNG Vol 31 No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v31i4.1786

Abstract

Tari Wayang merupakan salah satu tari tradisi yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat. Salah satunya berkembang di Sumedang yang diciptakan oleh Raden Ono Lesmana Kartadikusumah sejak tahun 1930-an. Setelah menapaki sekitar 90 tahun, tari Yudawiyata mengalami kepunahan. Oleh karena itu, menggiring pembentukan motivasi untuk melakukan revitalisasi. Dasar pemikiran ini dilandasi bahwa tari tersebut menjadi satu-satunya bentuk karya tari perang wayang berpasangan gaya Sumedang. Tarian ini diwujudkan pada tahun 1957, yang menggambarkan tentang dua orang satria sedang berlatih perang sebelum memasuki medan laga. Upaya revitalisasi ini ditempuh dengan dua tahap yakni rekonstruksi dan implementasi. Tahap rekonstruksi menggunakan pendekatan interpretasi yang memuat (to ekspress), (to explain), dan (to translate) sedangkan kreativitas diarahkan pada ranah gubahan. Metode yang dianggap relevan dalam ranah revitalisasi yakni Participation Action Research (PAR). Metode tersebut memiliki kesinambungan, karena memuat siklus partisipasi, riset, dan aksi. Partisipasi merupakan bentuk sikap kepedulian untuk menghidupkan kembali tari Yudawiyata yang sudah punah, melalui rekonstruksi. Bentuk kepedulian tersebut dilatarbelakangi dengan adanya riset yang dilakukan sebelumnya. Kemudian aksi merupakan bentuk aktivitas dalam melakukan rekonstruksi dan implementasi tari Yudawiyata. Tahap implementasi dilakukan melalui pelatihan secara hybrid antara luring dan daring di Padepokan Sekar Pusaka Kata kunci: tari yudawiyata, rekonstruksi, kreativitas, implementasi