Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique

FENOMENA GENG MOTOR DI KOTA MEDAN: SATU KONSTRUKSI MODEL SOSIO PSIKOLOGI KOMUNIKASI Sakhyan Asmara; Hatta Ridho
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.033 KB)

Abstract

Artikel ilmiah ini adalah berdasarkan hasil kajian observasi dan studi dokumen mengenai maraknya kehadiran “Geng Motor”, yaitu kelompok pemotor yang anggotanya terdiri dari para remaja dan bahkan orang dewasa yang memproklamirkan diri sebagai klub motor namun belakangan cenderung melakukan tindakan kriminal dan kejahatan atau delinkuensi di kota Medan, telah menjadi gejala sosial yang sangat meresahkan masyarakat di kota Medan. Melalui berita dari berbagai media massa dapat kita simak aksi para geng motor banyak melakukan tindakan brutal di jalanan, dan tidak jarang pula merusak fasilitas-fasilitas umum bahkan menghabisi nyawa manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam memahami masalah, adapun yang menjadi subjek penelitian adalag geng motor RnR dan NkB yang cukup banyak jejak kriminal di kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian, pengakuan, dan kasih sayang sangat dibutuhkan seorang remaja di lingkungan keluarganya dan demikian dengan kontrol orang tua dalam memperhatikan keseharian anaknya di lingkungan sosialnya juga wajib dilakukan. Kondisi keluarga yang kurang harmonis dan kurang adanya nuansa kasih sayang didalamnya turut serta menyebabkan seorang anak terikut pada perilaku kenakalan remaja. Perlu adanya komunikasi yang intens antara pihak kepolisian, pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat agar tidak terjadi miss komunikasi antar elemen tersebut sehingga mampu bertindak secara bersama-sama dalam menangani geng motor sesuai dengan prosedur dan aturan hukum yang berlaku. Pentingnya komunikasi dan koordinasi antar elemen masyarakat yakni keluarga, sekolah, lingkungan, dan aparat penegak hukum. Komunikasi Antar Pribadi antara orangtua, guru, dan anak; Komunikasi Lintas Budaya di lingkungan, serta komunikasi Persuasif oleh aparat hukum pada pelaku geng motor wajib dilakukan.
STUDI DESKRIPTIF PERSEPSI KALANGAN AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI UU RI NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS Sakhyan Asmara; Iskandar Zulkarnain; Hatta Ridho
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.12 KB)

Abstract

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers hingga saat ini sudah berusia sekitar 20 tahun. Substansi UU ini mengatur tentang kehidupan pers, utamanya dalam mengelola kemerdekaan pers sebagai perwujudan dari hak azasi manusia. Sejak diundangkannya UU ini, maka referensi utama pers nasional mengacu kepada pasal demi pasal yang terdapat didalam UU tersebut. Sejalan dengan itu pada satu dekade terakhir tumbuh berkembang media massa sosial dan media online. Pelaksanaan fungsi media internet tersebut kurang lebih sama dengan media massa cetak maupun elektronik. Persoalan yang muncul adalah bagaimana implementasi Undang-Undang tersebut setelah maraknya era digital dan munculnya kembali semangat untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila dewasa ini. Oleh sebab itu penelitian ini ingin melihat bagaimana pandangan para akademisi terhadap pelaksanaan UU RI No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, di saat fenomena kehidupan media cetak maupun media elektronik menghadapi tantangan dari media internet yakni media sosial dan media online. Pada saat yang sama juga munculnya fenomena baru yakni kembalinya semangat untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila dengan jargon Aku Pancasila dan Aku Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Pers, Teori Komunikasi Massa, Teori Persepsi, dam Teori Tentang Implementasi Kebijakan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat akademik yaitu dosen Ilmu Komunikasi di kota Medan, dengan mengambil sampel secara sederhana (Simple Random Sampling). Untuk mengkuantifikasi data yang diperoleh, digunakan Skala Likert dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitataif dengan melakukan wawancara mendalam kepada narasumber yang dipilih secara purposif untuk mengelaborasi secara mendalam pendangan akademisi mengenai eksistensi UU No 40 Tahun 1999 serta pandangan akademisi adaptasi UU No. 40 Tahun 19999 pada perkembangan dan penetrasi media siber
Twitter dan Public Sphere: Studi Fenomenologi Tentang Twitter Sebagai Media Alternatif Komunkasi Politik Sakhyan Asmara; Febry Ichwan Butsi
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.353 KB)

Abstract

Twitter merupakan salah satu inovasi teknologi komunikasi daring yang fenomenal di abad 21 ini. Twitter dikenal sebagai penyedia layanan media sosial yang tidak hanya diketegorikan sebagai media sosial saja, namun juga mencakup sebagai mikro bloging. Dalam Twitter para pengguna diberikan kebebasan untuk menggunakan medium ini walaupun ada beberapa kebijakan dari penyedia layanan untuk dipatuhi. Imbasnya, para politisi bisa menjadikan akun Twitter mereka tidak hanya sebagai media untuk penyampaian pendapat, argumen, dan kritik. Twit dari akun mereka juga bisa membangun dialektika dengan para politisi lainnya dan menganjak pengguna Twitter lainnya untuk beradu gagasan dalam satu Twit. Proses transaksi wacana ini berlangsung dinamis, bahkan para pihak yang terlibat dapat memberikan pandangan berbentuk narasi atau memberikan gambar tertentu yang mewakili sikap mereka. Penelitian ini bersifat deskriptif, untuk menggambarkan atau memaparkan fenomena yang diteliti (Mooney dalam Baedhowi, 2001: 95). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk metode penelitian Fenomenologi. Fenomenologi merupakan upaya pemberangkatan dari metode ilmiah yang berasmsi bahwa eksistensi suatu realitas tidak orang ketahui dalam pengalaman biasa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan subjek penelitian. Untuk mendapatkan hasil wawancara yang komperehensif, maka wawancara yang dilakukan akan direkam. Pemilihan subjek penelitian akan dilakukan secara purposive sampling, yakni memilih subjek penelitian secara sengaja dan dengan pertimbangan peneliti subjek penelitian memiliki kualifikasi dan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2019. Subjek penelitian dalam wawancara yang dilakukan sepakat bahwa Twitter sangat efektif sebagai medium komunikasi politik. Penggunaan Twitter bagi mereka sangat membantu mereka menjangkau konstituennya. Hakikat keterbukaan, kebebasan, dan luasnya cakupan pengguna Twitter merupakan manifestasi dari demokrasi dan wacana yang dibangun dalam Twitter juga wujud utama media daring Twitter sebagai arena ruang publik (Public Sphere).Para politisi merasakan bahwa medium Twitter sangat efektif bagi mereka untuk menjangkau konstituen mereka sekaligus menjadi media pencitraan diri yang efektif. Komunikasi politik juga menjadi fleksibel, murah, dan bebas karena wacana yang dibangun akan bersumber dari sumber utama. Para politisi tidak harus mengandalkan media umum mainstream sebagai medium komunikasi politik mereka, yang pastinya wacana mereka akan melewati proses kerja jurnalistik yang mungkin bisa mengaburkan esesnsi dari pesan yang dibangun.