Gaffari Rahmadian
Jurusan Antropologi Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

JEJARING SOSIAL: MEMUPUS SEKALIGUS MENGALIENASI Rahmadian, Gaffari
Jurnal RANAH Vol 2, No 01 (2012)
Publisher : Jurnal RANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKJejaring sosial sebagai sebuah fenomena sosial yang berkembangdi Indonesia ditandai dengan kemunculan Friendster pada tahun2000-an. Maraknya jejaring sosial sebagai sebuah fenomenasosial ini tidak terlepas dari pengaruh ekonomi kapitalis yangberkembang di Indonesia sendiri yang selanjutnya membawamasyarakat Indonesia menjadi masyarakat konsumsi. Dalamanalisisnya Marx mengatakan bahwa keterputusan pekerjadari barang yang diproduksi akhirnya mengalienasi pekerjadi dalam masyarakat yang kapitalis. Lalu ketika masyarakatkapitalis tersebut bertransformasi menjadi masyarakat konsumtifbentuk alienasinya pun berubah. Hal inilah yang saya lihatdalam fenomena jejaring sosial yang berkembang di masyarakatIndonesia saat ini.Kata Kunci: jejaring sosial, alienasi, interaksi, kapitalisme
Perlindungan Sosial di Masa Krisis Pandemi Covid-19: Studi Kasus Aktor Pariwisata di Kaliurang, Yogyakarta Mulyasari, Runavia; Rahmadian, Gaffari
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No. 2 (2024): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v13i2.3303

Abstract

Kaliurang adalah salah satu tempat wisata tertua di Yogyakarta, Indonesia. Selama beberapa dekade, Kaliurang telah bertransformasi menjadi salah satu kawasan wisata tersibuk di Yogyakarta yang menjadi tumpuan hidup masyarakatnya. Wabah COVID-19 merupakan krisis paling menantang yang menghantam industri pariwisata di Kaliurang sejak erupsi Merapi pada tahun 2010. Dalam konteks wabah COVID-19, artikel ini disusun untuk memahami bagaimana COVID-19 telah menghantam masyarakat lokal yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di Kaliurang dan bagaimana mereka menghadapi krisis tersebut. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, kami mencoba memahami kondisi pelaku pariwisata di Kaliurang selama COVID-19 dan mengeksplorasi strategi dan bentuk perlindungan sosial yang membantu para pelaku pariwisata untuk bertahan. Melalui penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa kegiatan pariwisata di Kaliurang pada tahun 2020-2022 terhenti bukan hanya karena COVID-19 tetapi juga karena situasi yang disebabkan oleh erupsi Merapi. Perlindungan sosial yang ditunjukkan dalam kasus pariwisata di Kaliurang tidak berasal dari pemerintah sebagai pusat kekuasaan dan sumber daya, tetapi dari solidaritas sosial yang muncul sebagai respons terhadap kurangnya peran pemerintah. Krisis pandemi telah kembali mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai moral Jawa untuk saling berbagi dan peduli melalui harmoni dan rukun. Namun, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai perlindungan sosial dalam kajian pariwisata dan perlu adanya perlindungan sosial bagi pelaku pariwisata dalam bentuk asuransi.
Perlindungan Sosial di Masa Krisis Pandemi Covid-19: Studi Kasus Aktor Pariwisata di Kaliurang, Yogyakarta Mulyasari, Runavia; Rahmadian, Gaffari
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No. 2 (2024): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Kesejahteraan Sosial (Pusdiklatbangprof Kesos), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v13i2.3303

Abstract

Kaliurang adalah salah satu tempat wisata tertua di Yogyakarta, Indonesia. Selama beberapa dekade, Kaliurang telah bertransformasi menjadi salah satu kawasan wisata tersibuk di Yogyakarta yang menjadi tumpuan hidup masyarakatnya. Wabah COVID-19 merupakan krisis paling menantang yang menghantam industri pariwisata di Kaliurang sejak erupsi Merapi pada tahun 2010. Dalam konteks wabah COVID-19, artikel ini disusun untuk memahami bagaimana COVID-19 telah menghantam masyarakat lokal yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di Kaliurang dan bagaimana mereka menghadapi krisis tersebut. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, kami mencoba memahami kondisi pelaku pariwisata di Kaliurang selama COVID-19 dan mengeksplorasi strategi dan bentuk perlindungan sosial yang membantu para pelaku pariwisata untuk bertahan. Melalui penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa kegiatan pariwisata di Kaliurang pada tahun 2020-2022 terhenti bukan hanya karena COVID-19 tetapi juga karena situasi yang disebabkan oleh erupsi Merapi. Perlindungan sosial yang ditunjukkan dalam kasus pariwisata di Kaliurang tidak berasal dari pemerintah sebagai pusat kekuasaan dan sumber daya, tetapi dari solidaritas sosial yang muncul sebagai respons terhadap kurangnya peran pemerintah. Krisis pandemi telah kembali mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai moral Jawa untuk saling berbagi dan peduli melalui harmoni dan rukun. Namun, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai perlindungan sosial dalam kajian pariwisata dan perlu adanya perlindungan sosial bagi pelaku pariwisata dalam bentuk asuransi.