Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Terhadap Kurikulum Bainar Bainar
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 16 No 2 (2019): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1154.822 KB)

Abstract

Philosophy is' deep, systematic, radical and universal thinking in the context of the search for truth, essence or nature, about everything in the context of educational philosophy that is more urgent in considering efforts and reflecting reality in the world of education, so that the whole reflections can find truths and policies that are useful for efforts to promote the world of education itself. The object of contemplation about something here is related to Islamic education that is the object of thought, the curriculum that is a set of plans and regulations, concerning the objectives, content and learning materials, as well as the methods used as guidelines, in learning activities to help children achieve educational goals in shaping their personality to guide Islamic teachings based on beliefs and descent from the Koran and Hadith to achieve happiness in the World and the Hereafter. In this case, it includes both the curriculum as a plan and the curriculum as implementation, so that it can keep track of time.
Otonomi Pendidikan Bainar Bainar
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 15 No 2 (2018): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.595 KB)

Abstract

Sistem pendididkan yang diterapakan pada orde baru yang bersifat sentralisasi yang segala sesuatunya diatur dan ditentukan oleh pemerintahan pusat sedangkan pemerintahan daerah tidak memeiliki kewenangan untuk menentukan sendiri, kurikulim hingga kepada isinya. Tidak hanya guru dinas pendidikan pun tidak dapat mengubah peraturan yang telah dibuat. Bila terjadi perubahan dapat dikatakan sebagai melanggar aturan. Dengan berakhiranya pemerintahan orde baru lahirnya era reformasi dengan undang–undang otonomi daerahnya sekaligus otonomi pendidikan membuat ruang gerak bagi pemerintahan daerah dan bidang pendidikan yang telah bersifat desentralisasi. Pemerintahan daerah dapat memasukakan keinginan atau potensi daerahnya kedalam kurikulum pendidikan yang disebut dengan muatan lokal (mulok). Bukan saja potensi daerah bahkan memberikan peluang bagi lembaga pendidikan formal Islam pun dapat menambah bidang studi sebagai ciri khas lembaga tersebut disamping bidang studi yang telah ditetapkan pusat dan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan dan psikologi anak didik. Disamping peluang, juga terdapat suatu tantangan baru apakah pendidikan Islam mampu megisi dan memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik mungkin.
Urgensi Mendengarkan Pendapat Anak Dalam Pendidikan Islam Bagi Orang Tua Muslim Perpektif Al-quran Di Era Digital Bainar Bainar
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 17 No 2 (2020): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v17i2.143

Abstract

Every person has a period and every era has a person, this is the right term we might say in Islamic education so that parents or educators can realize that education needs to keep up with the times that exist between these generations, not impose their will and not ignore children's opinions. Everything needs to be discussed. Every child's age must experience stages in the development of both affective, cognitive, and physics motor in their life, one of which is the development of religious values. The modernization of the times has an impact on decreasing awareness of the importance of religious values ​​for children in the digital era, habituation is needed from an early age in the parents' family as teachers. Listening to children's opinions with full consideration to make decisions in the world of Islamic education is very important for parents to be able to understand their needs, complaints according to the times they are facing so that they are full of confidence in their future. If parents do not listen to their children, the child's development will be influenced by digital in choosing their view of life so that parents will regret it forever. This research was conducted to find out how important it is to implement deliberation to achieve the goals of Islamic education.
Relevansi Standar Kopetensi Lulusan Sikap Madrasah Aliyah Dengan Obat Penyakit Hati Pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziah Bainar Bainar; Taufik Helmi
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 18 No 1 (2021): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v18i1.258

Abstract

Competency standards for graduates of Madrasah Aliyah graduates are criteria regarding the level of ability regarding the attitudes that students must achieve after completing their studies at Madrasah Aliyah, namely having behavior that reflects the divinity of a believer and has noble character towards others and the universe environment, thus this attitude standard aims to produce graduates who have healthy hearts (qolbun salim) so that their lives are happy in this world and the hereafter. Humans are born into this world in a state of not knowing anything, in order to know something, Allah gave humans the potential in the form of hearing, sight and heart so that they can be educated to become human beings who have qolbun salim obedient to Allah and His messenger. But that hope is difficult to achieve because humans have been plagued with liver disease that needs to be treated. This after research is relevant to the opinion of Ibn Qayyim Al-Jauziah about liver disease drugs.
Konsep Kurikulum Pai: Analisis Kata Taghyir Dalam Al Qur’an Satri Handayani; Bainar Bainar
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.10751

Abstract

Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan  mengenai tujuan ,isi, bahan, serta cara pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui konsep kurikulum Pendidikan agama Islam analisis kata Taghyir dalam al Qur’an. Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan penelitian kepustakaan atau library research, yaitu dengan cara mengumpulkan data Pustaka yang berhubungan dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam, membacaayat-ayat al qur’an yang mengandung kata at taghyir, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Adapun hasil penelitian ini adalah kata At taghyir terdapat dalam Q.S Al-Anfal ayat 53, Q.S Ar-Ra’duayat 11, , Q.S Muhammad ayat 15, Q.S An-Nisa’ ayat 119, dalam al qur’an diulang sebanyak 4 kali. kata Attaghyir Di dalam kamus disebutkan artinya berubah. Dan taghyiir sebagai sebuah istilah adalah perubahan suatu bentuk kebentuk yang lain sebagian atau pun secara keseluruhan dari bentuk aslinya. Diantara bentuk cabangnya adalah kata tabdiil, “mengganti” dan kata tahwiil, “memindahkan”.